"Kau melamun lagi" tanya Farah yang berhasil menyadarkan Naila dari lamunan nya.
Saat ini keduanya berada kantin rumah sakit untuk membeli cemilan. Naila mengalihkan tatapan nya ke arah Farah yang saat ini sedang menatapnya dengan cemas.
Naila mencoba untuk tersenyum, tapi ternyata Farah menyadari kalau senyuman Naila hanya untuk menutupi luka "apa ada masalah Nai ?" Farah bertanya dengan lembut, sambil meletakkan telapak tangan nya di atas tangan Naila, ia menggenggam tangan Naila dengan erat.
Untuk beberapa saat Naila terdiam, Farah satu-satunya teman nya. Seperti Ia dan Roman, Farah juga yatim piatu. Mereka bertemu saat sedang mencari sesuatu untuk di makan di tempat sampah. Hingga sejak itu mereka berteman, jika Naila sedang butuh teman curhat maka Farah akan selalu ada untuk mendengarkan.
"Aku sedang memikirkan Roman, aku sangat khawatir dengan kondisinya" jawab Naila kemudian.
Naila memang tidak berbohong, saat ini ia memang sangat mengkhawatirkan keadaan Roman. Tapi di sisi lain Naila juga memikirkan tentang ucapan Farel kemaren.
Setelah Farel memberi tahu nya tentang imbalan karena membantunya. Membuat Naila tidak dapat bicara apa-apa lagi, ia hanya terdiam.
Farel memberinya waktu seminggu untuk berpikir, dan itu berhasil membuat Naila seperti orang gila saat memikirkan semua itu.
Farel memberinya hal yang cukup sulit. Namun tawaran Farel memang sangat menggiurkan, jika Naila setuju, maka kondisi adiknya pasti akan membaik karena akan di obati oleh dokter ahli. Ia dan Roman juga akan memiliki tempat tinggal yang layak. Dan bukan hanya itu, Naila juga bisa belajar lagi dan mewujudkan mimpi.
Naila bahkan tidak perlu bekerja untuk mencukupi kebutuhan nya dan Roman, karena Farel akan memberinya uang sebanyak 30 juta setiap bulan nya. Tapi haruskah Naila menyerahkan tubuhnya sebagai imbalan ?.
Naila mengerang frustasi, ia merasa kepalanya akan meledak karena terlalu banyak berpikir.
Farah menepuk punggung Naila dengan lembut, membuat Naila tersadar, ia hampir saja melupakan keberadaan Farah disana.
"Nai, ada dokter yang menangani adik mu, sepertinya dia ingin bertemu dengan mu" ucap Farah dengan pelan. Membuat Naila mengangkat kepalanya dan menoleh kebelakang.
Benar yang di katakan Farah, di sana ada dokter yang biasa memeriksa keadaan Roman. Tanpa menunggu lama, Naila langsung berdiri lalu berjalan mendekati dokter.
"Dok ?, Apa terjadi sesuatu dengan adik ku ?" Tanya Naila.
"Mari kita bicara di ruangan saya !" Jawab dokter itu membuat detak jantung Naila begitu cepat.
Naila dan Farah langsung mengikuti dokter itu menuju sebuah ruangan, bahkan mereka meninggalkan cemilan yang baru saja mereka beli.
"Ada masalah apa dok ?" Tanya Naila dengan nada bergetar.
"Saya baru saja memeriksa keadaan adik mu, penyakit adikmu bisa di bilang berat, dia akan bisa mengalami susah bernapas kalau tidak segera di tangani"
Naila tersentak mendengar ucapan dokter.
"Roman harus mendapatkan penanganan segera, karena kalau tidak nyawa adik mu yang jadi taruhan nya"
Tiba-tiba saja lutut Naila mendadak lemas, penglihatan nya berubah menjadi gelap. Untung Farah berhasil menangkap tubuh Naila hingga Naila tidak terjatuh ke lantai.
"Selamat kan adik ku dok !" Ucap Naila dengan suara lemah.
"Kami akan berusaha nona Naila, untuk melakukan yang terbaik"
Setelah itu Naila dan Farah keluar dari ruangan, disana Naila langsung menangis dalam pelukan Farah, bayangan negatif yang merasuki pikirannya membuat Naila tersedu-sedu. Ia harus menyelamatkan adiknya walau harus menjual tubuhnya ke pada Farel.
Naila melepaskan diri dari pelukan Farah, kemudian menyeka air matanya.
"Naila...." Ucap Farah.
"Aku harus pergi Far, aku minta tolong, jaga adikku sebentar" balas Naila menahan tangisnya.
"Kamu mau kemana ?" Tanya Farah dengan nada khawatir.
"Aku akan segera kembali" hanya itu jawaban yang Naila katakan. Untuk menghindari pertanyaan Farah yang lain.
Farah hendak bertanya lagi, tapi Naila sudah berjalan menjauh darinya. Membuat wanita itu menarik napas panjang dan hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk sahabat nya.
Ketika tiba di luar rumah sakit, Naila langsung menghentikan taksi, kemaren saat akan pergi Farel memberinya uang sebanyak satu juta dan sampai sekarang belum Naila gunakan. Ia memang sengaja menghindari pertanyaan Farah karena jika sampai Farah tau dengan keputusan nya, Farah pasti tidak akan setuju atau bahkan wanita itu akan membenci dirinya.
Setiba di tempat tujuan, Naila membayar ongkos taksi dan keluar dari mobil. Naila tidak pernah berpikir kalau ia akan kembali ke rumah megah ini. Sebelum masuk Naila memperbaiki penampilannya, ia memastikan tidak ada bekas air mata yang ada di pipinya. Naila juga menyisir rambutnya menggunakan jari.
Setelah merasa penampilan nya ok, Naila menarik napas panjang. Ia menutup kedua matanya sampai akhirnya ia memutuskan untuk memencet bel.
Beberapa menit kemudian, Mita pembantu rumah tangga yang mengantarnya kemaren keluar. Naila memang tahu nama wanita itu karena sempat berkenalan saat Bibi Mita mengantarnya keluar setelah pertemuan nya dengan Farel.
Seperti biasa wanita paruh baya itu menampakkan senyuman hangat kepada Naila.
"Nona Naila" ucap Bi Mita.
"Selamat siang Bi" Balas Naila dengan sopan.
"Siang juga, ayo masuk !"
Sesampai di ruang tamu, Bi Mita terlebih dahulu menyuruh Naila duduk di sofa.
"Nona tunggu disini dulu ya ! Saya mau menghubungi tuan Farel untuk mengatakan kalau anda datang"
Naila mengangguk sebagai jawaban.
Sambil menunggu Bi Mita kembali, Naila memainkan jari-jarinya. Kegugupan semakin besar saat memikirkan apa yang akan terjadi setelah dirinya memutuskan untuk menerima tawaran Farel.
Tak berapa lama Bi Mita kembali.
"Tuan Farel sudah menunggu mu Nona" ucap Bi Mita memberi tahu.
"Bibi tidak bisa mengantarmu kesana lagi karena masih banyak pekerjaan di dapur. Nona masih ingat kan jalan dan kamar tuan Farel ?"
Kembali Naila menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Ia pun berdiri dan menarik napas panjang.
"Kamu pasti bisa Nai, semua ini demi Roman" batin Naila sebelum akhirnya ia berjalan ke kamar Farel.
Setiba di depan kamar Farel, kegugupan kembali melanda Naila, detak jantungnya semakin cepat seperti akan terlepas dari tempatnya.
"Kamu bisa Nai" kembali Naila membatin untuk menyemangati dirinya sendiri.
Saat Naila hendak mengetok pintu, tiba-tiba pintu kamar itu langsung terbuka. Membuat Naila terperanjat kaget Apalagi saat melihat wajah tampan Farel.
Farel menyeringai sambil menatap Naila.
"Kamu kembali" ucap Farel dengan suara dingin "itu berarti kamu sudah membuat keputusan" sambung pria itu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Atik Marwati
sudah....
2023-09-08
0