Selen segera berjalan kaki menuju bus sekolah yang biasa menunggu di pintu masuk perumahan menengah. Dia tiba di bus pukul 06.40 WIB dan untung saja bus-nya belum pergi meninggalkan dirinya dan dia langsung menaiki bus tersebut dan dia melihat tempat duduk masih banyak yang ksong. Sementara ibunya hanya mengantar Selen sampai di gerbang rumahnya dan menatap punggung putrinya yang lama-lama menjauh dari pandangannya. Setelah itu dirinya memasuki rumahnya dan menutup kembali pintu rumahnya dan mengunci demi keamanan rumah mereka.
Sementara itu di bus sekolah yang biasa Selen masuk dan berangkat menggunakan bus tersebut. Selen memasuki dan absen dengan kartu yang dia dapatkan. Pada saat dia masuk, dia terkejut jika bus sekolah dalam keadaan kosong belum ada banyak murid yang masuk hanya ada dua siswa yang sudah menunggu di dalam bus sehingga dia bertanya kepada sopir yang masih menunggu di dalam bus setelah dia selesai mengabsen kartunya dia melangkah untuk mencari tempat duduk yang kosong dan setelah menemukan tempat dan posisi duduk yang menurutnya nyaman. Selen segera duduk agar posisi tempat duduknya tidak direbut oleh anak lain sehabis dia duduk lalu dia mengeluarkan handphone-nya dan memainkan sosial medianya setelah bosan melihat sosial medianya yang belum update postingan teman-temannya yang terbaru dia berganti dan mengeluarkan aplikasi media sosialnya dari layarnya. Dia juga mengeluarkan headset bluetooth dan menonton drama Cina kesukaannya.
Jam makin maju dan perlahan bus sekolah sudah diisi oleh murid-murid yang biasa naik di bus tersebut. Mereka juga memilih posisi tempat duduk yang menurut mereka nyaman. Hingga satu tempat yang tersisa yaitu di sebelah Selen namun diisi dengan tas sekolah dan tas bekal Selen, sehingga Mio yang juga anak baru meminta izin dengan sopan kepada anak baru tersebut.
"Permisi, mau numpang duduk. Bolehkah tas bekal dan tas sekolahnya diminggirkan?" tanya Mio dengan sopan.
Namun pertanyaan Mio diabaikan oleh Selen karena telinga Selen tertutup oleh suara dari tokoh dari drama Cina yang dia tonton sehingga dia tidak menoleh maupun menjawab pertanyaan Mio. Merasa diabaikan membuat Mio tidak pantang menyerah. Dia melihat bade nama yang terpasang di seragam Selen. Dia mencari username ig dan pada saat menemukan username ig milik Selena dia mencocokan foto yang dipost dengan wajah yang didepannya. Setelah memastikannya, dia mencoba untuk mengobrol dengan DM Selen.
Notif DM IG masuk ke layar ponsel Selen. Sehingga dia membuka dan membacanya. Setelah dibacanya segera dia mendongak untuk memastikannya. Setelah melihat gadis anggun dan cantik yang sudah menunggu jawaban darinya membuat Selen malu dan bersalah karena membuat gadis tersebut berdiri menunggu diberikan tempat duduk.
"Maaf, ya, aku tidak mendengarkan," ucap Selen merasa bersalah.
"Ah, tidak apa-apa, kok. Kalau begitu, bisakah aku duduk di sebelahmu?" tanya Mio kembali.
"Boleh, boleh, kok, sebentar ya," ucap Selen sambil mengangkat tas sekolah dan tas bekalnya sehingga tempat duduknya kosong dan bisa diduduki oleh Mio.
"Silakan duduk, ya, maafkan aku, ya," ucap Selen mempersilahkan Mio duduk.
"Terima kasih, ya," ucap Mio duduk di samping Selena.
"Oh, iya, namamu siapa?" tanya Mio membuka percakapannya dan ingin berkenalan.
"Gadis ini sudah cantik dan anggun, sangat baik untuk awal tahunku," batinnya Selen melihat Mio yang tersenyum ramah kepadanya membuatnya terharu.
"Namaku Selena, panggil saja Selen," ucap Selen juga tersenyum sambil melepas headset bluetoothnya dan memasukkannya ke dalam tas sekolahnya.
"Salam kenal Selen, kalau aku namaku, Mio," ucap Mio.
"Gadis ini sangat imut namun sayangnya dia suka gaya culun," batin Mio dalam hatinya.
Bus akhirnya berangkat menuju sekolah para murid karena murid sudah masuk ke dalam bus tersebut. Dalam perjalanan menuju sekolah yang sudah terdaftar oleh jalur bus sekolah, Mio dan Selen sudah tidak asing. Mereka berdua mengobrol dengan asyik. Mereka berbicara tentang kehidupan mereka. Begitu juga bertukar informasi mengenai sekolah mereka.
"Kamu sekolah mana? Jenjang apa? SMA atau SMP?" tanya Mio.
"Aku jenjang SMA, kalau kamu?" tanya balik Selen.
"Kalau aku sama sepertimu," jawab Mio.
"Aku keterima di SMA Negeri 5," jawab Selen.
"Woow…kamu keren ya bisa masuk ke SMA kawasan," ucap Mio kagum.
"Memangnya kamu masuk mana?" tanya Selen penasaran.
"Aku masuk ke SMA Negeri 10," ucap Mio.
"Memangnya mengapa sama SMA Negeri 5?" tanya Selen penasaran.
"Loh memangnya kau tidak mengetahuinya? mengapa kalau begitu kamu memilih di sana?" tanya Mio lebih penasaran.
"Aku tidak tahu dan aku bukan memilih tetapi guru SMP-ku yang mendaftarkannya dan aku langsung diterima," jelas Selen yang memang tidak mengetahui alasan orang-orang menatap kagum ketika mendengar dirinya bisa berhasil masuk ke SMA Negeri 5.
"Berarti kamu lewat jalur rapor ya?" tanya Mio yang rasa ingin tahunya mengalahkan tinggi badannya.
"Bisa dikatakan begitu ya, hehe," ucap Selen canggung karena sejujurnya dia langsung mendapatkan amplop dari wali kelasnya pada saat akhir semester satu pada saat dirinya kelas IX.
Mio hanya bisa mendengarkannya semua penjelasan Selen. Sejujurnya dia sedikit iri kepada Selen karena dia juga sempat mengincar SMA Negeri 5 tetapi tidak diterima meskipun jalur tes dan membuatnya diterima di SMA Negeri 10, karena sudah langkah terakhirnya agar dia bertahan di sekolah negeri karena permintaan kedua orangtuanya.
"Ahh begitu, ya, jadi pingin sekali untuk mendapatkannya," ucap Mio tiba-tiba.
"Memangnya kalau kamu lewat jalur mana?" tanya Selen penasaran karena mendengar perkataan Mio yang tiba-tiba namun terdengar sendu.
"Aku lewat jalur tes," ucap Mio.
Bus berhenti di depan pagar gedung sekolah SMP Negeri kawasan dan murid-murid yang masih SMP turun dan ke sekolahnya. Setelah melihat anak-anak turun dari kacanya sang sopir melanjutkan ke SMA Negeri kawasan karena jaraknya dengan SMP kawasan cukup jauh. Untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri yang bukan kawasan melanjutkan berjalan kaki menuju gedung sekolahnya.
Bus berjalan lurus dan berhenti karena lampu lalu lintas. Setelah itu tinggal 10 km akan berhenti karena sudah hampir sampai ke SMA Negeri kawasan. Akhirnya tiba di SMA Negeri kawasan, bus tersebut berhenti dan murid-murid yang duduk di bangku SMA. Begitu juga Selen dan Mio. Mereka keluar dari bus dan mengucapkan ucapan perpisahan karena mereka akan berpisah karena tidak bersekolah dengan sekolah yang sama.
"Selen, aku pergi dahulu, ya. Semangat ya untuk hari pertama kita di bangku SMA," ucap Mio menyemangati Selen sambil turun dari bus.
"Iya, makasih. Kamu juga semangat ,ya, Mio. Ini hari pertama kita masuk ke bangku SMA," ucap Selen sambil mengempalkan tangannya sebagai tanda semangat ke teman barunya.
Mio menyebrang karena sekolah barunya berseberangan dengan SMA Negeri kawasan. Sedangkan Selen masuk ke gerbang sekolahnya dan mencari gedung SMA Negeri 5. Setelah menemukannya dia masuk ke dalam sekolahnya dan disambut oleh kakak OSIS sebagai awal OSPEK menyambut siswa/i baru yang duduk di bangku kelas X.
......----------------......
Terima kasih ya atas dukungan kalian. Ganbatte mina-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments