Di Cafe Dian tersenyum puas mendapatkan pesan dari pria idaman nya, ia sangat senang Harry langsung mengirimkan pesan padanya, jarang sekali pria beristri mau seperti ini, mungkin karena ia sudah sangat baik pada Vito dan Harry juga sedang mengalami kekosongan hati..
"Aku akan mengirimkan nomor rekening ku langsung," ucap Dian.
Sayang nya nomor Harry sudah tidak aktif, hal itu membuat kesenangan Dian mendadak menghilang, karena Harry sudah tidak aktif Dian memutuskan untuk bekerja saja, ia berharap malam nanti Harry aktif dan merupakan berdua bisa saling mengirim pesan.
Harry dengan Vito dalam perjalanan ke apartemen, mereka berdua tidak memiliki rumah di kota ini. Mereka berdua pendatang dari kota sebrang dan Harry memutuskan untuk membeli apartemen saja, ia tinggal bersama hanya dengan Vito, istri nya masih tinggal di kota sebrang, dan akan datang sewaktu-waktu tanpa Harry ketahuu kapan.
Sang istri seorang model ternama yang mementingkan karir modelnya dari pada anak dan istri nya. Hal itu lah yang membuat hubungan Harry dengan istri nya tidak baik, Vito juga sudah lupa siapa mamahnya karena jarang sekali bertemu dengan sang mamah, ia benar-benar tidak pernah menganggap mamahnya lagi.
"Sayang kata mamah, mamah akan datang ke apartemen kita," ucap Harry.
"Vito tidak mau bertemu mamah," ujarnya sambil memakan jajanan yang Dian beli tadi.
"Sayang tidak boleh begitu, ayah selalu berkata pada Vito, mau bagaimanapun mamah tetap mamah Vito," ucap Harry sambil mengusap kepala Vito.
Sesampainya di apartemen mereka berdua memilih untuk bersantai, Harry memeriksa Handphone nya sedangkan Vito duduk di pangkuan Harry sambil menonton televisi, ini kegiatan yang biasa mereka lakukan, setelah ini keduanya akan mandi kemudian barulah mereka berdua akan main bersama, Harry selalu berusaha mempunyai waktu untuk anaknya, ia tidak mau Vito juga kehilangan kasih sayang dari nya.
"Oh dia sudah mengirimkan nomor rekening nya, kalau aku tanya berapa pasti akan kemana mana." Harry memilih untuk mengirimkan uang langsung tanpa bertanya terlebih dahulu pada Dian, ia mengirim uang yang di rasa cukup untuk mengganti uang Dian yang terpakai tadi.
"Sayang mandi yuk."
"Ayo.. Kita mandi bersama sama." Vito tampak bersemangat sekali.
Mereka berdua pun jangan masuk kok dalam kamar, kalau sudah mandi Vito memang yang paling bersemangat, ia sangat senang sekali bermain air di dalam bathup.
Di dalam kamar mandi Harry mengisi bathup dengan air hangat, kemudian ia memasukan sabun dan mainan karet bebek, barulah Vito masuk ke dalam sana. Sedangkan Harry langsung mandi di bawah shower, ia tidak bisa lama lama mandi karena harus membuat makan malam untuk Vito.
"Ih ayah tidak malu," ucap Vito.
"Vito kan sudah ayah katakan jangan asal masuk ke sini." Harry langsung membalik tubuh nya, ia tidak mau Vito melihat dari pada ia berasal.
Vito langsung membandingkan miliknya dengan milik sang ayah, ia bingung kenapa bentuk, ukuran dan sesuatu yang berbeda.
"Ayah punya Vito tidak ada kepala nya, terus tidak ada rambutnya."
Harry membuang nafasnya dengan kasar memang anak sesuai Vito memiliki rasa ingin tau yang sangat tinggi.
"Kamu masih kecil sayang, nanti kalau kamu sudah seperti ayah, milik kamu juga akan sama seperti ayah. Sekarang kamu main air dulu ya, ayah mau masak makan malam untuk kita berdua," ucap Harry.
"Oke."
Harry menyelesaikan mandinya, ia hanya membutuhkan waktu sekiura 5 menit untuk mandi. Dengan hanya menggunakan celana pendek Harry langsung mulai bertempur di dapur, memasak hal yang baru ia pelajari, selama lajang Harry tidak pernah memasak, karena memasak menurut nya hal yang harus di lakukan wanita. Tetapi setelah mempunyai anak Harry merubah mindsetnya.
Ia berpikir selain menjadi ayah yang baik Haryy juga merangkap menjadi Ibu yang baik, walaupun Vito tidak mendapatkan kasih sayang dari ibunya langsung haryy bertekat untuk menggantikan posisi seorang ibu, ya walaupun tidak akan bisa sepenuhnya ia lakukan.
"Apa kabar sayang." Seseorang wanita memeluk Harry dari belakang, hal itu tidak membuat Harry tekejut, ia sengaja tidak mengunci pintu apartemen agar istri nya bisa langsung masuk ke dalam.
"Sudah 1 bulan, bukan nya kamu janji hanya 2 minggu," ucap Harry.
"Maaf sayang aku mendapatkan banyak job, sekarang kan aku sudah pindah agensi ke Singapura."
"Putri anak kita sampai melupakan kamu, bagaimana seorang anak melupakan mamahnya sendiri," ucap Harry.
Putri membalik tubuh Harry dan langsung mencium bibir Harry dengan ganasnya, wanita ini tau bagaimana cara membuat Harry berhenti membahas hal yang tidak ia sukai. Harry pria normal dewasa yang memerlukan sentuhan seorang istri, tidak heran ia langsung takluk ketika Putri mencium nya.
"Dimana dia," tanya Putri.
"Masih mandi."
"Kita main cepat," ucap Putri.
"Tidak bisa, aku harus masak untuk dia." Harry kembali membalik tubuh nya, tatapan mata Harry pada Putri sudah berbeda, Putri dapat merasakan hal itu, tetapi ia tidak peduli karena karirnya tetap nomor satu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments