#4 : Situasi yang keos

Sesaat sebelum para petugas medis tiba...

Isabella yang masih setia berdiri di tempat ia berdiri tadi dapat dengan jelas mendengar si petugas keamanan menjelaskan apa yang terjadi di kamar 16038 itu.

Kuping Isabella melebar, bagaikan radar yang  berputar, menangkap semua informasi yang di katakan oleh si petugas keamanan.

"Jadi mereka menemukannya terbaring di atas tempat tidur. Dan korban tidak memberi respons. Itulah sebabnya petugas keamanan tadi mulai memberi CPR tapi kelihatannya tidak berhasil...." Simpul Isabella setelah mendengar kan dengan seksama penjelasan panjang kali lebar dari pertugas keamanan itu.

Mata Isabella pun mulai berkelana ke segala arah.  Terlihat pada saat itu para staf tambahan tiba di lokasi kejadian. Selain pada staff terlihat juga seorang wanita dalam balutan setelan biru.

Yang kemudian memperkenalkan diri sebagai manajer hotel dan meminta semua tamu untuk masuk ke kamar nya masing - masing dan agar tidak ada yang tegak - tegak cantik di koridor.

Namun tentu saja tidak semudah itu meminta orang sebanyak itu untuk menuruti perkataan nya. Isabella saja contoh nya, dia masih berdiri cantik di depan pintu kamarnya. Tempat paling strategis untuk melihat kejadian secara langsung dan mendengar informasi terbaik yang ada saat itu.

Isabella mendengar para tamu hotel di lantai enam belas itu saling berbicara di antara mereka dengan sangat amat pelan. Sekilas Isabella menangkap potongan percakapan saat seorang tamu dari suatu kamar bertanya pada tamu yang lain apakah dia mengetahui apa yang sedang terjadi.

Isabella tersenyum karena seperti nya tamu itu salah tempat bertanya. Seharusnya tamu itu bertanya pada nya karena tidak ada orang di lantai itu yang tahu lebih banyak apa yang terjadi dari pada Isabella.

Yang tahu apa yang terjadi pertama adalah Tuhan! Yang kedua tentu saja pelaku dan korban. Dan yang ketiga sudah pasti adalah Isabella.

Setelah semua staff hotel berhasil membuat para tamu kembali ke kamar masing- masing, keheningan sempat muncul sesaat.

Namun ketika para petuga medis tiba, para tamu yang seperti nya mengintip dari kamar mereka masing- masing kompak keluar. Dan suasana di lorang itu kembali ricuh. Apalagi pada saat  ada seseorang di atas ranjang dorong di atas brangkar.

Saat mereka bergegas melewati Isabella, Isabella menangkap bayangan orang itu- korban.

*Tidak begitu jelas memang *tapi kalau untuk sekedar tahu bahwa korban adalah seorang wanita, tentu saja tidak sulit. Karena ciri- ciri nya mengatakan itu semua.

Sementara satu dari petugas paramedis mendorong brankar itu, petugas yang lain berlari di sisi ranjang, memompakan oksigen lewat masker yang dipasangkan pada wajah wanita itu.

Kedua petugas keamanan bergegas mengawal para petugas medis itu, memastikan koridor kosong. Isabella dan  beberapa tamu hotel yang lain mendengar petugas keamanan yang bertubuh lebih rendah berkata pada rekannya bahwa polisi sedang dalam perjalanan ke hotel itu.

"Polisi selalu saja datang terlambat!" gumam Isabella dalam hati, yang memang tidak begitu suka dengan polisi di kota nya ini yang di menurut nya gerak nya terlalu nyiput.

Mendengar bahwa polisi akan datang tiba- tiba suasana di lorong itu kembali keos. Para tamu hotel menuntut untuk diberi tahu apa yang sedang terjadi.

Sang manajer dengan tenang mulai angkat bicara untuk mengatasi keributan itu.

"Saya benar-benar mengerti bahwa kalian semua khawatir dan saya mohon maaf sebesar-besarnya atas gangguan malam ini. Kami dari pihak hotel akan segera mengatasi malalah ini.." Wanita itu berbicara pada mereka dengan nada suara menenangkan dan lembut, yang sangat mirip dengan nada suara pria dari Guest Services yang berbicara dengan Isabella di telepon beberapa saat sebelumnya.

Isabella menjadi penasaran apakah mereka berbicara seperti itu satu sama lain saat tak ada tamu di dekat mereka? Tawa mengejek pun muncul di sudut bibir Isabella.

Namun walau pun tertawa dengan hayalan nya barusan, Isabella tetap berada di tempat nya dan mendengarkan wanita itu bicara.

"Tolong jelaskan nona! Jangan bertele- tele! Saya ini sudah membayar kamar yang saya tempati sekarang untuk satu minggu ke depan! Saya butuh sebuah kejelasan!! Saya tidak ingin mati konyol seperti tamu di kamar 16038 itu!" Ujar salah satu tamu meledak- ledak.

"Sekali lagi, saya memohon maaf atas ketidak nyamanan ini. Namun sayangnya, saat ini saya hanya bisa memberi tahu kalian bahwa situasi ini,hmm- pasti nya sangat serius dan mungkin merupakan tindak kriminal murni," sang manajer lanjut menjelaskan.

"Kami akan menyerahkan masalah ini kepada polisi dan kami minta semua orang tetap berada di kamar masing-masing hingga polisi tiba dan memeriksa apa yang sebenar nya terjadi. Saya mohon dengan sangat kerja sama kita semua. Mungkin nanti akan beberapa orang di antara kalian yang akan di tanyai oleh polisi." ucap si manager dan langsung menoleh ke Isabella.

Usai mengatakan itu, sang manager pun mendatangi Isabella. "Ms. Sovie?" tanya nya lembut.

"Yups benar. Saya Ms. Sovie. Tapi cukup panggil saya Isabella." Ujar Isabella terlihat sangat tenang

"Apakah Anda keberatan jika saya mengantar Anda kembali ke dalam kamar Anda?"

Ini adalah templet para petugas hotel yang sebenar nya bermakna"Sebaiknya kau menyerah karena sifat mengupingmu tidak membawa hasil jadi masuk dan kunci pintu kamar mu. " Kalau di translate pakai bahasa bar- bar maka hasil translate- tan kurang lebih akan seperti itu.

"Tentu saja," kata Isabella pasrah. Lagi pula tidak ada lagi yang bisa dia lihat saat ini.

Toh para polisi pun belum tiba. Tidak salah kan jika Isabella menggelari nya sebagai polisi lambat. Karena memang selamban itu.

Ibarat nya polisi kota ini sama lamban nya dengan polusi India angkatan nya tuan Takur sings.

"Silahkan masuk nona Sovie." Ujar si manager tapi tidak ikut masuk yang itu sama saja mempertega prasangka Isabella tadi kalau dia di larang menguping.

Sebenarnya Isabella tidak perlu terlalu ingin tahu apa yang terjadi, sebab setelah polisi menemukan tersangak asli nya maka Isabella hanya perlu hongkang - hongkang kaki saja.

Dia tidak perlu berdiri dan mencuri dengar seperti tadi.

Namun mungkin karena kali ini dia lah yang menjadi saksi kunci dalam kasus ini , membuat keinginan untuk tahu semua hal lebih awal  lebih tinggi dari semua kasus yang sampai di atas meja nya.

Apalagi dia mendengar langsung teriakan wanita sebelah serta melihat pria mencurigai yang keluar dari kamar itu. Sungguh membangkit kan jiwa - jiwa detektif nya.

Terbayang oleh Isabella bagaimana pria itu menghabisi  wanita itu usai bersenang- senang dengan wanita itu. Andaikan Isabella di perbolehkan untuk melihat jenazah wanita itu maka pasti dia sedikit banyak dapat menerka apa yang terjadi.

Terpopuler

Comments

anie

anie

next.. .

2023-03-11

2

宣宣

宣宣

,

2023-03-08

2

Iis Lilasari

Iis Lilasari

si sovie keponya kebangetan....hhh

2023-03-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!