Kedua orang itu tersentak mendengar ucapan sarkas Arta yang memang tepat sasaran. Arta melirik gadis itu dengan senyum tipis terulas di bibir tampannya.
"Tapi Pak Dokter! Bukan itu maksud kami-,"
"Dengarkan saya baik-baik! Saya tidak akan menerima jikalau anda menjadikan keponakan Anda sebagai jamainan untuk saya! Demi ingin menguliahkan kedua anak anda menjadi hebat, anda harus mengorbankan anak yang lain! Saya tidak terima itu! Tetapi saya akan bebaik hati menolong anda dengan syarat."
Kedua orang itu saling pandang, "Syarat apa Pak dokter? Jika bisa, akan saya lakukan! Katakan. Asal anda bisa menolong saya! Saya butuh uang dokter! Tolong.." pintanya dengan sangat.
Wajah itu begitu mengiba saat ini. Sangat terlihat jelas dimata Arta jika keduanya sedang berpura-pura.
Arta merasa geram dengan kedua orang ini. Baru ia tahu jika kedua orang itu sengaja ingin menjual anak gadisnya demi kepentingan anaknya yang lain.
Arta sangat geram dengan kedua orang itu. Ingin sekali Arta menghajar kedua orang itu. Tetapi ia memilih bersabar karena ia sudah memiliki rencana lain untuk kedua orang itu.
"Oke. Saya sudah memutuskan jika syarat yang harus kalian penuhi sangat mudah."
Keduanya masih menunggu dengan harap-harap cemas. Karena kali ini keduanya salah mengambil terget.
"Saya bersedia membiayai kedua anak Anda. Tetapi saya tidak akan memberikan uangnya kepada kalian. Saay sendiri yang akan membayarnya. Saya harus bersikap waspada saat ini. Karena banyak sekali orang mengakui dirinya sedang kesusahan tak tahunya mereka berniat ingin menipu."
Deg!
Deg!
Kedua orang itu menelan salivanya sangat sulit. Tubuh Bu Halimah bergetar. Arta tahu itu. "Maka dari itu, berikan alama kampus kedua anak kalian. Dan pertemukan saya langsung dengan kedua anak kalian. Jika terbukti kalian berbohong, maka saya akan menjebloskan kalian berdua ke penjara dengan kasus penipuan!"
Dddduuuaaarrrr...
Keduanya tersentak kaget saat mendengar ucapan Arta. Wajah mereka memucat seketika. Saking pucatnya sudah seperti mayat hidup. Arta tertawa jahat dalam hati.
"Kalian ingin menipu saya? Heh! Mimpi! jangan panggil saya dokter Artafariz Abbas syahputra! Jika saya tidak bisa menekan kalian berdua! Ayo, kita lihat. Sampai dimana pertahanan kalian berdua! Cih! Dasar penipu kaleng rombeng!" dengus Arta dalam hati.
Wajah tampan itu mendadak dingin datar seketika. Membuat kedua paruh baya itu semakin ketakutan saat ini.
Kedua orang itu duduk dengan gelisah. Tetapi Arta tetap tenang walau dengan tatapan tajamnya.
"Bagaimana? Kalian sanggup memenuhi syarat dari saya?" tanya Arta lagi masih dengan wajah dinginnya.
Kedua orang saling lirik.
Gimana Pak?
Nggak tahu Bu. Kalau jujur, kita keyahuan bohong. Kalau nggak jujur, kita pun akan dikejar dan di jebloskan ke penjara!
Terus? Kita harus bagaimana?
Bingung Bu. Buah simalakama ini. Ck. Kenapa juga tadi siang harus bertemu dengan dokter sialan ini! Tahunya gini 'kan lebih baik tidak usah menekannya tadi?
Gimana dong Pak? Cari jalan keluarnya atuh. Ibu nggak mau masuk penjara. Apa kata kedua anak kita nanti? Yang ada mereka akan sangat kecewa sama kita!
Pak? Ayo!
Diam kamu Bu! Aku sedang pusing ini!
Keduanya saling lempar tatapan dan berbicara melaui bahasa isyarat. dan pergerakan keduanya Bisa diketahui oleh Arta dengan mudah.
Arta berdecak sebal membuat keduanya menoleh bersamaan pada Arta. "Kalau kalian bersedia, saya akan mengurus segalanya. Dan Jika tidak, saya akan menjebloskan kalian ke penjara!"
Lagi dan lagi kedua orang itu semakin bergetar tubuhnya.
"Bisa mati berdiri aku berhadapan dengan dokter sialan ini. Lebih baik mengataknnya Urusan benar atau tidak, nomor seratus!" Batin lelaki paruh baya itu berkecamuk dalam rasa ketakutan yang tiada tara.
"Ba-baik. Ka-kami akan mengatakannya kepada anda. Terus? Bagiamana dengan-,"
"Kalian tidak usah kahwatir. Malam ini saya Artafariz ingin melamar keponakan anda untuk menjadi Istri saya! Saya tidak mau hidup dalam bergelimang dosa seperti yang anda berdua lakukan!" sindirnya telak, membuat kedua orang itu menciut dengan bibir memucat. "Maka dari itu saya lebih memilih jalur aman dengan cara menikahi keponakan anda malam ini dan disini juga! Bagaimana? Kalian setuju? Atau-,"
"Ba-baik, baik Pak Dokter! Kami menerima lamaran anda. Dan kami akan mempersiapkan anak kami yang bernama Risma malam ini juga. Iya kan bu?" tanya nya meminta persetujuan sang istri.
"Benar Pak dokter! Kami setuju. Lebih baik menikah dari pada tidak. Hah iya. Menikah."jawabnya gugup.
Arta mengulas senyum tipis karena rencananya berhasil. Ia menatap gadis belia yang semakin gelisah duduk disana.
Yok mampir di karya othor satu lagi. Ini kisahnya Abangnya arta yang bernama Syakir.

Ceritanya seru loh.. Othor juga akan mengadakan give awaynya disana nanti. Cus kepoin!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor bagus arta kamu emang keren
2023-03-06
4