Episode sebelumnya...
Alea yang mendengar itu menatap heran sekaligus penasaran kepada orang tuanya
###
Happy Reading and Enjoy Guys..
"Mau ngomong apa?? . " Tanya Alea.
Papa dan Mama Alea kemudian saling bertatapan seolah saling melempar kode untuk mengatakan sesuatu kepada Alea.
"Kamu harus segera menikah Alea. " Tegas Bu Dewi.
"Huhhh." Alea menghembuskan nafasnya dengan kasar, ini sudah kesekian kalinya papa dan mamanya menyuruh Alea untuk menikah.
"Kenapa kok gitu responnya?. " Tanya Oak Putra.
"Kan mama sama papa udah tau aku bakalan jawab apa, kenapa mesti nanya lagi. " Balas Alea.
"Alea!. " Pekik Bu Dewi.
"Iya mama?. " Tanya Alea.
"Kamu akan menikah, dan akan segera menikah!. " Tegas Bu Dewi, tidak ada toleransi lagi. Selama ini mereka sudah cukup bersabar melihat tinggal laku anak perempuannya itu.
"Maksud mama?. "Alea tidak mengerti, perempuan itu merasa kebebasannya akan segera di renggut.
" Mama sama Papa sudah memilih calon untuk kamu, mau tidak mau kamu harus mau!. " Ujar Bu Dewi.
"Aku udah sering bilang kalau aku gak pengen nikah, ma, pa. " Balas Alea.
"Mama dan papa juga udah sering bilang berhenti party-party nggak jelas, berhenti mabuk, berhenti hamburin uang untuk sesuatu yang nggak penting!. " Bentak Bu Dewi, emosi karena Alea terus membalas ucapannya.
"Alea ngasilin duit sendiri kok, Alea kerja dan masuk ke Universitas papa pake usaha dan nilai-nilainya Alea selama ini gak ada yang mengecewakan, kenapa mama sama papa gak gak mikirin perasaan Alea. " Oceh Alea, tidak Terima kebebasannya di renggut paksa.
"Kami melakukan ini untuk kebaikan kamu Alea, kalau kamu nggak mau, tinggal pilih menikah sama laki-laki pilihan kami, atau kamu cari tempat lain dan hidup mandiri, bekerja di tempat lain. Jangan di tempat papa kamu!. " Tegas Bu Dewi.
Mendengar hal itu Alea hanya bisa melongo, sepertinya ultimatum dari kedua orang tuanya sudah benar-benar tidak bisa di ganggu gugat.
Memikirkan dirinya akan tinggal sendirian dan mencari pekerjaan lain membuat pikiran Alea langsung di penuhi dengan tagihan-tagihan yang harus ia bayar sendiri, jika arus meninggalkan rumah orang tuanya di tambah lagi dirinya harus mencari pekerjaan di tempat lain?.
Gajinya bekerja di Universitas milik palanya sebenarnya sudah lebih dari cukup hanya saja, tabungan Alea sangat sedikit karena sering g digunakan untuk berpesta jika harus angkat kaki dari rumahnya saat ini, Alea bisa mati kelaparan di luar sana.
Namun sebuah harapan tina-tiba saja melintas di dalam otaknya yang encer.
"Aku bisa menjual emas dan berlian ku untuk hidup sambil mencari pekerjaan diluar sana, dari padan harus menikah. " Batin Alea.
"Oke aku bakalan angkat kaki dari rumah ini dan cari kerja di tempat lain. " Tegas Alea tidak mau mengalah.
Mama dan Papa Alea hanya bisa menghela nafas melihat anak mereka yang sangat keras kepala.
"Oke, silahkan pergi dari rumah ini tanpa membawa apapun, baju yang kamu gunakan itu juga di beli menggunakan uang papamu, emas, berlian, tas, sepatu dan baju-baju mahal yang ada di lemarimu sudah mama kunci dan kalau mama sama papa meninggal kamu tidak akan dapat sepeserpun warisan dari keluarga ini" Ujar Bu Dewi, ini adalah taktik terakhirnya untuk memenangkan perdebatan.
Bu Dewi kemudian memperlihatkan sebuah gantungan yang berisi kunci-kunci lemari Alea, bahkan kunci kamar dan mobilnya juga ada di gantungan tersebut.
"Hah?. " Livia sontak terparanjat kaget. Puluslah sudah harapan satu-satunya. Alea sudah tidak memiliki apa-apa lagi.
"Papa... " Alea mencoba merayu papanya agar membelanya.
"Kamu ikuti saja kata mamamu, papa yakin ini adalah pilihan yang terbaik untuk kamu Alea. " Ujar Pak Putra.
Alea hanya bisa pasrah.
"Oke, baiklah Alea akan menikah! . " Ujar Alea kemudian.Dirinya sudah tidak memiliki pilihan selain selain menuruti perjodohan tersebut.
Mama dannPapanyabkemudian tersenyum dan langsung merubabnada bicara mereka menjadi lebut kapa Alea.
"Baguslah sayang, kalau sedari tadi kamu langsung menyetujuinya, mama dan papa tidak perlu bertindak sejauh ini. " Ujar Bu Dewi sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapih
Alea bergidik ngeri melihat senyuman itu. Bu Dewi memang lebih tegas dari pada Pak Putra, Alea sendiri lebih dekat kepada papanya di banding mamanya yang sering mengomelinya seperti kakaknya.
"Yaudah siniin kunci Alea. " Pekik Alea.
"Nih." Mamanya mengembalikan kunci-kunci tersebut kepada Alea.
Alea kemudian beranjak dari meja makan menuju ke kamarnya sambil menghentak-hentakkan kaki, pertanda ia masih setengah hati menyetujui perjodohan yang di lakukan oleh orang tuanya.
"Emangnya ini zaman Siti Nurbaya? Pakek segala di jodoh-jodohin. " Omel Alea, setelah perempaun itu sampai di dalam kamarnya.
"Mana aku gak kenal lagi sama laki-laki yang mau dinikahin sama aku itu?. " Lirih Alea.
"Arrghhhh, liat aja aku bakalan pastiin laki-laki itu bakalan batalin perjodohan nya sama aku. " Ujar Lihat berbicara kepada dirinya sendiri.
Sebuah ide kemudian terlintas di dalam otaknya, Alea berniat membuat laki-laki itu mengetahui semua sisi buruknya, agar laki-laki itu membatalkan perjodohan sehingga Alea bisa kembali bebas dan menikmati hidupnya sendiri.
"Aku akan buat laki-laki itu mundur. " Lirih Livia.
Bersambung.. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments