Rumah Basuki terasa hening saat mereka semua telah tertidur jam pun sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari di mana Sinta yang sedang tertidur dengan Sari terbangun karena ingin sekali membuang air kecil.
Sinta yang bangun dari tempat tidurnya lalu keluar kamar menuju kamar mandi, kebetulan kamar mandi di rumah Basuki tidak berada di luar rumah namun di area dapur.
Masih setengah mengantuk sembari mengusap-usap matanya Sinta berjalan menuju kamar mandi.
Sesampainya di depan pintu kamar mandi Sinta pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk segera membuang air kecil.
Beberapa menit kemudian Sinta yang telah selesai membuang air kecil pun keluar dari kamar mandi.
Saat dirinya sedang berada di depan pintu kamar mandi hendaknya ingin menuju ke kamar untuk melanjutkan tidurnya.
Sinta mendengar suara di daerah luar rumah Basuki, suara yang tidak asing menurut dirinya.
‘Bayi siapa malam-malam begini sedang menangis,' Sinta yang bermonolog.
Suara tangisan Bayi itu terdengar semakin kencang.
‘Suaranya kok semakin kencang apa jangan-jangan ada yang membuang bayi di luar sana?’ gumam Sinta yang sangat penasaran.
Sinta yang sangat penasaran dengan suara bayi itu pun mencoba ingin keluar dan ingin mengetahuinya.
Sinta mulai berjalan mendekati pintu dapur ingin mencari keberadaan suara bayi di luar sana.
Perlahan tangan Sinta mulai membuka kunci yang berada di pintu dapat, pintu dapur pun dapat di buka oleh Sinta.
Lalu Sinta mulai membuka pintu dapat terlihat jelas di luar sana sangat gelap sekali karena tidak ada penerangan, namun semakin di buka pintu itu semakin terdengar kencang suara tangisan bayi.
Sinta yang sangat penasaran mulai melangkahkan kaki kanannya keluar, namun tiba-tiba ada seseorang di belakang Sinta yang menepuk bahunya.
“Sin kamu ngapain ayo tutup pintunya, dan masuk!” perintah Yusup menarik tangan Sinta agar masuk ke dalam rumah.
Setelah Yusuf menarik tangan Sinta masuk ke dalam rumah, Yusuf pun segera menutup pintu dapur dan menguncinya kembali.
Yusuf teringat akan nasehat Basuki saat mengobrol di ruang tamu sebelum mereka tidur kalau tidak boleh keluar dari rumah di kala malam hari akan sangat berbahaya bagi mereka.
“Ada apa sih Yusuf kok kamu takut sekali aku ke luar?” kata Sinta kepada Yusuf.
“Aku teringat akan obrolan dengan pak Basuki ketika kita semua belum tidur, waktu itu kita semua ingin duduk di teras luar untuk menikmati udara malam di hutan ini tapi pak Basuki melarang aku, Dimas serta Andi untuk keluar rumah di malam hari,” Yusuf mulai menjelaskan kepada Sinta.
“Memangnya kenapa kalau keluar malam?” tanya Sinta yang sangat ingin tahu.
“Pak Basuki bilang di luar sana sangat berbahaya kalau malam hari ada sosok makhluk yang tidak di jelaskan oleh pak Basuki. Nah sosok makhluk itu jika malam berkeliaran mencari mangsa,” ujar Yusuf yang menjelaskan kepada Sinta.
“Yusuf ini sudah jaman modern masih saja percaya hal yang seperti itu.”
“Sin tadinya aku berpikir seperti itu tapi setelah aku mendengar ucapan pak Basuki hatiku membenarkannya desa ini terletak di tengah hutan pedalaman loh Sin, jarak antara rumah satu dan rumah yang lain sangat jauh akses lampu jalan pub masih belum ada, bagaimana jika memang benar yang di katakan pak Basuki lagi pula kita tinggal di kampung orang lain kenapa tidak menaati pelanturannya,” Ujar Yusuf menasihati Sinta.
“Sebenarnya aku tuh tidak percaya dengan hal yang seperti ini Yusuf.”
“Iya aku tahu tapi, aku juga tidak mau terjadi sesuatu dengan mu Sin,” sahut Yusuf dengan menunduk.
“Apa Yusuf kamu ngomong apa tadi?” Sinta yang menanyakan kembali kepada Yusuf.
“Eh maksudku aku tidak mau kita semua kenapa-kenapa, ya sudah sebaiknya kamu tidur kembali.”
“Ya sudah aku kembali ke kamar saja.”
“Oh iya aku mau tanya memang tadi kamu kenapa kok mau keluar?”
“Aku tadi mendengar suara tangisan anak bayi, suara itu saat aku dengar semakin kencang ya aku penasaran ingin melihatnya siapa tahu ada orang yang buang bayi di hutan ini, tapi saat kamu datang dan menarikku masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu tiba-tiba suara tangisan itu tidak ada lagi,” pungkas Sinta kepada Yusuf.
‘Apa benar yang di katakan pak Basuki itu benar,’ batin Yusuf.
“Yusuf kok malah diam sih?” tegur Sinta.
“Ya sudah Sin sebaiknya kita kembali tidur besok kita tanyakan kepada pak Basuki,” Yusuf yang memberikan saran kepada Sinta.
“Iya Yusuf, ya sudah aku mau kembali ke kamar,” sahut Sinta meninggalkan Yusuf.
Sinta kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya kembali sementara Yusuf yang tadi terbangun secara kebetulan ingin buang air kecil menuju ke kamar mandi.
Saat Yusuf telah keluar dari kamar mandi lagi-lagi suara tangisan bayi itu kembali muncul dengan sangat kencang.
‘Suara itu kembali muncul,” gumam Yusuf.
‘Ah, sebaiknya aku segera masuk ke kamar dan abaikan saja suara tangisan bayi itu,' gumam Yusuf kembali.
Yusuf pun mengabaikan suara tangisan bayi itu lalu pergi ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya.
Namun di saat Yusuf ingin kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur dirinya merasa kembali ingin buang air kecil.
‘Aduh ini kenapa sih kok mau pipis terus,” gumam Yusuf yang kesal
Yusuf pun keluar kamar dan kembali lagi menuju kamar mandi.
Saat Yusuf berada di depan pintu kamar mandi ia pun langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Yusuf telah keluar dari kamar mandi dan ingin kembali ke kamarnya.
Saat ingin berjalan menuju kamar Yusuf di buat kaget dengan pintu dapur yang terbuka dengan sendirinya.
‘Perasaan ini pintu sudah aku kunci kok bisa ke buka,' bati Yusuf.
Yusuf pun berjalan menuju pintu dapur untuk menutupnya, namun lagi-lagi Yusuf di buat kaget di depan pintu ada seorang bayi yang berusia 6 bulan sedang menangis.
‘Ini bayi siapa?’ Yusuf kembali bermonolog.
Bayi itu menangis dengan sangat kencang dan angin di luar sana dingin Yusuf yang iba kepada bayi itu pun mengendongnya.
Yusuf mengendong bayi menempelkan wajah bayi itu di dada sebelah kirinya.
“Kok dadaku merasa sangat perih ya,” ucap Yusuf sembari mengendong bayi itu.
Semakin lama rasa perih itu semakin terasa.
Yusuf pun ingin melihat apa penyebab dada sebelah kirinya perih, ia tetap mengendong bayi itu tapi sedikit menjauhkan dari dadanya saat Yusuf melihat sesuatu yang sangat mengerikan kepada dirinya.
Ternyata sang bayi yang sedang di gendong dirinya sedang menggerogoti dada sebelah kirinya hendaknya sang bayi itu ingin mengambil jantung Yusuf.
Yusuf yang kaget pun melemparkan sang bayi itu, namun sang bayi itu dapat berdiri dengan mata yang merah gigi runcing dan kuku yang panjang.
Sang bayi itu kembali meloncat seakan-akan hendak menerkam dada Yusuf untuk mengambil jantungnya.
“Pergi! Pergi! Menjauh dariku!” teriak Yusuf yang ingin melepaskan sang bayi yang sedang menerkamnya.
Yusuf pun berteriak-teriak histeris membangunkan temannya Dimas yang sedang tidur di sampingnya.
“Yusuf! Yusuf! Bangun!” ucap Dimas membangunkan Yusuf.
Akhirnya Yusuf pun terbangun dari mimpi buruknya.
Dengan keringat dingin yang keluar dari pori-pori wajahnya di tambah lagi dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Ternyata kejadian mengerikan itu hanya mimpi,” ucap Yusuf dengan nafas yang tersengal-sengal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aiko_azZahwa
ikut tegang,ternyata hny mimpi..
2023-06-08
0