Setelah membelikan berbagai macam makanan dan jajan yang Vito inginkan, Dian langsung membawa Vito ke ruangan ayahnya, ini akan menjadi kesempatan besarnya untuk mendapatkan apa yang dirinya inginkan.
"Vito kamu dengan ayah kamu dekat," tanya Dian.
"Dekat, tapi ayah sangat sibuk," jawab Vito.
"Kamu mau main dengan kakak setiap hari tidak," tanya Dian.
"Mau… Kakak cantik sekali, sudah begitu baik pula," jawab Vito.
"Oh sudah pasti, kakak memang cantik." Dian cukup senang dengan Vito, Vito tidak seperti anak seumuran lainnya, selain ayahnya ternyata Vito memiliki pesona tersendiri.
"Ayahnya taman sekali, anaknya mengemaskan, semoga ibunya sudah tidak memiliki harapan. Hahaha aku siap menggantikan posisi nya." Dian tersenyum sendiri membayangkan bagaimana kehidupan nya bersama dengan Vito dan Harry.
Di depan pintu ruangan Harry jantung Dian semakin tidak tenang, ia belum pernah seperti sebelumnya, jatuh cinta dengan Harry seperti anugrah yang datang di tengah kekeringan hatinya.
"Ayah.." Vito berjalan masuk ke dalam ruangan ayahnya.
Di ikuti Dian dari belakang Vito, ia membawa makanan dan jajan yang Vito beli tadi.
"Eh.." Harry terkejut dengan kedatangan mereka berdua, ia yang sedang terlanjanh dada langsung memakai pakaian nya kembali.
"Seksi." Dian benar-benar takjub dengan bentuk tubuh Harry, walaupun sudah mempunyai anak Harry sangat hot seperti anak abg 20 tahunan.
"Sayang kenapa tidak panggil ayah dulu," ucap Harry.
"Maaf ya Dian, benar nama kamu Dian?"
"Iya Pak benar, tidak masalah pak, saya suka kok," ucap Dian.
"Ha??"
"Eh tidak pak, ini anak bapak banyak jajan, beruntung saja banyak uang."
"Oh iya habis berapa, saya transfer sekarang," ucap Harry.
Inilah kesempatan yang ingin Dian manfaatkan dengan baik, ia akan mendapatkan nomor Harry agar bisa terus berhubungan dengan Harry.
"Maaf pak saya tidak ingat nomor rekening saya dan saya tidak membawa handphone, bapak bisa catat nomor saya setelah itu bapak chat saya, nanti kalau saya sudah di cafe akan mengiringi nomor handphone saya."
Harry diam sejenak, ia seperti tahu dian rencanakan. Tetapi karena ia memiliki hutang pada dian dirinya tidak bisa apa-apa selain mencatat nomor yang Dian berikan kepadanya. Lagi pula dian sudah sangat baik kepada anaknya yang terbilang cukup aktif.
"Sudah.. Nanti kamu kirim saja nomor rekening aku nomor yang ini ya."
"Oke pak kalau begitu saya pamit untuk pulang. Bye bye Vito sampai berjumpa lagi." Dian pergi meninggalkan ruangan itu.
"Bukannya dia ada kelas lagi setelah ini, kenapa dia pulang ya. Untuk apa memikirkannya, setelah hutang pulang sepedanya aku tidak akan berhubungan lagi pada wanita itu." Haryy memiliki filsafat yang tidak baik pada Dian.
"Ayah mau mamah seperti kakak itu." Vito memeluk pagi haryy.
"Kenapa kamu seperti, kan kamu sudah punya Mamah di rumah." Haryy mengerutkan dahinya, dirinya bingung kenapa Vito tiba-tiba mengatakan hal itu.
"Mau mamah seperti kakak itu, mamah di rumah tidak sayang Vito."
Haryy tersenyum kecut pada Vito, ia mempertahankan pernikahannya agar Vito tetap mempunyai mamah, tetapi Vito sendiri tidak mendapatkan kasih sayang dari mamahnya, ia seperti percuma menahan sakit dan memperhatikan pernikahan nya.
"Apa masih bisa pernikahan ini bertahan, aku sudah tidak kuat. Tapi masih ada Vito yang memerlukan sosok ibu," batin Harry.
Dian berjalan keluar dari kampus dengan wajah yang sangat senang. Ia tersenyum dengan lebar mengingat dirinya sudah mendapatkan nomor dosen tampan itu.
"Kamu akan jadi milikku tampan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments