Elena masuk ke kamar nya, dia baru saja selesai menyiapkan makan malam bersama mami nya.
Karena lelah, Elena pun memutuskan beristirahat sebentar di kamar seraya memeriksa ponsel nya.
Ketika dia membuka ponsel, betapa terkejut nya gadis itu melihat 50 panggilan tak terjawab dari Rose, dan Lisa.
"Ya ampun, kenapa gue lupa ada janji nongkrong bareng mereka" pekik Elena menarik rambut nya sendiri.
Elena menghubungi Rose, dia harus meminta maaf karena telah melupakan janji mereka.
"Hallo Elena, Lo di mana? kita udah nunggu Lo 2 jam di sini. Kenapa Lo gak datang datang??"
Elena menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia tidak mau suara melengking Rose memecahkan gendang telinganya.
"Sorry Rose, gue lupa. Soalnya baru lihat ponsel ni. Mami sama papi gue udah balik. Terus teman nya mau datang ke rumah" terang Elena jujur.
"Bege, tahu gitu kita gak bakal nunggu Lo!"
"Iya iya maaf, gue lupa mengabari kalian karena terlalu senang menemukan mami di rumah" kekeh Elena di ujung kalimatnya.
"Yaudah deh, besok Lo harus bangun pagi sebagai gantinya. Kita akan ke taman kota!"
"Ngapain?" tanya Elena heran.
"Yah lihat cogan berlari lah, ngapain lagi. Biar status jomblo Lo itu berubah menjadi berpacaran"
Gelak tawa Rose terdengar jelas di sebrang sana. Elena juga dapat mendengar suara Lisa di sana.
"Gimana, setuju gak???"
"Iya deh gue setuju. Tapi gue gak janji yah, jam berapa bisa bangun!" ucap Elena pasrah. Di hari Minggu, gadis ini paling susah bangun pagi. Dia biasanya bangun pukul 10.
"Yaudah, kita bakalan bangunin Lo. Oke bye.."
Klik.
Huh..
Elena tidak bisa beralasan lagi, dia harus menerima nasib nya. Besok hari libur, dan dia tidak bisa menikmatinya.
"Baiklah, gue gak akan nolak karena ini nasib gue punya teman kaya mereka!"
Elena menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas ranjang.
Ternyata memasak di dapur itu tidak semudah yang di bayangkan. Tubuh lumayan terasa lelah meski hanya 1 jam saja.
Tanpa gadis itu sadari, dia pun tertidur.
Cukup lama Elena tertidur, Bianca pun datang untuk membangunkan putri tidurnya itu.
Setelah pergi ke kamar, dan tidak kembali lagi ke bahwa. Bianca sudah menebak bahwa putrinya pasti tertidur.
Dan sekarang lihat lah. Apa yang dia katakan itu benar. Putrinya tengah tertidur dengan posisi menelungkup.
"Dasar pemalas" gemas Bianca menggoyang goyangkan bahu putrinya.
"Sayang, bangun...Kamu harus segera mandi. Wajah mu berminyak jika tidak di cuci habis masak sayang" ujar Bianca terus mencoba membangunkan putri kesayangan nya.
"Sayang..." Panggil Bianca mulai kehabisan kesabaran. Putrinya terlalu sulit untuk di bangunkan.
Bianca berkacak pinggang, menatap putrinya yang hanya menggeliat pelan saat dia bangunkan.
"Baiklah, ini kamu yang mau ya honey. Bukan mami yang memikirkannya"
Bianca masuk ke dalam kamar mandi putrinya. Dia tidak melihat gayung di sana, jadi dia mengambil handuk wajah. Lalu membasahinya dengan air.
"Dengan begini, kamu pasti bangun sayang" gumam Bianca penuh arti.
Wanita setengah baya itu pun keluar dari kamar mandi, menatap putrinya yang masih lelap dalam mimpinya.
"Sayang, maafkan mami yah"
Bluss...
Bianca memeras handuk itu di atas wajah putrinya. Dengan santai, air pun langsung jatuh ke wajah Elena.
"Hujan?" pekik Elena membuka mata nya besar. Dia segera bangun dan menengadah ke atas loteng nya.
"Dari mana hujan ini datang? apa gentengnya bocor?? " gumam nya histeris.
Bianca tidak bisa menahan tawa nya, bahkan dia terduduk di lantai karena tertawa.
"Bahahaha..."
Elena mulai sadar, dia mengedarkan pandangannya dan mendapati Mami nya sedang tertawa terpingkal pingkal.
Jadi ini perbuatan mami nya?. Melihat ada handuk basah di tangan Mami nya, Elena jadi semakin yakin jika ini adalah ulah Mami nya.
"Mami?? Jadi ini perbuatan mami??"
"Maaf sayang, mami terpaksa melakukan nya. Karena kamu sangat susah di bangunkan!"
"Ihh mami kok tega sih, lagi mimpi indah tahu" Rajuk Elena manyun.
Bianca mengendalikan dirinya, berusaha menghentikan tawa nya yang terasa sulit. Putrinya benar benar lucu dan menggemaskan.
"Sayang, mami sejak tadi bangunin kamu. Tapi kamu tidak mau bangun!"
"Yah mami bisa biarkan Elena tidur!"
"Tapi nak, bentar lagi teman mami bakalan datang. Dia mau ketemu kamu, jadi kamu harus segera mandi dan berdandan lah yang cantik" suruh Bianca.
"Udah kaya mau ketemu calon suami aja. Dandan segala" gerutu Elena dengan bibir di manyunkan.
Meskipun menggerutu, Elena tetap melakukan apa yang mami nya perintahkan. Dia tetap pergi ke kamar mandi.
"Mami tunggu di bawah yah sayang!!"
Bianca pun turun ke bawah, dia juga harus bersiap. Wajah nya terasa berminyak setelah masak tadi.
...----------------...
Hari hari berjalan seperti sungai mengalir mengikuti arusnya. Seperti itu lah yang saat ini pria ini jalani.
Di usianya yang masih terbilang muda. Pria ini mampu mengembangkan 1 perusahaan besar dengan 5 anak cabang.
Selain itu, dia juga merupakan seorang guru fisika di salah satu sekolah swasta.
Dia adalah Leo Wanteresd, guru killer yang paling di takuti dan dikagumi oleh siswi di sekolah tempat nya mengajar.
Usia Leo saat ini 27 tahun, sudah mapan dan sudah matang untuk membina rumah tangga. Tapi, dia masih belum menikah. Bahkan dia terlihat tidak memiliki pasangan.
Karena itulah banyak siswi yang mengkhayal menjadi istri dari pria tampan dengan tinggi tubuh 180 cm dan body yang sangat kekar.
Di balik kemeja yang dia kenakan, Leo menyembunyikan roti sobek idaman para wanita.
Saat Leo mengenakan baju kaos, maka di situlah keimanan para wanita di uji.
Bagaimana tidak? kotak kota roti sobek nya tercetak jelas di perut nya.
Di antara semua wanita, hanya satu gadis yang tidak tertarik pada pria nya. Bahkan gadis ini sangat acuh ketika bertemu dengan nya.
Tidak segan segan, kadang Leo sengaja melakukan sesuatu agar gadis ini terpesona.
Tapi, hasilnya tetap nihil. Bukan nya terpesona. Gadis ini malah jijik kepadanya.
Sungguh sangat menarik perhatian dan membuat Leo penasaran.
"Lihat saja, gue pasti akan membuat dia klepek klepek" tekat Leo.
Malam itu, Bunda Eva dan Ayah Yoga mendatangi kamar Leo.
Mereka berniat mengajak Leo pergi menemui teman mereka.
Tok! Tok!
Yoga mulai mengetuk pintu seraya memanggil putranya.
"Leo!!"
"Leo!!"
Tok tok.
Pada ketukan dan panggilan ke tiga. Leo pun menyahuti panggilan ayah nya.
"Ada apa ayah, Leo baru selesai mandi" teriak nya dari dalam.
"Ayah mau bicara sama kamu, cepat keluar lah"
"Iya Sebentar, aku akan ke bawah setelah mengenakan baju!"
"Baiklah nak, ayah akan menunggu di bawah"
Yoga membawa istri nya kembali ke ruangan tengah rumah nya. Di sini mereka sering berkumpul. Ruangan luas ini, terdapat satu tv dan beberapa sofa untuk bersantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments