Twins

"Emangnya elo masih punya malu?" Sinis Zayn

"****. Pertanyaan macam apa itu". Jawab Rayn

*

*

Zayn Al Ghazali Ahmad dan Rayn El Jalaluddin Rumi Ahmad adalah anak dari Hussain Ahmad dan Haura Latifah. Hussain Ahmad adalah Pengusaha makanan, konstruksi dan perumahan berkebangsaan Arab-Indonesia.

Zayn dan Rayn adalah anak kembar dari pengusaha terkenal tersebut. Meski demikian, keduanya memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Jika Zayn terkenal datar dan pendiam, berbeda dengan Rayn yang sangat aktif dan cerewet. Entah dari mana sifat mereka menurun. Begitupun dengan bentuk muka mereka, meski mereka kembar Zayn dan Rayn memiliki bentuk wajah yang berbeda sehingga tidak menyulitkan kita dalam mengenalinya.

Kini keduanya telah menempuh pendidikan S1 di sebuah universitas ternama dengan masing-masing mengejar doubel degree. Zayn mengambil bisnis dan komputer, Rayn mengambil arsitektur dan Komputer. Saat ini mereka sedang di fakultas ilmu komputer mengikuti perkuliahan, keduanya juga aktif dalam berbagai organisasi intra maupun organisasi luar kampus, seperti anggota BEM Fakultas Ilmu Komputer. Itu pulalah penyebab Rayn bisa bertemu dengan Zoya tadi. Pak Samuel tadi mengajar kalkulus dikelasnya namun berhenti saat Agnes, Mamih Zoya menelponnya kalo dia ada di kampus dan ingin bertemu dengannya sekarang jika itu tidak mengganggu waktunya. Sehingga dia meninggalkan bahan ajarnya di kelas dan menyuruh Rayn membawa ke ruangannya saat perkuliahan selesai. Berbeda dengan Zayn tadi yang sedang rapat dengan para anggota BEM yang lain.

Sepeninggal Rayn dari ruangan om Samuel, mamih Agnes yang sudah memperhatikan wajah anaknya sejak melewati pintu ruangan melihat pelipis anaknya di perban langsung mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. untung saja emaknya percaya kalo dia habis jatuh gara-gara main kejar kejar dengan Felly dan Lavanya. Sampe big bos tau dia di sakiti sang pujaan hati berabe pasti urusan.

"Harus banget yah gue cedera karena mencintai elo Riyu? Bukannya rindu itu yang berat kata Dilan. tapi kok di aku jatuhnya mencintai elo hal yang terberat yah? Dua tahun lebih gue ngejar cinta elo bukannya berbalas eh ini malah dapat makian mana sekarang gue dapet bonus cidera lagi. Mencintai kamu kenapa mesti sesakit ini sih ?"Batinnya melamun.

"Zoya Evvegnia Evve. Kamu melamun? Lamunin apa sih? ada masalah? Diajak ngomong tuh sama om Sam". Kata Mamih Agnes dengan sedikit keras karena sedari tadi tidak mendengarkan ucapan Omnya.

"I am so sorry Mih, Om. Pelipisnya sedikit perih soalnya". Dusta dia.

"Mau ke rumah sakit aja?" ajak om Samuel

""Ngga usah om, udah ditangani dokter sekolah kok tadi. Lagian nggak parah parah amat". Kilahnya. " Mana ada dokter sekolah yang ada tadi yang ngobatin malah si akar Alang Alang".

Setelah urusan Mamihnya selesai, Kini mereka bersiap menjemput Pricilla di rumah David. Zoya berjalan santai di koridor kampus bersisian dengan sang Mamih. Banyak hal yang mereka obrolin termasuk mobil apa yang dikendarai Zoya ke kampus untuk menjemputnya. Jangan sampe Zoya cuman membawa Lambo miliknya. Jika iya bagaimana cara mereka menjemput Pricilla? Gak mungkin mereka akan semobil bertiga apalagi jika yang mengemudikannya adalah Zoya, siap siap sport jantung. Namun betapa terkejutnya beliau saat melihat mobil kesayangannya terpampang nyata sedang parkir cantik diparkiran kampus. Dia tidak habis pikir kalo Zoya akan membawa mobil itu ke kampus, dikiranya mobil yang akan dikemudikan sang Puteri adalah Rubicon Kuningnya. Ingin sekali dia menjewer telinga sang anak namun harus tau diri karena mereka masih berada dilingkungan kampus. Sang Mamih hanya mengomel dengan suara yang ditekan karena tidak etis di dengar orang lain. Zoya yang merasa jengah dengan ocehan sang Mamih mengangkat wajahnya hingga tidak sengaja pandangannya melihat orang yang sangat dia kenal. Yang satu adalah Rayn, mahasiswa yang bersamanya tadi ke ruangan Omnya dan satunya adalah instrukturnya dalam latihan menembak yang sedang duduk melingkar di gazebo pas disebelah mobilnya di parkir bersama dengan teman temannya sesama mahasiswa.

" Bang Sat". Teriaknya melengking yang mengalihkan semua atensi orang disana. Semua orang menatapnya dengan berbagai ekspresi entah karena teriakannya ato karena kalimat yang keluar dari mulutnya. Satria dan Rayn sendiri sudah menganga mendengar panggilan tersebut. Bahkan ada beberapa teman teman Satria yang sudah tertawa terbahak bahak karena nama panggilan yang Zoya berikan untuk Satria. Ada juga yang terang terangan mengejeknya.

Elo Di panggil Bang Sat. Hahahaha

Gila yang manggil bang Sat si cewek Porsche tadi

Nggak kaleng kaleng juga Bang Sat yang satu ini

Kok gue baru liat yah, anak baru ya guys yak?

Satria yang mengenal suara tersebut mengalihkan pandangannya ke sumber suara. " Zoya" Lirihnya. Dirinya tak menyangka gadis yang biasa ia latih menembak ada di kampusnya. Ia pun berdiri dari duduknya menghampiri Zoya dan Mamihnya. Tak lupa Salim ke Mamih kemudian beralih ke Zoya. Zoya reflek saja memeluknya yang membuat mahasiswa disana menyorakinya namun mereka bertiga cuek aja. Sudah biasa mereka dapat perlakuan seperti itu.

" Bang Sat, elo darimana aja sih udah hampir tiga Minggu nggak datang ketempat Latihan. Gue latihannya sama Om Jayden terus tau nggak?"

" Elo tuh yah nggak tau situasi banget. Sadar loh manggil gue apa tadi?"

"Bang Sat". Ucapnya tanpa rasa bersalah.

Mamih Agnes hanya tersenyum simpul mendengar panggilan anaknya ke Satria yang juga dia kenal sebagai anak sahabatnya Bima Wirawan.

" Astaghfirullah onty kok punya anak gini amat yah. Panggilan elo itu mengandung makna tersirat tau nggak. Manggil Satria aja deh daripada Bang Sat Bang Sat gitu. Kesel gue dengernya". Protes Satria

" Ya elah bang gitu doang juga. elo tuh belum jawab pertanyaan gue tadi?"

" Pertanyaan yang mana?"

"Ya elah Bang Sat. Elo kenapa nggak pernah ke JS?

" Ya Allah Ya Rabbi gitu amat panggilan sayang elo. Lagi sibuk gue Zoy Udah mau proposal soalnya. Minggu ini deh gue hadir. Ntar gue kabarin deh." jelas Satria

" Janji loh ya Bang. Gue juga nggak bisa ngobrol lama nih sama elo, nyokap mau ke rumah om Dav soalnya". Pamit Zoya dan mamihnya tak lupa dia berteriak sekali lagi. "Bye bye Bang Sat, jangan Bahagia. Eh sama Bang Rayn juga, Nice to meet you and hope to meet you in another chance, Dude. Teriaknya melambai kearah Rayn sambil terkekeh.

"Bener bener yah Lo Zoo. Dimana mana Orang itu berdoa jangan lupa bahagia elo mah doanya jangan bahagia. Untung loh good looking dan good rekening yah kalo nggak udah gue kirim loh ke Penangkaran buaya." Gerutunya.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tengah tersenyum mendengar obrolan mereka tiap kali mendengar panggilan Bang Sat, untuk Satria namun juga merasa penasaran bagaimana mungkin cewe tadi bisa mengenal saudara kembarnya.

Saat kembali ke gazebo tadi dia melihat tatapan tatapan penasaran dari teman temannya.

" Elo berdua kok bisa kenal cewek tadi sih, kenal dimana?" Tanya Darrel namun yang ditanya hanya diam.

" Kalian berdua itu ditanyain kok pada diam sih"? Kesel Niko

" Udah lama kenal sama Zoya, Bang Sat?" Tanya Rayn mengikuti julukan Zoya pada Satria.

"Elo kok malah nanya si Bang Sat sih Rayn?" Cecar Niko kepo

" Ini nih juga kunyuk satu, ngapain loh ngikutin tuh anak ngerusak nama gue pada panggil Bangsat pula". Omelnya pada Rayn dan Niko. Semua teman temannya tertawa saat Satria misuh misuh.

" Iya sisa di jawab aja kali Sat, ngga usah sewot gitu". Sambung Darrel

Kampret lu pada !

"Zoya itu teman gue, teman lama. Nyokap gue dan nyokap Zoya sahabatan".Jelasnya.

"Elo sendiri gimana Rayn?"

Semua orang menatap tak percaya pada kulkas yang satu ini. Pasalnya dia nggak pernah kepo sama urusan cewe tiba tiba ikut nimbrung aja. Siapa lagi kalo bukan Tuan Muda Zayn Al Ghazali. Semua menatapnya cengo.

"Elo nanya gue Zayn?" Tanya Rayn sambil menangkup wajah kakak kembarnya yang ditepis kasar oleh Zayn.

"CK.. biasa aja dong. Kalo nggak mau dijawab juga nggak apa apa. Nggak penting juga." Ucapnya datar. "****. Bisa bisanya gue nanya gitu." Batinnya.

" Hmm. Tadi gue nggak sengaja ketemu dia didepan saat mau ngantar mapnya pak Samuel. Dia habis ngobrol sama Taufik dan Juki. Kebetulan yang lewat gue, sekalian aja dia nyuruh tuh cewek mengekor. Namanya juga setujuan ya udah gue ajakin aja."

" Kenapa dia nggak tau? Mahasiswa pindahan yah?? Tanya Darrel.

"Kurang tau juga sih, yang gue tau dia tuh ponakannya Pak Dekan karena tadi Pak dekan ngomong gini makasih udah ngantar ponakan saya. Coba deh tanya Satria.

"Setau gue sih dia masih SMA. Soalnya pas SMP dia sekelas sama Adek bontot gue. Dan saat ini Cika masih SMA kelas 12". Tutur Satria.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!