Lilis dan Wahyu pun berdecak kagum, pasalnya Kenisha terlihat cantik mirip anak berada saat di balut gaun indah tersebut.
“Apakah kau Kenisha putri ku?” tawa di bibir Lilis makin mengembang, air mata haru perlahan mengalir dari pipinya yang banyak garis kerutan halus.
“Sangat cantik!” Wahyu benar-benar suka baju yang di pakai putrinya.
“Buka tas yang lainnya Ken, oh ya.. ibu buka tas yang warna abu-abu ya.” Lilis meminta izin sebelum menggeledahnya.
“Iya Bu, mari kita buka sama-sama saja.” Kenisha dan kedua orang tuanya memeriksa apa saja yang di beli David untuknya.
Saat Lilis melihat isi tas abu-abu itu, ternyata isinya baju batik untuk laki-laki.
“Sepertinya ini untuk ayah.” Lilis memberikan baju batik yang ada di tangannya pada suaminya.
“Wah! Bener juga, ya Allah ini bagus banget.” Wahyu senang bukan main, setelah 5 tahun berlalu akhirnya ia memiliki pakaian baru.
“Ini untuk ibu.” Kenisha memberikan baju gamis indah pada ibunya.
Ternyata sang calon suami memberikan banyak baju untuk keluarga kecil itu.
Rohima dan Andri yang juga ikut kebagian menjadi riang dan gembira.
di saat keluarga kecil itu sedang bersukacita tanpa sengaja Kenisha melihat Leo yang berdiri di pinggir jalan menengok ke arah mereka.
Sontak Kenisha terdiam, lalu ia pun menoleh ke arah ibunya.
“Ada Leo bu.” Kenisha memberitahu kedatangan sang kekasih kepada ibunya.
Wahyu yang Mendengar pun mengalihkan pandangannya pada Leo.
“Temui dia dan katakan apa yang terjadi sebenarnya, jangan ada kebohongan, bilang kalau kau sudah di lamar oleh orang lain.” Wahyu tak ingin ada masalah di kemudian hari jika putrinya tak jujur sejak awal.
Kenisha yang mengerti pun menganggukkan kepalanya.
“Baik ayah.” sebelum pergi Kenisha mengambil sebungkus kue Napoleon di balut keju untuk sang kekasih.
Setelah itu Kenisha melangkahkan kakinya menuju Leo.
Sedang Lilis dan Wahyu menyusun hadiah-hadiah pemberian David ke dalam beberapa karung goni besar.
Kenisha yang telah berdiri di hadapan Leo mulai menyapa dengan ramah.
“Apa kabar, lama tak bertemu.” Kenisha tersenyum seraya menyodorkan kue yang ada dalam kantong plastik kepada Leo.
“Apa ini?” tanya Leo penuh kebingungan dalam hatinya.
“Kue untuk mu, ambillah,” ucap Kenisha.
Leo pun menerima kue tersebut, lalu ia pun bertanya pada Kenisha.
“Siapa yang memberikannya pada mu?” Leo tahu betul kalau sang pujaan hati tidak akan mampu untuk membeli kue bermerk tersebut.
Mendengar pertanyaan itu Kenisha terdiam karena tak tahu harus bicara dari mana.
“Siapa yang memberikan baju-baju itu pada kalian?” tanya Leo kembali, sebab Leo merasa tidak mungkin ada orang berdonasi pada keluarga Kenisha yang tinggal di tempat yang sangat terpencil itu.
“Ayo bicara di tempat lain.” Kenisha mengajak Leo pergi karena ia takut jika Leo mengetahui kabar pernikahannya maka lelaki miskin itu akan membuat keributan di depan rumahnya.
“Baiklah.” Leo tahu kalau ada sesuatu yang tak beres pada kekasihnya.
Ia yang butuh jawaban atas pertanyaan yang ia ajukan mengikuti langkah sang kekasih dari belakang.
Ternyata Kenisha membawa Leo menuju air terjun yang jaraknya 150 meter dari kediaman orang tua Kenisha.
Air terjun setinggi 1000 meter itu letaknya tak jauh dari pinggir jalan.
Di air terjun itu pulalah keluarga Kenisha melakukan aktivitas seperti mandi cuci piring dan cuci baju.
Hanya mereka yang memanfaatkan air terjun itu, sebab tak ada penduduk lain yang tinggal di sekitar situ.
Kemudian Kenisha dan Leo pun duduk di atas rumput hijau yang sangat subur dan di sekitaran ada air yang mengalir.
“Kita sudah sampai di sini, katakanlah apa yang ingin kau sampaikan,” ucap Leo.
“Hadiah itu dari calon suami ku.”
Deg!
Pengakuan Kenisha membuat Leo syok bukan main.
Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, hubungannya yang lancar dan tak memiliki masalah apapun dengan gadis cantik yang di hadapannya membuat seorang Leo bingung kenapa sang kekasih malah di lamar oleh orang lain.
“Apa kau menerimanya?” tanya Leo dengan nafas terengah-engah.
Kenisha menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah sekaligus iba menjawab pertanyaan dari sang kekasih hati.
“Iya.”
Duar!!
Bak tersengat listrik 36 KV, pernyataan Kenisha membuat Leo kejang-kejang.
Ia tak mengerti mengapa sang kekasih mengkhianati dirinya yang telah setia dalam suka dan duka selama ini.
“Kenapa kau tega berbuat curang pada ku?” Leo yang berduka menitikan air matanya.
Tes!
Kenisha yang menyaksikan pemandangan menyedihkan itu hanya bisa mengelus dada karena ia sendiri sebenarnya merasakan sakit yang sama.
“Jawab Kenisha!” Emosi Leo kian memuncak pada Kenisha yang duduk di hadapannya.
“Aku terpaksa, ini semua demi keluarga ku mereka membutuhkan materi untuk melanjutkan hidup,” terang Kenisha.
“Oh... Jadi ini semua karena harta?” mata Leo membulat sempurna ia sangat kecewa pada kekasihnya yang meninggal karena harta.
“Iya, maafkan aku.” perlahan-lahan Kenisha ikut menangis.
“Apa arti dari air mata mu itu Kenisha? Disini akulah yang menjadi korban akan janji manis mu, aku masih ingat rencana kita untuk menikah tahun depan, Kenapa kau lakukan ini pada ku Kenisha?” Leo merasa patah hati berat karena Kenisha meninggalkannya.
“Aku tahu, akulah yang bersalah tapi aku tidak bisa berbuat apapun, karena ini adalah permintaan kedua orang tua ku dan aku sendiri bersedia,” ucap Kenisha.
“Lalu bagaimana dengan ku? Aku juga membutuhkan mu Kenisha! Tidak ku sangka kau adalah wanita yang matre, gila uang! Demi laki-laki kaya itu kau membuang aku yang selalu menyayangi mu.” Leo memalingkan wajahnya menghadap air terjun.
“Hidup itu realistis, menikah tak cukup hanya dengan modal cinta, kau dan aku sama, ekonomi melarut dan jarang makan nasi, mungkin aku bisa tapi aku tak sanggup jika anak ku mengalami hal yang sama dengan ku, karena itu ku putuskan memilih dia yang sudah mapan, selain itu aku juga bisa membantu keluarga ku, kau juga sudah lihat kan ibu dan ayah bekerja mati-matian setiap hari, itu juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari.” Kenisha berkata demikian agar Leo mengerti posisi Kenisha.
Leo yang sadar diri hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang berada di garis kemiskinan.
Ia juga tak menampik apa yang di katakan kekasihnya, sebab semua adalah kebenaran yang nyata, dirinya memang jarang mengkonsumsi makanan pokok orang Indonesia.
“Ku harap kita berdua sama-sama ikhlas dan melupakan masa lalu, ku mohon jangan ada dendam di antara kita, aku akan selalu menjadi teman baik mu. Leo... kita putus.” Kenisha mengakhiri hubungannya dan Leo di bawah air terjun yang indah dan disaksikan oleh ratusan capung yang terbang di sekitar mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nm@
Sedih
2023-05-09
0
ArmyBlues
buset seribu meter 1 km anjirr
2023-04-01
2