Sepulang dari kantin Zoya yang dari toilet berpapasan dengan Citra yang dari ruang OSIS di koridor sekolah. Citra yang sedang buru buru menabrak Zoya hingga milk jus yang sedang di genggamnya tumpah dan mengotori seragamnya.
" Akhh, m..maafin Citra, Zoya. Aku nggak sengaja nabrak kamu". Ucapnya sambil berlutut melap baju seragam Zoya, bukannya bersih malah tambah kotor.
" Elo sengajakan nabrak gue?? Loh dendam sama gue karena kejadian di kantin tadi, Iya???" Sentak Zoya.
" Beneran Zoy, aku nggak sengaja. Aku..aku nggak dendam sama kamu. Aku beneran buru buru mau ke Lab kimia". Cicitnya sambil menangis.
" Gue nggak percaya sama elo. Bangun loh nggak usah drama pengen bersihin baju gue, buta loh bukannya baju gue bersih yang ada malah tambah kotor". ujar Zoya
Saat akan menarik tangan Citra, Zoya di kagetkan dengan teriakan seseorang dan ternyata orang itu adalah Riyu.
" ZOYAAA, apa apaan kamu". sentak nya sambil membantu Citra berdiri.
" Ini salah aku Riyu. Aku nggak sengaja nabrak Zoya hingga minumannya tumpah. Jadi aku berlutut meminta maaf sekalian mem....". Belum sempat Citra menyelesaikan ucapannya, Riyu sudah membentak Zoya.
" Keterlaluan kamu, Zoya. Kamu bukan Tuhan yang harus membuat orang lain berlutut memohon maafmu".
" Aku nggak minta dia berlutut Riyu. Dia sendiri yang berlutut dengan dalih bersihin seragam gue".
" Elo pikir gue percaya ucapan elo". sinis Riyu
" Emang itu kenyataannya Riyu. Eh drama queen jelasin ke Riyu apa yang sebenarnya terjadi. Gue muak liat loh selalu pura pura terdzalimi. Bisa nggak loh berhenti pura pura tersakiti *****". Sentak Zoya menarik keras lengan Citra hingga tak sengaja kuku panjangnya menggores lengan Citra.
" Sakit Zo..yaa".Lirihnya
" Astaga Citra segitu aja loh udah nangis gue cuman narik loh pelan yah, sampe muka loh kayak orang sekarat gitu !" Zoya yang hendak menarik Citra kembali dibuat berhenti karena dilerai Riyu.
"Stop ZOYAAA". Teriakan Riyu membuat beberapa siswa yang mendengarnya segera mendekati mereka termasuk Felly dan Lavanya yang sudah didalam kelas menunggu sahabat sejak tadi. Kejadiannya emang nggak jauh dari kelas mereka jadi mereka bisa mendengarnya.
"Please Zoya berhenti menyakiti orang yang gue sayang, berhenti ngejar gue, berhenti mengganggu ketenangan hidup gue dan teman teman gue. Gue muak liat muka loh, gue eneg dengan segala kelakuan loh. Apa elo frustasi karena cinta loh gue tolak hingga loh selalu menyakiti Citra kekasih ku? Jawab Zoya".
Deg
" Puas loh dibelain Riyu. Gue bener bener bakal nyakitin elo kali ini. Dasar ****** murahan". Teriak Zoya meluapkan amarahnya.
*Keterlaluan kamu Zoya !
Brak
Ia yang hendak menjambak rambut Citra terdorong oleh Riyu hingga dirinya terjatuh keluar koridor sekolah yang tingginya sekitar satu meter hingga kepalanya terantuk di taman dan darah segar mengalir di pelipisnya membuat semua orang yang melihatnya shock termasuk Riyu.
Lavanya dan Alan berlari mendekati Zoya yang kesakitan. sedangkan Felly menghampiri Riyu dan melayangkan dua kali tamparan mautnya. " Banci tau nggak elo" Ucapnya sambil mengacungkan jari tengahnya.
" Kalo sampai Zoya kenapa-kenapa gue yang bakal nuntut kalian berdua". ancamnya lalu mengikuti Lavanya dan Zoya yang dibopong Alan ke Uks.
" Elo keterlaluan Bro. Sebenci bencinya elo ke Zoya, nggak harus elo celakain juga". Ucap Gibran datar sambil menepuk lembut bahu sahabatnya. Dia juga membubarkan teman temannya yang berkerumun sebelum dilihat oleh guru mereka.
Riyu dan Citra masih shock sama apa yang terjadi. Lain halnya dengan Zoya, Alan mengobatinya dengan telaten dan hati hati. Maklum lah sengklek begini Alan juga anak PMR dan juga anak dari seorang dokter terkenal. Wajar aja dia nggak awam dengan masalah obat mengobati.
" Pelan pelan bego. Sakit tau nggak !". keluhnya pada Alan.
" Alah giliran diobati aja ngeluh. Gitu doang juga" ucap Alan.
" Ulah teman elo tuh" rutuknya dengan bibir mengerucut. Lalu tatapannya beralih ke arah ke dua sahabatnya yang sedari tadi hanya diam memperhatikannya. Zoya yang ditatap kedua sahabatnya merasa salah tingkah " elo berdua ngapain sih natap gue kayak gitu, bikin keki aja tau nggak".
" Hmm.. Gue cuman mikirin aja habis ini elo masih mau ngejar si Riyu nggak?? Siapa tau itu bisa mempercepat elo bertemu sang pencipta. Iya kan Fell ?!" Ucap Lavanya
" Bener banget beb. Baru kali ini gue liat cewek setolol sahabat kita ini. Udah di sakiti batinnya, dilukai fisiknya masih aja diam Bae kayak orang bego. Cowok kok main tangan sama perempuan. Tidak ada pembenaran untuk sikap laki laki yang suka main tangan sama perempuan apapun alasannya itu tidak dibenarkan. Harusnya tuh elo balas mereka berdua. Dimana ilmu bela diri elo yang selama ini elo tekunin, dimana keahlian menembak dan memanah elo, harusnya elo gunain semuanya tadi saat elo di sakitin bego. Papih les-in elo gitu gituan biar elo bisa jaga diri elo dari orang jahat, dari orang yang mau nyakitin elo Zoya Evvegnia Evve. Betul kata pepatah cinta itu buta. Saking elo nggak bisanya melihat karena dibutakan cinta elo nggak bisa bedain mana yang baik dan buruk beb. Sekarang pikirin sana alasan apa yang bakal elo berikan ke bonyok elo kalo mereka bertanya kenapa pelipis elo sampe luka begitu. Nggak mungkin kan elo ngomong habis di benturin pujaan hati karena membela kekasihnya. Gue kesel banget tau nggak, rasanya pengen gue bejek bejek aja si naga Jepang dan medusa itu." Kata Felly si mulut lemes menggebu gebu.
"Elo juga Lan, ajar noh sahabat elo biar bisa menghargai perempuan. Kalo emang dia nggak suka, setidaknya jangan main tangan. Masih mending Zoya cuman masuk UKS, gimana kalo sampe dia masuk rumah sakit." Omel Lavanya pada Alan
" Vanya, Felly, Alan makasih yah. Gue nggak apa kok, Thanks udah bantuin gue. Gue pengen istirahat sebentar please tinggalin gue sendiri. Gue nggak apa apa kok. Kalian kembali aja ke kelas, sekalian gue nitip absen bilang aja gue lagi sakit perut di UKS. Entar pulang sekolah gue temuin kalian berdua." pinta Zoya.
"Beneran elo ga apa apa?". Tanya Alan lagi
." Sejak kapan elo jadi perhatian gitu? Nggak usah khawatir kali gue ga bakal mati secepat itu cuman karena luka ini. Bukannya orang jahat itu berumur panjang?". Sindirnya
" Dasar bodoh". Ucap Alan sambil mentoyor jidat Zoya. Sampe akhirnya mereka bertiga memutuskan kembali ke kelas karena permintaan Zoya sendiri.
Saat teman temannya pergi, Zoya memejamkan matanya sambil merenungkan semua ucapan teman temannya tadi. Memang benar selama ini dirinya sudah sangat bodoh mengejar Riyu, padahal Riyu selalu menolaknya, memakinya bahkan sekarang sudah melukai fisiknya. Kata pujangga cinta itu semanis madu, tapi kenapa yang kurasa pahit empedu. Oh iya, aku lupa. Yang mencinta hanya aku, Riyu nggak. Aku bagai bertepuk sebelah tangan. Mencintai sendirian. Gue udah pernah berjuang sepenuh hati hingga fisik dan psikis gue terluka. Setelah ini, apa gue masih harus berjuang lagi ataukah gue harus menyerah? Apa gue sanggup menghadapi Riyu dengan segala sikap yang diberikannya ataukah gue harus bener bener pergi dan mengalihkan jalur hati ini ke tempat yang seharusnya??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments