Jam istirahat terakhir, Elena terpaksa pergi ke ruangan guru untuk menemui seseorang yang paling dia benci.
Jika bukan karena permohonan teman teman nya, Elena tidak akan mau datang ke sini.
Saat masuk ke dalam ruangan guru, Elena di sambut oleh pandangan aneh dari guru guru nya.
"Elena, ada apa kamu ke sini? apa untuk mendapatkan hukuman lagi?" tanya salah satu guru olah raga.
Elena tersenyum kikuk, meskipun hatinya merasa kesal di ejek seperti itu oleh gurunya.
"Tidak pak, saya ke sini untuk menemui pak Leo. Apa dia ada di sini?" tanya Elena sopan.
"Oh, dia ada di ruangan nya. Bukan kah kau tahu, dia sudah menjadi wakil kepala sekolah" ucap guru Biologi memberitahu.
"Tentu saja dia tahu Bu, Elena kan langganan guru muda itu" sahut guru olah raga lagi.
"Bapak ini ada ada saja, bukan saya yang langganan pak, tapi pak Leo lah yang selalu mencari cari salah saya" balas Elena membela diri.
Para guru menggeleng, melihat jawaban Elena yang terlihat tenang meskipun dia sedang berhadapan dengan banyak guru nya.
"Ya sudah yah Bu, pak. Saya mau menemui guru kecentilan itu dulu, nanti kita lanjutkan ngobrolnya" pamit Elena yang kembali membuat para guru itu tergelak mendengar panggilan nya untuk Leo.
Elena pergi ke ruangan wakil kepala sekolah. Dengan menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Setelah merasa aman dengan kondisi jantung, dan emosinya. Barulah Elena mulai mengetuk pintu.
Tok Tok!
"Masuk!"
Terdengar seruan suara Leo dari dalam. Elena pun memberanikan diri untuk membuka pintu.
"Selamat siang pak" sapa Elena ramah, senyum manis nya sangat terlihat jelas di buat buat.
Untuk beberapa saat Leo terkejut melihat keramahan Elena. Otak nya mulai bekerja, memikirkan apa yang sedang anak ini coba lakukan.
"Ada apa Elena, tumben sekali kamu datang ke sini tanpa di panggil" ujar Leo santai.
Elena terdiam, senyum manis masih menghiasi wajahnya.
"Tidak pak, anda masih memanggil saja. Karena itulah saya datang ke sini"
"Benarkah? sejak kapan aku memanggil mu?" tanya Leo heran.
Elena menarik nafas, berusaha untuk menenangkan dirinya agar tidak terpancing emosi.
"Susah jelas karena hukuman yang bapak berikan kepada kelas ku. Semua murid memaksa ku untuk datang kepada mu!"
"Untuk apa?" tanya Leo polos.
Huh.
Elena sudah malas bermanja manis, pria ini malah terus sok lugu.
"Tentu saja agar bapak mencabut hukuman itu. Jangan tekan kami dengan hal hal seperti ini. Mengerjakan 25 soal fisika yang memiliki banyak anak itu, tidak akan cukup waktu selama 60 menit pak Leo terhormat!" ucap Elena panjang lebar tanpa titik dan koma, semua di ucapkan dalam atau tarikan nafas panjang.
"Wah, kau berbakat sekali dalam membaca cepat Elena. Seperti nya aku harus mendaftarkan mu ikut perlombaan itu" ujar Leo di luar nalar Elena.
Gadis itu malah mencebik melihat ekspresi tidak mengenakan dari gurunya ini.
"Oh tuhan, bagaimana mungkin kamu memiliki guru seperti pria ini" gumam Elena berdesis.
"Kau mengatakan sesuatu?"
Elena menggeleng cepat, dia kembali tersenyum manis agar urusan nya segera kelar.
"Jadi, kau datang ke sini untuk membujuk ku?" tanya Leo.
"Tepat sekali, aku datang kesini atas permohonan teman teman sekelas ku!" balas Elena jujur.
Leo berpangku dagu, berpura pura mempertimbangkan permintaan Elena, membuat gadis itu berharap penuh. Namun, sekali lagi gadis itu menyesali harapan nya. Karena Leo tetaplah guru killer yang paling menyebalkan.
"Tapi, sayang sekali. Hukuman tetap hukuman dan aku bukan termasuk orang yang plin-plan."
Elena mencebikkan bibirnya, pria ini benar benar sangat luar biasa keras kepala.
Dia harus memikirkan cara lain, agar pria ini menuruti permintaan nya.
Tanpa sengaja Elena membaca soal ujian akhir pada papan tulis mini di belakang Leo. Membuat sebuah ide masuk ke dalam pikiran nya.
"Baiklah, jika anda tidak mau mencabut hukuman itu. Maka saya tidak akan masuk sebelum anda mencabut hukuman nya!"
"Kai mengancam ku??" tanya Leo.
Elena mengangguk, senyum manis kembali terbit di bibirnya.
Jujur saja, Leo sedikit terpengaruh oleh senyum manis itu. Namun, sekita tenaga dia harus menahan nya.
Elena tahu, ketika sudah kelas tiga. Para guru harus memastikan anak muridnya jarang bolos. Belajar dengan baik.
Demi nilai pendidikan sekolah di mata masyarakat, guru juga harus menjaga reputasi dirinya sendiri sebagai tenaga pengajar yang baik.
"Baiklah, Aku akan mengabulkan permintaan mu. Tapi ada syaratnya!"
Seketika senyum Elena langsung memudar ketika mendengar ujung kalimat Leo. Perasaan nya mulai tidak enak.
"Syarat apalagi. Jangan coba coba mengambil keuntungan dari saya" ketus Elena.
"CK. Siapa yang mengambil keuntungan dari kamu hm.. Saya akan mengabulkan permintaan kamu. Jika kamu bersedia jadi asisten saya"
"What!"
Elena berdiri dari duduk nya, perasaan nya memang benar. Pria itu mencoba mendapatkan keuntungan darinya.
"Anda mencoba menjatuhkan harga diri saya?" protes Elena.
"Kalau kamu tidak bersedia ya sudah. Saya tidak akan mencabut hukuman itu!" ujar Leo tersenyum miring. Kemenangan berada di tangan nya sekarang.
Elena menatap pria itu tajam, dia tidak punya pilihan. Harapan teman teman nya berada di pundak nya sekarang. Jika dia menolak nya, maka teman teman nya akan stress. Jika dia menerimanya, maka harga dirinya akan jatuh. Apalagi pria itu pasti akan semakin semena mena kepadanya.
"Baiklah. Aku terima!" putus Elena pasrah.
Senyum manis tersungging di bibir Leo. Pria itu mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Elena sebagai kesepakatan mereka.
"Deal?"
"Hmm.."
Setelah melakukan kesepakatan itu Elena pun langsung pergi dari sana. Dia sudah merasa pengap berlama lama berada di ruangan sempit Leo.
Elena tidak punya pilihan lain, selain menjadi asisten Leo. Dia tahu semua ini pasti rencana pria itu untuk menjebak nya.
"Awas saja nanti, gue tidak akan membiarkan Lo menginjak injak harga diriku Leo!!!" gumam Elena penuh tekat.
Elena masuk ke dalam kelas, dia mendapati semua teman teman nya tengah berdiri menunggu kedatangan nya.
"Elena bagaimana? apa sudah berhasil"
"Pasti berhasil. Elena kan mampu mengatasi segalanya" ujar yang lain.
Elena hanya bisa tersenyum tipis, kemudian mengangguk pelan.
"Gue sudah menyelesaikan nya. Leo tidak akan memberi kita tekankan lagi"
Mendengar penuturan itu, semua nya langsung bersorak bahagia.
"Kan, apa yang gue bilang benar. Elena pasti bisa!"
"Tentu saja. Elena penyelamat kita" sahut yang lain.
Mereka bersama sama berjoget dan bertepuk tangan menyoraki Elena sebagai malaikat mereka.
"Hidup elena!!"
"Hidup!!"
"Yeeee"
Elena hanya bisa tersenyum, dia cukup bahagia melihat pemandangan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
resaiza
aku tebak pasti leo sengaja biar dia bisa berdekatan dngn elena nih
2023-03-06
2