Sebuah Syarat.

Mata Naila tertutup saat melihat pria itu berjalan mendekat dan bersandar di dinding. Aroma maskulin dapat Naila rasakan dan membuat ia menjadi nyaman. Tak bisa Naila pungkiri kalau pria itu tampan bahkan sangat tampan.

Mata Naila terbuka, dan tanpa di rasa ia menatap wajah pria itu.

"Apa kamu akan terus menatapku seperti ini ?"

Naila di buat terkejut atas ucapan tiba-tiba dari pria itu.

"Aku sudah menunggumu" ucap Farel, ia mendekatkan wajahnya pada Naila, hingga membuat detak jantung Naila semakin tak terkontrol.

Naila tidak bisa berkata apa-apa, tatapan Farel yang intens membuat perhatian Naila teralihkan.

"Ayo masuk gadis kecil ! Aku benci membuang-bung waktu" suara Farel yang dingin membuat Naila menggigil.

Meskipun gugup, Naila tetap memasuki ruangan kamar itu.

"Tutup pintunya dan kunci !" Pinta Farel dengan tegas.

Tangan Naila bergetar saat mengikuti keinginan Farel. Ia tidak bisa menghilangkan ketegangan saat Farel terus menatapnya.

Naila tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sampai akhirnya Farel kembali mendekatinya. Naila memundurkan tubuhnya sampai akhirnya tubuhnya membentur pintu ruangan yang tertutup.

Kini Farel sudah berdiri di hadapannya, pria itu meletakkan sebelah telapak tangan nya di kepala Naila, sementara satunya mengelus pinggang Naila.

"A-ku mau pergi" ucap Naila dengan lembut.

Farel menjauhkan wajahnya, namun tangannya masih berada di pinggang Naila.

"Apa kau takut ?"

Bagaimana mungkin Farel masih menanyakan hal itu, padahal pria itu bisa melihat dari wajah pucat Naila.

Farel menatap wajah Naila untuk beberapa detik, sebelum akhirnya ia melepaskan tangannya yang ada di pinggang Naila. Pria itu kembali meninggalkan Naila dan menuju sebuah meja yang terletak di samping tempat tidurnya.

"Silahkan duduk nona Naila ! Dan mari kita bicarakan apa yang kau butuhkan untuk adik mu" ucap Farel yang saat ini sudah duduk di sebuah kursi. Naila bahkan tak menyadari sejak kapan pria itu duduk disana,mungkin karena kegugupan yang begitu besar ia rasakan.

Naila menelan ludah sebelum akhirnya mengikuti apa yang Farel perintahkan. Ia duduk di sofa berhadapan dengan Farel, kepalanya menunduk karena tidak tahan dengan tatapan dingin Farel.

"Lihat aku !, Aku ingin kamu melihatku saat kita bicara" ucap Farel menekankan ucapannya.

Lagi, Naila menggigit bibir bawahnya. Ia mengangkat kepalanya dan menatap mata Farel yang kini menatap bibirnya. Naila dapat melihat naf_su pria itu saat menatap bibirnya. Membuat Naila merasa tidak nyaman.

"Tuan Farel" Ucap Naila mengawali pembicaraan, ia ingin segera tau apa yang akan pria itu berikan padanya.

"Aku datang kesini untuk menanyakan tentang ucapan tuan kemaren saat di rumah sakit. Apa tuan benar-benar akan membantuku ?"

Naila harus berterima kasih pada dirinya karena bisa bicara selancar itu walau dalam keadaan gugup.

"Ya-ya" balas Farel sambil menyesap anggur di gelasnya.

"Dan karena anda datang, saya menganggap kalau anda tertarik dengan tawaran saya" sambung Farel lagi sambil meletakkan gelas di tangannya ke atas meja.

Naila mengangguk sebagai jawaban atas apa yang Farel katakan.

Farel menyeringai "Bagus" ia menyandarkan punggungnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Ini yang akan saya tawarkan pada anda nona Naila, dan saya harap anda mendengarkan nya dengan jelas !" Sejenak Farel menatap wajah Naila yang masih di selimuti kegugupan.

"Saya akan menyediakan semua yang di butuhkan adikmu untuk pengobatannya, bahkan saya akan memindahkan nya kerumah sakit terkenal dan akan di tangani oleh dokter profesional"

Apa yang di katakan Farel akhirnya menarik perhatian Naila, ia mendengarkan penjelasan Farel dengan seksama.

"Saya juga akan memberikan kamu rumah karena saya tau rumah yang kamu tempati sudah tidak layak. Dan saya akan mendaftarkan anda ke universitas dan anda bisa memilih jurusan yang bisa mewujudkan impianmu"

"Satu lagi saya akan memberi anda jatah 30 juta setiap bulannya"

Tiba-tiba kepala Naila menjadi pusing mendengar penjelasan Farel, tawaran nya begitu menggoda sehingga Naila ingin mengatakan 'iya' dengan segera.

"Saya akan memberikan segalanya, dan hanya ada satu hal yang harus anda lakukan untuk mendapatkan nya" ucap Farel lagi.

Seperti yang sudah Naila duga semuanya pasti ada timbal baliknya, Farel tidak mungkin akan membantunya dengan cuma-cuma, pria itu pasti menginginkan sesuatu, namun sayangnya Naila tidak bisa menebak apa yang di inginkan Farel.

"Apa itu ?" Tanya Naila bergetar.

Farel memindahkan kursinya menjadi lebih dekat dengan Naila, pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Naila dan membuat Naila rasanya tercekik.

"Jadilah penghangat di tempat tidurku ! Dan jadilah kekasihku" ucap Farel yang membuat Naila terengah-engah .

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

😱😱😱😱😱....

2023-09-08

0

Amin Srgfoo

Amin Srgfoo

wow

2023-04-26

1

lovely

lovely

sok aja asal nikah dlu gtu donk 🥴

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!