Beberapa hari yang lalu, Bu Widia tidak sengaja bertemu dengan Bu Dewi di salah satu acara Arisan ibu-ibu kaya.
Mereka berdua yang ternyata sudah lama saling mengenal kemudian saling menyampaikan keluh kesah tentang anak-anak mereka.
"Ah anakku sekarang sedang menjalankan bisnis keluarga kami, usianya sudah hampir 33 tahun, aku sedikit khawatir anakku itu akan kesulitan bertemu dengan jodohnya karena terlalu sibuk bekerja. " Curhat Bu Widia.
Bu Dewi yang mendengar curahan hati Bu Widia pun segera menimpali.
"Memangnya anakmu itu juga belum menikah?. " Tanya Bu Dewi.
"Iya belum, seandainya saja ada perempuan dengan latar belakang yang jelas yang ingin menikah dengannya, pasti akan langsung ku nikahkan anak itu. " Ujar Bu Widia.
"Hmm boleh tidak aku melihat poto anakmu?. " Ujar Bu Dewi kemudian.
Bu Widia mengeluarkan ponsel dari tas Hermes nya dan memperlihatkan poto anak laki-lakinya, Andika.
"Wuah, tampan juga, akan cocok dengan Alea. " Batin Bu Dewi.
"Hmm, kenapa tidak kita jodohkan saja anak kita. " Ujar Bu Dewi kemudian.
Mendengar hal itu Bu Widia langsung merespon dengan antusias.
"Beneran? Tapi tau sendirikan anakku itu pasti sangat membosankan karena hari-harinya hanya di penuhi dengan pekerjaan, aku ragu anakmu yang sangat ceria itu mau. " Balas bu Widia yang beberapa kali memang pernah bertemu dengan Alea.
"Itu bisalah di atur, saya akan bicara terlebih dahulu dengan papanya, kalau dia setuju urusan perasaan anak-anak kita bisalah di atur, aku saja dulunya waktu baru di nikahkan dengan Putra tidak langsung jatuh cinta kepadanya tapi seiring waktu perasaan itu tumbuh karena sering bersama dan jadilah anak-anak itu dari buah cinta kami. " Oceh Bu Dewi panjang lebar.
"Hahahah iya yah, aku sangat waktu pertama kali bertemu kalian di acara pernikahanmu 34 tahun yang lalu, kau dan Putra terlihat sangat canggung, bahkan aku ragu apakah malam pertama kalian malam itu berlangsung dengan lancar?. " Balas Bu Widia dengan nada menggoda.
"Oh tentu saja tidak, kami butuh berbulan-bulan untuk melakukan itu, hahaha. " Balas Bu Dewi sambil tertawa malu mengingat-ingat masa lalunya.
"Jika dinikahkan dengan Alea, hidup Andika mungkin akan lebih berwarna mengingat anak perempuanmu itu sangat ceria dan pandai membangun suasana. " Ujar Bu Widia memuji Alea.
"Ahahaha, tentu saja mereka akan jadi pasangan yang serasi. " Balas Bu Dewi.
"Aku akan menunggu kabar baik darimu Dewi, tolong segera hubungi aku dan kita akan langsung mengadakan pertemuan keluarga jika anak-anak sudah setuju. " Tutur Bu Widia kemudian.
"Baiklah, aku akan menghubungimu secepatnya, Widia. " Balas Bu Dewi.
Kedua teman lama itupun mengucapkan salam perpisahan, setelah acara arisan selesai di laksanakan.
Beberapa waktu kemudian. Bu Widia yang sudah sampai di rumahnya langsung masuk ke ruang kerja anak laki-lakinya.
Andika terlihat sedang membaca sebuah buku, namun aktivitasnya segera ia hentikan karena melihat mamanya masuk.
"Andika... " Sapa Bu Widia.
"Hmm, mama? Mama dari mana saja? kenapa baru pulang? " Balas Andika.
Bu Widia yang keasikan mengonrol dengan Bu Dewi hingga lupa waktu dan melewatkan makan malam bersama keluarganya.
"Tadi mama berbincang-bincang sebentar dengan istri teman lama papamu. " Jelas Bu Widia.
"Oh begitu. " Balas Andika, mengangguk.
"Andika.. " Panggil Bu Widia lagi.
"Apa lagi ma?. " Jawab Andika.
"Hmm mama kayaknya udah mau momong cucu lagi deh, kayaknya bagus kalau rumah kita yang sepi ini ramai. " Ujar Bu Widia to the point..
"Sepi apanya ma? Orang pelayan mama kayaknya aja ada 10 orang lebih. " Balas Andika.
"Ya itukan orang-orang dewasa maksud Mama kan anak-anak kecil Dika. " Tutur Bu Widia.
"Suruh saja Agnes mengirim anak-anak nya kesini. " Balas Andika menyebutkan nama kakaknya.
"Agnes? Ya gak bisalah Dika, mereka harus tetap tinggal disana karena suaminya kakak kamu usahanya lagi berkembang disana, emangnya kamu pikir gampang misahin seorang ibu dengan anak-anak nya, lagian anak-anak nya kakak mu itu udah besar semua. " Oceh Bu Widia.
"Ya kan katanya mama ngerasa sepi karena gak ada anak kecil, bilang aja sama Agnes bikin anak lagi yang banyak. " Ujar Andika.
"Kamu tuh gak peka-peka yah, mama maunya kamu yang ngelahirin anak buat mama. " Ujar Bu Widia.
Andika mengernyitkan wajahnya.
"Aku gak bisa hamil mama, aku ini tuh laki-laki bukan perempuan, gak bisa ngasih mama cucu dari perut Andika, ada-ada aja mama ini. " Balas Andika.
"Ya ampun Dika, maksud mama itu kamu mestinya udah nikah, terus istri kamu ngasih mama cucu gituloh. " Jelas Bu Widia.
"Oh hahaha, lagian mama sih ngomongnya gak di perjelas. " Balas Andika sambil terkekeh pelan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments