#5 # me time yang gatot

Sebagai orang yang bekerja di kejaksaan tentu saja Isabella  tahu jika alur yang benar tidak seperti yang dia alami saat ini.

Isabella Sovie duduk memendangi wajah polisi berkepala botak dan bertubuh gempal yang membuat diri nya terlihat pendek di mata Isabella  yang sebenar nya tinggi nya hanya 175 cm saja. Tapi untuk tinggi wanita termasuk rumayan tinggi.

Sepengetahuan Isabella seharusnya polisi ini mulai mengajukan pertanyaan - pertanyaan berkaitan dengan kasus barusan pada Isabella.

Tapi aneh si polisi botak, pendek dan gempal ini tidak bicara sedari tadi. Selama tiga puluh menit dia di kamar Isabella  dia hanya melihat lihat isi kamar Isabella  saja.

Setiap kali Isabella  mau buka bicara, Isabella  selalu di kode nya mata lah! dengan tangan lah! untuk tetap diam.

Isabella benar- benar frustasi melihat cara kerja polisi yang ada di dalam kamar nya.

Baru lah setelah tiga puluh menit kemudian si polisi botak ini buka suara.

"Anda suka minum nona Sovie?"

"Ya Tuhan! Setelah satu jam lama nya dia hanya bertanya itu pada ku?" Seru Isabella dalam hati dan hanya bisa menatap tidak percaya pada apa yang dia dengar. Dan harus gitu dia jawab pertanyaan yang tidak penting itu.

Hallo!! Seharus nya pertanyaan yang dia tanyakan bisa lebih berbobot dari itu! Atau paling tidak yang langsung ke peristiwa sebelah! Bukan nya yang seperti ini!!

Isabella  terus merepet dalam hati tanpa memberikan jawaban yang sedang di nanti oleh polisi botak itu.

"Nona Sovie? Kau tidak sedang mabuk kan?" Tanya nya lagi dengan nada menyindir karena cukup lama Isabella  diam dan tidak merespon sama sekali pertanyaan nya.

"Bisakah anda bertanya hal lain yang lebih berkaitan dengan kasus yang baru saja terjadi? Misal apa yang aku

dengar sepanjang malam ini? atau apa yang aku lihat mungkin? Itu jauh lebih berbobot dan lebih masuk akal untuk di tanyakan ketimbang pertanyaan anda barusan."

Isabella sebisa mungkin masih menjaga sopan santu nya dalam berbicara walau pun sebenar nya saat ini kondisi nya tidak lah terlalu fit! Secara dia telah tidak tidur nyenyak semalaman.  Lalu tiba- tiba ada kasus pembunuhan yang melibat kan dia sebagai saksi kunci dari kasus tersebut. Yang otomatis membuat nya tentu saja tidak bisa barang satu jam saja untuk tidur.

Tapi kesopanan yang di tunjuk kan oleh Isabella di ambang- ambang batas yang dia miliki itu ternyata sama sekali tidak di hargai oleh si polisi botak ini.

Dengan nada ketus dia membalas kata- kata yang Isabella katakan pada nya. "Akulah yang berhak mengajukan pertanyaan di sini, Ms. Sovie. Kau tidak perlu mengajari ku untuk hal itu. Aku sudah dua puluh satu tahun melakukan hal ini."

Mulut dan lidah Isabella  sungguh merasa gatal untuk menimpali polisi botak yang sok tahu ini, tapi baru saja mulut nya akan terbuka untuk mengeluarkan kata- kata mutiara nya, dari luar kamar nya seseorang memanggil si polisi botak keluar.

"Benjamin!! Sebaik nya kau kemari dan lihat ini."

Si polisi botak yang kemudian Isabella  ketahui bernama Benjamin itu pun mengangguk ke arah kamar sebelah.

Tidak lama setelah itu dia pun mengatakan sesuatu pada Isabella , "Tetap lah di kamar mu, aku akan segera kembali."

Isabella menelan kembali semua kata - kata mutiara yang tadi sudah ada di ujung lidah. Dia hanya bisa melemparkan senyum pada polisi itu sembari berkata,  "Tentu saja, Detektif."

Nada bicara Isabella  terdengar sangat sarkasme di telinga Benjamin.

"Apa kau keberatan nona Sovie?"

"Tentu saja tidak! Sebagai warga negara yang baik. tentu aku harus bekerja sama dengan baik pula." Ucap nya tetap saja terdengar sarkas di telinga Benjamin.

Tapi kali ini Benjamin tidak merespon dan hanya berlalu pergi. Ketika dia melewati pintu kamar Isabella  dia berbisik pada seorang teman nya.

Entah apa yang Benjamin bisik kan tapi yang pasti teman nya Benjamin itu melirik ke arah Isabella .

"Seharusnya aku perlihatkan tanda pengenal ku pada nya! Kalau aku ini seoramh jaksa wilayah!" Seru Isabella pelan dan memilih untuk berbaring di atas tempat tidur.

Perse tan dengan polisi yang berjaga di pintu kamarnya, yang dia perlukan saat ini adalah tidur. Walau pun itu hanya untuk sepuluh sampai lima belas menit saja. Yang penting tidur pulas tanpa ada gangguan.

"Maaaf, nona Sovie, sebaik nya anda tetap terjaga. karena mereka bisa datang kapan saja. Jika anda butuh privasi aku bisa menutup pintu ini jika perlu." Ujar polisi teman si polisi botak tadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa aku tidak boleh keluar kamar?" Tanya Isabella pada si polisi yang berjaga.

"Seperti nya ada perkembangan yang tak terduga", jawab polisi itu singkat.

"Sial! Me time ku malah berantakan seperti ini! Ini semua karena polisi brengsek itu! Kalau dia tidak mengacau kan mood ku dalam seminggu ini, aku pasti tidak akan sampai harus pijat dan nginap di hotel ini! Sialaan kau Sky!!!" Pekik Isabella dalam hati.

Isabella tidak menyangka jika diri malah jadi tertahan di hotel ini. Mana hari sudah menunjuk kan pukul  untuk masuk kerja.

"Aku harus memberi tahu kantor ku kalau aku tidak bisa masuk hari ini."  Ucap Isabella lalu berjalan ke arah meja hias di mana tas nya berada.

"Maafkan aku nona Sovie, untuk sementara anda tidak di perbolehkan menelpon atau menghubungi siapa pun hingga mereka datang." Jawab si polisi sambil dengan gercep mengambil tas milik Isabella.

Isabella yang kesal menarik nafas panjang dan dalam kemudian menatap polisi itu dengan tatapan terbaik yang bisa dia beri kan. "Apakah aku dianggap sebagai seorang tersangka. dalam penyelidikan ini?" tanyanya pada si polisi.

"Aku tidak berkata demikian." jawab nya yang terdengar ambigu di telinga Isabella sebab itu bukan jawab TIDAK yang sesungguh nya.

"Apa ada lagi yang ingin kau tanya kan atau pasti nya nona Sovie? Kalau tidak maka aku akan membantu menutup pintu ini." Ujar nya tanpa ada ekspresi apa pun di wajah nya.

"Tungguh! Katamu aku tidak di perbolehkan menelpon atau menghubungi siapa pun hingga mereka datang." kata Isabella. " Mereka yang kau maksud kan, Siapa??"

Polisi tidak menjawab dan hanya mengatakan, " kalau kau lelah. sebaiknya kau duduk saja dengan tenang di dalam kamar mu."

Lalu pintu kamar Isabella pun di tutup oleh si polisi,

"Sssssssshit!!"  teriak Isabellla kesal.

Isabella yang tidak bisa melakukan apapun itu akhir nya tanpa dia sadari malah ketiduran di atas sofa. Mungkin sistem tubuh yang shut down otomatis karena saking lelah dan katuk nya dia saat itu.

Entah sudah berapa lama Isabella tertidur tapi yang pasti dia benar- benar tertidur pulas sambil menunggu si polisi botak kembali.

Terpopuler

Comments

YaRouhii

YaRouhii

Maaf thor.. mau menambahkan aja untuk pemilihan katanya sepertinya harus banyak baca referensi novel lain deh.. soalnya banyak kata yg malah bikin blunder yg baca.. tapi sebenarnya ceritanya seru cma pemilihan katanya aja yg perlu diperhatikan lagi biar mempermudah pembaca.. semangat yaa thor 🤗 jgn pernah nyerah untuk nulis novel.. sebenarnya klo pemilihan katanya tepat novel ini bakalan jadi yg terbaik sih menurut aku hehehe..

2023-10-10

0

❤️MOMMY JEJE💋💋💋

❤️MOMMY JEJE💋💋💋

tabok aja tuh kepala botak pake gayung, mbak sovie, kesuwenn🤣🤣

2023-03-08

2

❤️MOMMY JEJE💋💋💋

❤️MOMMY JEJE💋💋💋

tabok aja tuh kepala botak pake gayung, mbak sovie, kesuwenn🤣🤣

2023-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!