Setiap hari Ryuga menjaga Elena di Rumah Sakit, dia menceritakan hal-hal kecil yang terjadi di perusahaannya. Setiap hari, dia selalu berdoa agar Elena segera sadar. Ryuga sudah sangat merindukan canda dan tawa wanita yang tengah berbaring di depannya.
Satu minggu kemudian
“Di mana ini? Ini... Rumah Sakit? Kenapa aku bisa berada di Rumah Sakit. Apa yang terjadi?"
Elena merasakan sesuatu yang berat sedang menimpa lengannya. Dia menoleh ke samping, letak tangannya berada. Wajah seorang pria yang sangat di kenalnya berada di sana.
"Kenapa Ryuga bisa ada di sini?"
Elena menggerakan jari-jarinya, membuat pria di samping terganggu. Perlahan, dia membuka mata. Begitu menyadari bahwa Elena telah sadar, pria itu melemparkan pertanyaan yang bertubi-tubi kepada wanita itu.
“Elena, kamu sudah sadar?! Apa ada yang sakit? Ada yang tidak enak? Biar aku panggilkan Dokter dulu!" Ryuga yang hendak pergi memanggil dokter ditahan oleh Elena.
“Gak usah panggil dokter, aku gak apa apa. Tapi... Kenapa aku bisa ada di sini, Ga?”
Ryuga menatap Elena, dengan perasaan khawatir dia lalu bertanya, “Kamu gak ingat kenapa kamu bisa ada di sini?”
Elena tampak berpikir, ia lalu menggeleng dan menjawab, “Aku hanya ingat saat itu aku kembali ke apartement. Lalu aku melihat Steven, lalu...!"
Ryuga langsung memotong ucapan Elena. “Kamu terjatuh, kepala mu terluka dan berdarah. Kamu gak ingat semua itu?”
Elena berpikir sambil bergumam dengan suara kecil “Oh iya, aku ingat! Saat itu aku di dorong oleh Steven lalu jatuh dan kepala ku membentur sesuatu."
Ryuga yang mendengar kata di dorong, seketika itu langsung menanyakan kepada Elena, "Apa kamu bilang? Steven yang membuat kamu terluka seperti itu?" dengan suara tinggi dan wajah yang terlihat sangat marah.
Mendengar suara tinggi Ryuga, Elena tertegun. Dengan segera dia meralat ucapannya. "Tidak, bukan begitu, Ga! Steven awalnya hanya mau menahan kepergian ku. Tetapi, karena aku memaksa untuk pergi, tanpa sengaja tubuh ku jadi terdorong oleh tangan Steven.”
Ryuga yang merasa penasaran kembali bertanya, "Kalau boleh tau, kenapa kamu memaksa untuk pergi dari Steven?"
Elena terdiam sesaat, raut wajahnya berubah sedih hingga kedua matanya kini berkaca-kaca.
Melihat air mata Elena yang hampir tumpah, Ryuga tiba-tiba saja berkata, "Akan ku buat dia menyesal telah memperlakukan mu seperti ini! Lihat saja, akan ku cari pria brengsek itu di mana pun dia berada, akan ku suruh dia bersujud di hadapan mu dan meminta ampun atas segalanya!”
Elena pun tertawa mendengar ocehan Ryuga. "Hahahaha...!" hingga tak terlihat lagi kesedihan di wajah wanita itu.
“Jangan tertawa Elena, aku serius dengan ucapan ku!” seru Ryuga dengan wajah serius.
"Iya, iya, aku percaya! Hahaha...” timpal Elena yang masih juga belum menghentikan tawanya.
Beberapa hari kemudian Elena sudah diberi izin untuk keluar dari rumah sakit, Ryuga yang masih mengkhawatirkan Elena segera menggandeng tangannya dengan perlahan lahan, sambil berjalan menuju ke mobil.
"Len, bagaimana kalau kamu tinggal dulu di rumah ku, sampai kamu benar benar sembuh total?" tanya Ryuga dengan harapan tinggi.
Elena langsung menoleh ke arah Ryuga. Pria itu pun langsung menambah, “Keadaan mu begini, nanti kalau kamu ada apa apa dan tidak ada yang tau gimana? Jadi lebih bagus untuk sementara, kamu tinggal di rumah ku dulu. Kalau ada sesuatu yang terjadi, kamu bisa langsung minta bantuan ku. Lagi pula, di rumah aku kan ada dua kamar. Jadi kamu jangan berpikiran yang aneh aneh!"
Elena hanya menganggukkan kepalanya saja, tiba tiba Elena teringat belum memberitahukan kondisinya kepada orang tuanya. Dia langsung merogoh tas nya untuk mencari ponsel nya.
Ryuga yang melihat wajah panik Elena lalu bertanya kepadanya, “Apa yang kamu cari Len?”
"Aku lagi nyari ponsel, aku kan belum memberitahukan ke Mama Papa”. Jawab Elena masih sambil mengobrak-abrik isi di dalam tas.
Ryuga menahan tangannya, "Aku sudah kabari Om dan Tante, aku juga sudah bilang tidak usah khawatir karena aku yang akan menjaga kamu selama di rumah sakit. Aku tadi juga sudah kabari kondisi kamu yang sudah boleh keluar dari rumah sakit dan sekalian minta izin ke Om dan Tante, biar kamu bisa tinggal bersama ku dulu untuk sementara waktu. Ada lagi yang perlu kamu beritahukan ke Om dan Tante?”
"Hahahaha...!" terdengar tawaan Elena. Ryuga merasa heran, dia lalu bertanya, “Kenapa kamu tertawa?”
"Tidak apa apa!” jawab Elena sambil senyam senyum sendiri. Meski tidak tahu alasannya, Elena merasa senang karena laki-laki itu berada di sampingnya di saat dia membutuhkan kehadiran seseorang.
Mereka pun naik ke mobil dan melaju ke rumah Ryuga. Di dalam mobil, Elena beberapa kali merasakan lirikan dari laki-laki di sampingnya. Karena canggung, Elena menoleh ke arah Ryuga dan bertanya kepadanya, "Kamu ngapain lihatin aku mulu?"
"Karena kamu cantik!" jawab Ryuga seadanya namun itulah yang di rasakan oleh hati dan pikiran laki-laki itu.
Mendengar jawaban dari Ryuga jantung Elena berdebar semakin keras dan semakin kencang. Wajahnya merona malu karena kata-kata itu. Meski usia pertemanan mereka sudah terbilang lama, Elena masih merasa malu jika mendengar pujian dari Ryuga. Laki-laki yang lembut dan selalu mengkhawatirkan dirinya.
Deg Deg Deg!
"Hei jantung, tenanglah sedikit. Aku tidak ingin ketahuan oleh Ryuga jika jantungku sedang berdebar kencang." pinta Elena dalam hati.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ney Maniez
ryu💪💪
2023-07-31
0
Ney Maniez
atuhh mending sahabat nya lah dr pd cwonya baj*ngn🤭💪💪
2023-07-31
0
dita18
sahabat jadi cinta nih kyk nya ntar 😅😅
2023-03-15
2