"Ayo, Bi. Aku sudah siap!"
Deg!
Wanita paruh baya itu menoleh ke asal suara. Wajahnya merah padam seketika saat Risma tetap memakai pakaian biasanya.
Tangannya menepal erat dengan mata melotot melihat Risma.
"Risma!!!!!!!"
Huuffftttttt...
Pengang dah telingaku!
Risma menatap datar pada Bibinya. "Kamu itu tuli atau apasih. Huh??" katanya sembari menarik telinga Risma dari sebalik hijabnya.
"Aduh.. Duhh.. Sakit bibi! Kalau Bibi ingin membawaku ke suatu tempat, maka Bibi biarkan aku memakai baju ini atau aku tidak ikut sama sekali!" tegasnya yang membuat wanita tua itu semakin kuat menarik telinga Risma.
"Ya Allahh.. Perihnya.." lirih Risma tanpa suara.
Dari arah luar masuklah Paman Risma yang baru saja selesai berbicara pada seseorang.
"Ayo Bu. Orang itu ingin menemui kita malam ini di restoran melati. Ayo, bersiaplah." Ucap Paman Risma segera melewati kedua orang yang saat ini masih saja bergelut dengan telinga itu.
"Huh. Selamat kamu anak sialan!" ketusnya menghempas Rima hingga jatuh tersungkur ke lantai.
"Astafghfirullah ya Allah.. Haduuhh.. Perih banget sih telinga aku? Dasar nenek-nenek peyot!" umpat Risma sambil berdiri dan menuju ke teras rumahnya untuk menunggu dua paruh baya itu.
Sementara di tempat lain.
Seorang pemuda menghembuskan nafas berat saat mendapat dua telepon sekaligus. Satu dari rumahnya dan satu lagi dari seorang paruh baya yang ia temui tadi siang dalam keadaan tidak berdaya.
"Huufffttt.. Berat sekali ujian mu ya Allah.. Kakak. Abang harus apa? Mak sangat ingin memiliki ccucu dariku. Sedang istriku tidak mau hamil. Gimana mau hamil, kalau pernikahan ini hanya status saja? Demi menutupi aibnya, aku yang menjadi tumbalnya! Jika bukan karena ayahnya, aku tidak sudi menikahi wanita ja lang sepertinya. Astaghfirullah ya Allah.. Beri hamba mu ini jalan keluar. Aku butuh seorang istri yang bisa menjadi tempat keluh kesahku. Tempatku bermanja dan berbagi kasih dengannya. Andai.. Engkau mengirimkan seseorang untukku yang lebih dari istri pertamaku. Maka aku rela harus menikah untuk yang kedua kalinya."
"Pernikahanku dengan Dilla tidak seharmonis yang orang lihat. Nyatanya ketika kami berada di dalam rumah, aku dan dirinya tidur terpisah dan sibuk dengan kehidupan masing-masing. Ya Allah.. Kirimkan seorang istri untuk ku persunting dengan cara yang halal.." lirihnya dengan mata terpejam.
"Hufffttt.. Aku harus menemui Dilla dulu untuk membicarakan hal ini." Imbuhnya dengan segera mengambil ponsel dan mendial nama Dilla disana.
Panggilan terhubung, tetapi sangat lama diangkat. Hingga ia ingin mematikan ponselnya sambungan itu diangkat.
"Eghh.. Uh.. Honey.. Apa!" ketusnya
Pemuda tampam mirip Bunda Zizi itu menghela nafasnya setiap kali mendengar lenguhan dari seberang ponsel istrinya. Lebih tepatnya istri yang hanya status saja.
Sedang dirinya bersenang-senang dengan banyak lelaki diluar sana.
"Aku akan menikah lagi sore ini!" katanya dengan spontan membuat suara di seberang sana hening.
"Setuju tidak setuju. Aku tidak peduli. Lagipun pernikahan ini hanya status untuk kita berdua. Aku butuh seorang istri yang bisa memenuhi semua kebutuhanku. Dan itu bukan kamu. Sore ini, aku akan menikah dengan atau tanpa persetujuanmu!"
Suara dibalik ponsel itu terkekeh, "Terserah padamu Dokter Artafariz! Semua itu tidak ada hubungannya denganku! Jika kamu ingin menikah lagi, silahkan! Aku tidak akan menghalangimu! Tapi ingat, jangan bawa wanita itu kerumahku! Rumah itu rumahku! Rumah yang sengaja ayahku berikan untukku. Bukan untukmu! Jadi.. Jangan coba-coba membawanya dan tinggal disana!" jawabnya dengan nafas memburu karena sibuk dengan tugasnya.
Sesekali terdengar suara lenguhan yang terdengar jelas di telinga Arta. "Baik. Aku akan menikah sore ini. Dan untuk rumah. Kamu tenang saja. Gaji ku sebagai seorang dokter bedah cukup untuk membeli rumah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam! Aku akan pulang untuk mengambil semua barangku. Karena setelah ini aku tidak tinggal dirumah mu lagi!"
"Baguslah kalau kamu sadara diri! Ughh.. Ah.. Honey.. Yes! Faster! Ugghh.."
Tut!
Arta sangat geram dengan kelakuan istri statusnya ini. "Sekali ja lang tetaplah ja lang! Tidak akan pernah berubah! Lihat saja nanti! Aku akan segera meluruskan semua ini dan menceraikan mu!" geramnya dengan segera bangkit dan menuju restoran Melati dimana lelaki paruh baya yang ia tolong ingin bertemu disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor
2023-03-05
5