"Sayang nanti saja." Putri kembali membalik tubuh Harry.
"Jangan sembarangan Putri, dia bisa melihat apa yang ayah dan mamahnya lakukan, aku tidak mau dia bertanya yang tidak tidak pada ku." Azka melepaskan tangan Putri dari tubuh nya.
"Jangan jangan kamu sudah selingkuh dari ku? Kamu selingkuh sayang, kamu tidak mau menyentuh ku lagi?"
Harry membuang nafasnya dengan kasar, Putri benar-benar memancing amarahnya.
"Aku selingkuh? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada mu, aku yang curiga jika kamu selingkuh dari ku. Tidak ada waktu untuk aku selingkuh, aku sibuk dengan pekerjaan ku, dengan anak kita, jangan pernah berpikir aku selingkuh dari mu. Untuk sekarang tak ada niat untuk ku selingkuh dari mu, walaupun kamu sudah tidak peduli dengan keluarga ini, aku masih ingin mempertahankan rumah tangga kita."
Harry kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Aku bukan tidak peduli dengan kalian, aku ingin mengumpulkan uang yang banyak untuk masa depan kita," ucap Putri.
"Sudah Putri, aku tidak ingin berdebat dengan mu. Lebih baik kamu masuk kamar dan istirahat lah," kata Harry.
"Kami benar-benar sudah tidak bernafsu pada ku?"
"Putri sudah, jangan bertanya yang tidak tidak aku nafsu pada mu, aku ingin setiap hari menghabiskan waktu dengan mu, sudah jangan bertanya lagi, sekarang istirahat lah. Sebenar lagi makanan ini matang," ucap Harry.
"Kamu ambil Vito, aku yang melanjutkan ini," kata Putri.
"Kenapa tidak dirimu saja," tanya Harry.
"Dia tidak akan kau aku sentuh, aku akan kembali mendekati nya."
"Ya sudah, lanjutkan lah." Harry meninggalkan Putri sendiri.
"Walaupun usianya sudah 35 tahun dia masih tampan saja ya, sudah tampan gagah lagi, beruntung sekali aku menikah dengan nya," batin Putri.
Putri tidak tau saja suaminya sekarang sudah menjadi incaran wanita lain.
Harry berjalan masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat Vito masih asik bermain mainan karet nya. Memang kalau sudah di air Vito tidak akan pernah bosan.
"Ayo naik, sudah terlalu lama."
"Ayah…" Vito langsung keluar dari dalam bathup, ie memang sudah menunggu sang ayah sedari tadi.
"Sayang mamah sudah kembali," ucap Harry.
"Mamah? Aku tidak ingin berbicara dengan mamah," kata Vito.
"Tidak boleh begitu, anak pintar ayah harus menghormati mamah." Harry mencium wajah menggemaskan Vito, memang tidak heran kenapa Vito bisa seperti itu, dari Vito lahir sampai sekarang hanya ia yang memberikan kasih sayang yang cukup untuk Vito.
"Ayah handphone ayah."
Harry mengabaikan Handphone nya yang berbunyi, ia tidak akan mengangkat panggilan dari siapapun ketika sedang seperti ini, ada ia jauh dari yang namanya handphone.
"Ah kenapa dia tidak mengangkat telepon dari ku," ucap Dian dengan wajah yang kesal, ia terkejut Harry tiba tiba sudah mengirimkan uang tanpa mengkonfirmasi apapun kepada dirinya..
Setelah memakai kan Vito pakaian Harry langsung membawa Vito ke ruang makan untuk makan malam bersama.
"Kamu mengantuk sayang," tanya Harry.
"Iya."
"Ya sudah setelah makan kamu tidur ya," ucap Harry.
Setelah Vito tidur nanti Harry gunakan untuk membicarakan hal penting bersama dengan Putri, jika semakin di biarkan Harry tidak yakin ia sanggup menjalin rumah tangga bersama dengan Putri.
"Sayang anak mamah." Putri langsung memeluk Vito, tetapi Vito tidak sedikitpun membalas pelukan dari Putri.
"Ayo makan," ucap Harry.
"Iya." Walaupun Putri sedikit kesal dengan Vito, Putri tetap berusaha tenang, ia tidak ingin membuat Vito semakin takut padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments