Keesokan paginya Sinta, Dimas, dan Yusuf sudah tiba di rumah Sari.
“Sari ini tinggal Andi saja ya yang belum datang?” Tanya Dimas.
“Iya kita tunggu saja dulu tadi aku sudah meneleponnya katanya sih di jalan,” Sari yang menjelaskan kepada Dimas.
Mereka berempat duduk di pelataran rumah Sari sembari menunggu Andi yang masih di perjalanan.
“Oh iya Sari, aku dan Yusuf bawa mobil nih, kamu mau pakai mobil yang mana?” Tanya Dimas.
“Aduh Dimas terserah saja, pakai mobil truk juga gak apa-apa,” Sari yang mengajak Dimas bercanda.
“Udah pakai mobilku saja gak apa-apa,” kata Yusuf.
Tidak berselang lama Andi pun tiba.
“Woi lama ya nunggu?” celetuk Andi
“Iya nungguin kamu sudah lima jam,” sahut Sinta yang terlihat kesal menunggu Andi.
“Ya Sudah kita berangkat pakai mobil Yusuf saja semua barang-barang masukkan mobil Yusuf,” ujar Sari.
Mereka berlima mulai mengemas barang bawaan mereka masing-masing ke dalam mobil Yusuf.
Setelah selesai mereka berlima pun berpamitan kepada kedua orang tua Sari.
“Kalian semua hati-hati ya, ingat di tempat orang jangan perilaku kalian,” nasehat Ibu Sari.
“Iya Bu,” sahut serentak merek berlima.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tua Sari, merek berlima pun mulai masuk ke mobil Yusuf kali ini Yusuf yang bertugas untuk mengemudikan mobilnya.
Setelah semua telah siap, Yusuf pun mulai menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Sari menuju desa Kuringkit.
Jarak desa Kuringkit sendiri memakan waktu 6 jam untuk sampai di desa terpencil itu.
Untuk menghilangkan rasa jenuh di dalam perjalanan yang cukup memakan waktu yang sangat lama. Mereka berlima pun berbincang-bincang santi.
“Eh Andi, ini kira-kira berapa jam kita sampai di desa itu?” tanya Yusuf.
“Enam jam Yusuf, menurut peta digital yang ada di ponselku,” sahut Andi.
“Wah lumayan lama ya,” ujar Yusuf.
“Ya sudahlah mendingan aku tidur aja dulu,” celetuk Sinta.
Saking asyiknya mengobrol tidak terasa perjalanan sudah separo jalan dan mereka mulai memasuki hutan-hutan di samping kanan kiri jalan.
“Eh Andi ini kita sudah masuk ke hutan sedari tadi tapi sedari tadi aku lihat tidak ada rumah penduduk satu pun, dan lagi mana di mana desa Kuringkit itu?” tanya Dimas yang mulai protes.
“Tunggu sebentar menurut peta digital di ponselku kita masuk memerlukan waktu dua jam lagi,” sahut Andi.
“Lama sekali, aku sudah kebelet pipis sedari tadi nih,” ujar Dimas yang menahan untuk buang air kecil.
“Kalian bertiga berisik banget sih, udah tenang nanti juga sampai,” kata Sari yang merasa terganggu dengan ucapan mereka.
Yusuf mempercepat laju mobilnya, sampai akhirnya Andi meminta untuk berhenti karena tidak kuasa lagi menahan ingin buang air kecil.
“Yusuf berhenti sebentar aku udah gak sanggup lagi menahan ingin buang air kecil,” pinta Dimas.
Yusuf pun mengikuti keinginan Dimas untuk berhenti.
Dimas pun segera keluar dari mobil dan berjalan menuju semak-semak pinggir jalan.
Selang beberapa menit Dimas telah selesai.
“Ah, lega akhirnya,” ujar Dimas yang menutup lesreting celananya.
Setelah selesai Dimas mulai berjalan masuk kembali ke dalam mobil.
Namun secara tidak sadar ada sesosok makhluk hitam di belakang pohon besar sedang memperhatikan kehadiran mereka.
“Ayo Yusuf kita jalan lagi,” pinta Dimas.
Yusuf pun mulai kembali menjalankan mobilnya.
Dua jam telah berlalu mereka akhirnya telah sampai di desa Kuringkit yang berada di pedalaman hutan.
Mereka berlima pergi ke rumah kepala desa untuk meminta ijin tinggal di desa itu sampai tugas mereka selesai.
Yusuf mulai memarkirkan mobilnya di rumah pak Basuki kepala desa di sana.
Setelah itu mereka berlima turun dari mobil Yusuf menuju rumah pak Basuki.
Tok ... Tok ...
Suara mengetuk pintu.
“Assalamualaikum,” ucap Yusuf sembari mengetuk pintu rumah pak Basuki.
Mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya Rini istri Basuki yang berada di dalam rumah pun membukakan pintu rumahnya.
“Permisi Bu,” Kata Sari.
“Ada apa ya Mas-Mas serta Mbak-Mbak ini ke rumah saya?” tanya Rini yang bingung
“Begini Bu, maksud kedatangan kami berlima ingin melakukan praktik kerja lapangan untuk tugas kuliah, dan kami bisa tinggal di tempat ibu sampai tugas kami telah selesai,” Sari yang mulai menjelaskan kepada bu Rini.
“Silakan masuk dulu Mbak berserta Masnya, soalnya Bapaknya belum pulang dari balai desa, saya harus bilang dulu sama bapaknya,” kata Rini.
“Oh iya Bu tidak apa-apa biar kami tunggu saja di sini,” sahut Sari.
“Ya sudah kalau begitu, ibu tinggal ke belakang dulu ya untuk buatin minuman,” ujar Rini.
“Tidak usah repot-repot Bu,” sahut Sari.
“Ah tidak apa-apa mbak, tunggu sebentar Ya,” kata Rini.
Bu Rini pun pergi ke dapur untuk membuatkan mereka berlima minuman, sementara Sari, Sinta, Yusuf, Andi dan Dimas duduk di pelataran menunggu kedatangan Basuki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aiko_azZahwa
aduh Dimas knp BAK sembarangan si,,
jng sampai in jd awal yg buruk,
g kedepany tdk ad ap2....
2023-06-07
0