Tiga bulan kasus kematian Nenek Sumi mulai di lupa oleh warga Desa.
***
Di fakultas Harapan Bangsa jurusan perkebunan semester 3 Sari Angreani berserta teman-teman Yusuf, Andi, Dimas, serta Sinta ingin melakukan praktik Kerja Lapangan, mereka berlima sedang berdiskusi di kampus.
“Sari gimana kamu sudah dapat tempat untuk kita praktik?” tanya Yusuf.
“Belum Yusuf aku bingung, aku sudah mencari informasi di internet tapi belum dapat tempat yang cocok,” kata Sari.
“Woi, teman-teman aku dapat tempat yang cocok untuk praktik kita coba liat nih. desa Kuringkit sebuah desa di pedalaman hutan yang mempunya tanah yang sangat subur, cocok banget kan untuk praktik kita di sana,” kata Andi sembari memperlihatkan layar ponselnya kepada teman-temannya.
“Coba aku liat,” ucap Sari sembari mengambil ponsel dari tangan Andi.
Sari membaca sebuah artikel mengenai desa kurangkit dan setelah membaca Sari tertarik untuk melakukan tugas PKL di sana.
“Kaya desa itu cocok deh untuk kita,” ucap Sari.
“Jadi kita mau bagaimana yang lain setuju tidak kita pergi ke sana?” tanya Dimas.
“Kalau aku sih terserah aja deh, ngikut aja,” kata Sinta.
“Kalau kamu Yusuf?” tanya Dimas.
“Oke dah aku ikut,” sahut Yusuf.
“Berti semua setuju ya, kita ke desa Kurangkit,” ucap Sari.
“Setuju,” sahut serentak mereka berempat.
Tidak berselang lama mereka berdiskusi dosen pun datang.
“Bagaimana kalian semua sudah menentukan tempat untuk PKL nanti?” tanya Gunawan dosen mereka.
“Sudah Pak,” Celetuk Sari.
“Ini PKL pertama kalian, Bapak harap kalian bisa menggunakan waktu kalian semaksimal mungkin, dan Bapak beri waktu 3 bulan untuk mengumpul tugas kalian,” ujar Gunawan.
“Baik Pak,” sahut serentak mereka semua.
Beberapa jam berlalu jam kuliah pun telah selesai.
Para mahasiswa bersiap-siap untuk pulang namun tidak dengan mereka berlima yang masih berdiskusi.
“Sari, kita kapan rencananya akan ke desa itu?” tanya Dimas.
“Rencananya sih besok, semakin cepat semakin baik biar tugas kita cepat selesai juga,” ucap Sari.
“Oke deh kalau begitu,” balas Dimas.
“Besok kita kumpul di rumah Sari saja jam 9 bagaimana kalian setuju,” Sinta yang memberi masukan.
“Iya benar kata Sinta kita kumpul di Sari aja, biar pakai mobilku saja kita berangkatnya,” kata Dimas.
“Oke deh,” celetuk Andi.
“Eh Yusuf diam aja bagaimana kamu setuju tidak?” tanya Andi.
“Iya, aku setuju kok,” sahut Yusuf.
Mereka berlima pun telah sepakat untuk melaksanakan tugas PKL di desa Kuringkit.
Setelah berdiskusi sebentar mereka berlima pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di malam harinya Sari mempersiapkan perlengkapan yang akan di bawanya, sang ibu yang sedari tadi tidak melihat anaknya keluar kamar pun mencoba untuk masuk ke kamar Sari.
“Sibuk banget anak ibu hari ini sampai gak makan malam?” tanya Rini ibu dari Sari.
“Iya Bu, Sari lagi mempersiapkan perlengkapan untuk PKL, seperti Sari agak lama di sana,” sahut Sari yang menjelaskan kepada sang ibu.
“Berapa lama Nak? Dan di mana?”
“Tiga bulan Bu, di desa Kuringkit.”
“Lama sekali Sari?”
“Ya, gimana lagi Bu,” sahut Sari sembari mempersiapkan perlengkapannya.
“Ya sudah hati-hati, di desa orang jaga diri baik-baik dan perilaku ibu hanya bisa mendoakan dari sini semoga lancar dan tidak ada hal-hal yang aneh terjadi,” nasehat Rini.
“Ibu Bu, Sari bakal kangen masakan ibu ini.”
“Nanti kan kalau tugas kuliahmu sudah selesai kamu bisa pulang Sari, nanti ibu akan masakin makan kesukaanmu.”
“Iya Bu.”
“Ayo kita makan Ayah sudah menunggu mu dari tadi di meja makan lo, jangan lupa pamitan dengan Ayah,” nasehat Rini.
“Iya Bu.”
Sari berserta sang ibu pun keluar dari kamar menuju meja makan sesampainya di meja makan mereka bertiga menikmati makan malam bersama sembari berbincang santai.
Sari juga menjelaskan dirinya akan pergi selama tiga bulan untuk melaksanakan PKL, tidak lupa juga Sari meminta Ijin kepada sang Ayah.
“Jauh sekali Nak? Apa tidak ada tempat yang lebih dekat gitu?” kata Bondan Ayah Sari.
“Sari sih maunya juga yang dekat aja Yah, tapi Cuma di sana yang struktur tanahnya yang bagus. Soalnya saya jaga sudah cari informasi di internet mengenai struktur tanah di desa itu sangat bagus dan subuh yah,” ujar Sari menjelaskan kepada sang Ayah.
“Ya sudah hati-hati di tempat orang jaga sikap dan perilaku,” nasehat sang Ayah untuk Sari.
“Siap Yah, Sari akan selalu ingat pesan dari Ayah,” sahut Sari.
Setelah selesai makan mereka bertiga pun berbincang santai di ruang keluarga.
Hingga tidak terasa malam mulai larut Sari yang sedari tadi telah menguap pun pamit kepada kedua orang tuanya untuk pergi tidur.
“Yah, Bu, Sari duluan ya. Sari ngantuk sekali,” kata Sari kepada kedua orang tuanya.
“Iya Nak, oh iya besok apa mau Ayah antar ke desa itu?” tanya Bondan.
“Tidak usah Yah, kita semua pakai mobil Yusuf dan kumpul nanti pagi jam sembilan di rumah Sari,” Sari yang menjelaskan kepada Ayahnya.
“Oh ya sudah kalau begitu,” ucap sang Ayah.
“Ya sudah Yah, Bu, Sari ke kamar dulu,” kata Sari berjalan menuju kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya di ruang keluarga.
Sesampainya di kamar Sari mulai merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sayup-sayup mata Sari mulai mengantuk sampai akhirnya Sari tertidur dengan lelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aiko_azZahwa
semakin menarik....
2023-06-07
1