Siapa Mereka??

Elena baru saja pulang sekolah, senyum manis terbit di bibir nya ketika melihat mobil mama dan papa nya terparkir indah di garasi.

"Mama papa pulang"

Elena langsung berlari turun dari mobil masuk ke dalam rumah. Langkah nya terlihat ringan dan penuh semangat.

"Mama!!!!"

Wanita setengah baya namun masih terlihat sangat cantik dan awet muda menoleh ketika mendengar putrinya memanggil dirinya.

"My princess!!"

Elena memeluk mama nya, mengecup kedua pipi mama nya melepaskan rasa rindu.

"I Miss you so much mom, i Miss you...."

"Me to honey" balas Bianca Dantar.

Setelah puas memeluk Bianca, Elena pun mengurai pelukan nya. Dia duduk di samping Bianca dengan bergelayut manja.

Elena terlihat sangat manja, padahal di sekolah dia terlihat sangat garang. Padahal dia hanya di tinggal 1 Minggu oleh Bianca dan Tomi Dantar.

Romi harus pergi keluar negeri untuk mengurus salah satu anak cabang perusahaan nya yang mengalami sedikit kendala.

Sedangkan Bianca, dia ikut bersama suaminya. Romi merupakan pria yang manja pada istri. Dia tidak bisa jauh dari Bianca.

"Papi mana mom?"

"Papi kamu langsung ke kantor setelah mengantar mami pulang"

Elena mengangguk pelan, dia beralih berbaring di paha Mami nya. Dengan lembut jari lentik lemah gemulai itu mengusap kepalanya.

"Mami, pergi lagi yah nanti?"

Elena merasa kesepian setiap kali orang tua nya pergi perjalanan bisnis. Adakalanya mereka pergi sedikit lebih lama seperti bukan kemarin. Kedua orang tuanya harus keluar negeri selama 1 bulan penuh.

"Tidak tahu nak, kamu kan tahu sendiri papa kamu itu terlalu sibuk. Dia harus ke sana kemari mengurus perusahaan."

"Tapi, Elena merasa kesepian mam"

"Iya sayang, kamu sabar yah" bujuk Bianca.

Elena mengangguk pelan, dia memejamkan matanya. berbalik badan menjadi menghadap ke arah maminya agar dia bisa memeluk maminya.

"Eh sayang, jangan tidur. Kamu harus bersiap sekarang "

Elena yang hampir memejamkan mata menjadi melek kembali.

"Memang nya ada acara yah ma malam ini? kenapa Elena di suruh bersiap?"

Elena menatap mama nya dari bawah. Mama nya juga menatap kearahnya.

"Iya nak, nanti malam mami mau kenalin kamu sama teman mami sama papi."

"Teman?"

Bianca mengangguk, dia membantu putrinya untuk duduk. Mengusap pipi gemoy putrinya penuh kasih sayang.

"Nanti, jika mami dan papi pergi terlalu lama. Mami bisa menitipkan kamu sama mereka."

"Ih gak mau lah mi. Aku kan gak kenal sama mereka. Pasti terasa canggung banget jika bertamu apalagi bermalam" tolak Elena bergidik bahu, dia dapat membayangkan seperti apa dia ketika berada di rumah oyang yang baru dia kenal.

Melihat reaksi putrinya, Bianca menjadi tergelak.

"Kamu ini lucu sekali sayang. Mereka bukan orang asing, kamu dulu sangat suka bermain dengan mereka. Apalagi dengan anak mereka."

Elena melongo, dia tidak menyangka memiliki kenangan seperti itu. Dia sangat muda melupakan sesuatu yang sudah lama.

"Mami gak salah? siapa yang Elena sukai itu?"

"Nanti kamu akan tahu sendiri " jawab Bianca membuat elena menelan rasa penasaran nya.

"Ih mami kok gitu sih.. Ceritain lah Mi, biar Elena tahu " bujuk Elen mulai merengek.

"Sudah sudah, Mandi gih, acem banget bau nya" ucap Bianca seraya menutup hidungnya.

Elena yang polos mencium bau ketiaknya sendiri. Dia paling anti di bilang bau, kepercayaan diri nya akan sirna jika ada saja sedikit bau yang tidak enak menempel di bagian tubuh nya. Di mana pun itu.

"Masa sih Mi, Masih harum kok"

"Ihh beneran Elen sayang, pergi sana cepat mandi. Setelah itu kembali ke sini dan makan siang bareng mami" desak Bianca mendorong pelan tubuh mungil putrinya.

"Iya iya deh...Aku mandi sekarang. Tapi, abis ini mami harus janji ngasih tahu aku siapa mereka"

"Mami gak bakal ceritain tapi, mami bakalan temui kamu sama orang nya langsung "

"Tapi penasaran mi"

Bianca melotot pada putri nya, dia tidak jadi jadi beranjak dari tempat duduk nya.

"Jika kamu gak mandi sekarang, mami bakalan telfon papi dan pergi keluar negeri lagi!" ancam Bianca.

Biasanya ancaman ini akan selalu ampuh untuk mengancam putri cantik nya ini.

"Eh iya iya...Aku mandi sekarang!!!!" teriak Elena berlari cepat masuk ke dalam kamar nya.

Benarkan, ancaman ini sangat ampuh untuk putrinya itu. Dia yang kesepian pasti akan takut ditinggal kan.

Bianca merasa bersalah, meninggalkan putrinya terus menerus. Namun, inilah yang harus mereka jalani. Apalagi perusahaan suaminya bergerak di luar negeri.

"Maafkan mami ya nak"

Elena masuk ke dalam kamar, dia buru buru berganti pakaian, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Siapa yah, orang yang aku sukai waktu kecil. Teman mami dan papi yang mana?"

"Masa sih, aku pernah dekat dengan teman mami papi. Dan Sejak kapan mereka membawa teman nya kerumah ini"

Elena melengos acuh, dia memang sangat mudah lupa. Apalagi yang terjadi di masa lalu. Masa yang sangat lama berlalu. Tentu saja dia sudah lupa.

Seperti yang telah dia janjikan, Elena kembali turun ke bawah setelah dia selesai mandi.

Penampilan nya biasa saja, seperti anak remaja pada umumnya. Meskipun sebenarnya penampilan Elena terlihat seperti gadis dewasa yang sangat cantik dan elegan.

Siapa pun yang melihatnya, pasti akan menoleh untuk kedua kali, ketiga kali bahkan berkali kali hanya untuk melihat wajahnya.

Elena menemui mami nya yang sudah duduk di meja makan. Makanan sudah tersedia di sana.

"Wahhh" Elena berjalan semakin cepat . Aroma masakan maminya sudah merasuki Indra penciuman nya.

"Mami memasak??" sorak Elena senang. Sudah satu Minggu dia tidak memakan masakan mami nya.

"Ayo sayang makan, mami sudah memanaskan nya"

"Tentu" sahut Elena bersemangat.

Bianca mengambilkan makanan untuk putrinya. Dia sangat senang setiap kali putrinya yang terlihat bersemangat memakan masakannya. ada rasa bangga tersendiri di dalam hatinya ketika melihat itu semua.

"Wahh...Enak banget. Aku merasa sudah bertahun tahun tidak memakan nya!" ungkap Elena menikmati makanan lezat itu.

Bianca sampai tersipu malu mendengar pujian mami nya.

"Sudah jangan asik bicara saja, makan dan nikmati makanan nya." tegur Bianca, meskipun dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga nya.

"Mami is the best!!!"

"Makasih sayang. Ayo makan lagi" Bianca mengambilkan sop ayam untuk putri nya lagi.

"Makasih mami"

Karena makanan yang begitu lezat, Elena jadi lupa dengan rasa penasaran nya pada teman mami nya dan juga papi nya.

Gadis itu juga melupakan diet nya. Siang itu dia makan banyak. Bahkan sampai tidak sanggup bergerak lagi.

Makanan buatan orang tua itu memang berbeda. Rasanya sangat nikmat tanpa melihat apa jenis makanan nya.

Bagi kalian yang masih memiliki ibu, maka bersyukurlah bisa menikmati masakan terlezat nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!