Jangan keluar di malam hari

Selang beberapa menit bu Rini datang dengan membawakan lima gelas air teh untuk mereka dan sepiring Singkong goreng.

“Ayo di minum tehnya,” ujar Bu Rini menyodorkan minuman dan sepiring singkong goreng di meja pelataran.

“Enggak usah repot-repot Bu, terima kasih,” sahut sari berserta Sinta.

Mereka semua pun melanjutkan obrolan santai sembari menunggu pak Basuki datang.

Beberapa menit kemudian pak Basuki datang dengan mengendarai motornya, Basuki memarkirkan motornya di depan halaman rumahnya.

“Assalamualaikum,” ucap Basuki yang memberikan salam.

“Walaikumsalam,” sahut mereka semua dengan serentak.

“Kok rame sekali ada apa ya,” tanya Basuki.

Bu Rini menjelaskan kepada Basuki siapa mereka semua dan tujuan mereka datang ke rumah Basuki.

“Owalah kalau seperti itu, silahkan saja kalian bisa tinggal di rumah kami, tapi ya gitu rumah kami sangat sederhana. Dan ada dua kamar yang bisa kalian pakai nanti,” ucap Basuki yang memberikan mereka ijin tinggal di rumahnya.

“Terima kasih Pak, sudah di ijin kan tinggal di rumah Bapak kami sangat senang sekali,” sahut Yusuf.

Basuki pun menyuruh mereka masuk ke rumahnya, dan mengantarkan mereka berlima ke kamarnya.

Karena kamar pak Basuki hanya ada dua, Andi, Dimas serta Yusuf tinggal dalam satu kamar.

Sementara Sinta serta Sari tinggal dalam satu kamar yang lain.

“Ya seperti ini kondisi kamarnya semoga kalian betah,” kata Basuki mengantarkan Andi, Dimas,  serta Yusuf.

“Tidak apa-apa Pak, kami sangat berterima kasih Bapak sudah mau menerima kami semua,” sahut Yusuf.

“Silahkan kalian mau istirahat anggap saja di rumah kalian sendiri,” kata Basuki.

“Iya Pak,” sahut Dimas.

Mereka bertiga membawa masuk tas serta perlengkapan mereka ke dalam kamar.

Setelah itu Basuki mengantarkan Sari serta Sinta ke kamarnya untuk beristirahat.

Di malam harinya Bu Rini memanggil mereka berlima untuk makan malam bersama.

Mereka semua pun keluar dari kamar menuju meja makan untuk menikmati makan malam bersama sembari berbincang-bincang santai.

“Oh iya Bapak dan Ibu hanya tinggal berdua saja di rumah ini? Kok saya Sinta tidak melihat sedari tadi anak ibu dan Bapak?” tanya Sinta.

“Ibu punya anak satu yang bernama Wisnu dia bekerja sebagai abdi negara dan sekarang sedang berada di pulau jawa di tugaskan di sana,” Bu Rini yang menjelaskan kepada mereka semua.

“Oh pantas saja saya tidak melihat anak ibu di rumah ini,” ujar Sinta.

Beberapa menit kemudian setelah mereka makan mereka hendak bersantai di teras untuk menikmati angin malam.

“Kalian mau ke mana?” tanya Basuki.

“Mau duduk-duduk di teras luar Pak,” sahut Dimas.

“Jangan keluar jika malam hari sebaiknya kalian di dalam rumah saja,” Pak Basuki yang memperingati mereka.

“Memangnya kenapa Pak?” tanya Andi yang sangat penasaran.

“Desa ini berada di pedalaman hutan, akan sangat bahaya jika kalian keluar di malam hari, sebaiknya kalian duduk di ruang tamu saja,” sahut Basuki memperingati mereka.

“Oh iya Pak,” kata Andi.

Mereka bertiga duduk di ruang tamu sementara Sari dan Sinta berada di kamarnya.

Basuki pun menemani mereka bertiga duduk sembari mengobrol di ruang tamu.

“Pak Basuki, apa Bapak tidak takut tinggal di desa ini? Saya lihat desa ini berada sangat jauh dari kota dan masuk ke dalam hutan, penerangan lampu jalan pun masih tidak ada?” Kata Dimas kepada Basuki.

“Bapak tinggal di desa ini dari kecil Nak, jadi Bapak sudah biasa hanya saja jika mulai magrib memang penduduk desa tidak keluar dari dalam rumah,” kata Basuki.

“Memang pernah ada kejadian apa Pak? Jika keluar di malam hari?” tanya Andi yang sangat penasaran.

“Karena desa ini berada di pedalaman hutan, ada satu makhluk yang di takuti oleh warga desa di sini, makhluk itu masih berkeliaran di hutan untuk mencari mangsa sebagai makanannya,” Pak Basuki yang menjelaskan kepada mereka ber tiga.

“Ih ngeri sekali ya Pak!” Sahut Dimas.

“Ini tahun 2023 Pak, masih ada yang percaya dengan hal semacam itu,” ucap Andi yang tidak percaya.

“Percaya tidak percaya kalian harus menaati peraturan di desa ini jika kalian ingin selamat,”  tegur Basuki kepada Andi.

“Iya Pak, maafkan teman saja ya Pak kami tidak bermaksud meragukan cerita Bapak, sekali lagi maafkan kami,” sahut Yusuf meminta maaf kepada Basuki.

Malam mulai semakin larut suara-suara hewan nokturnal pun mulai terdengar sedari tadi.

Dimas, Andi, serta Yusuf kembali ke kamar mereka untuk beristirahat, karena besok pagi mereka sudah mulai melakukan tugas PKL.

 Sedangkan Basuki masuk ke kamarnya.

“Pak! Kenapa Bapak memperbolehkan mereka tinggal di desa ini, Bapak tidak ingat tiga bulan yang lalu kematian nenek Sumi,” Rini yang bertanya kepada sang suami.

“Tadinya Bapak juga ragu Bu, tapi anak muda seperti mereka pasti tetap nekat, jika Bapak tidak memperbolehkan mereka akan mencari rumah penduduk lain untuk di tinggali, kalau di sini kan Bapak masih bisa mengawasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan,” Pungkas Basuki.

Seketika bu Rini terdiam memikirkan ucapan sang Suami.

“Ya sudah kalau memang begitu, semoga saja kejadian tiga bulan itu tidak terulang kembali. Ayo kita tidur Pak, ibu sudah mengantuk.”

“Iya Bu.”

Basuki berserta sang istri pun mulai memejamkan mata dan akhirnya tertidur.

  

 

 

Terpopuler

Comments

Aiko_azZahwa

Aiko_azZahwa

kita hrs mengutamakan adap jika kita berada d desa org lain,
kita jg hrs mematuhi peraturan yg ad,
krn kita tdk tau bagaimana keadaan d desa tersebut...

2023-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!