Lamaran

David terdiam mendengar jawaban dari Wahyu.

Miskin level S, batin David.

Sedang Kenisha merasa sedih ayahnya berkata demikian pada orang besar yang ada di hadapan mereka berdua.

Ayah enggak salah, ini hanya takdir Tuhan pada kita, batin Kenisha.

Kenisha yang tak ingin mendapat penilaian buruk dari calon suaminya dengan cepat menuang air putih ke dalam gelas yang ada di hadapan mereka bertiga.

Lalu mata David yang tangkas pun memperhatikan apa yang di lakukan calon istrinya.

Dengan jelas ia pun melihat di antara ketiga gelas itu hanya ada satu yang berbahan kaca.

“Kalian benar-benar miskin ya.” kata-kata David membuat Wahyu dan Kenisha tercengang.

Pasalnya pria itu tidak pilih-pilih kosa saat bicara.

Kenisha yang tak tahan dengan penghinaan dari calon suaminya pun mulai angkat bicara.

“Memangnya ada yang bilang kalau kami kaya tuan?” mata Kenisha memerah menahan tangis, ia benar-benar tak terima di perlakukan semena-mena oleh pria tampan yang ada di hadapannya.

Wahyu yang takut kalau pernikahan itu gagal menggenggam tangan putrinya.

Emosi Kenisha yang tadinya memuncak perlahan mulai mereda berkat ayahnya.

“Barusan ayah mu bilang kau adalah orang yang penyabar, apa itu khusus untuk lansia saja?” David menekan-nekan telunjuknya ke tikar pandan yang ada di depan lututnya.

Deg!

Sontak Wahyu merasa seperti senjata makan tuan atas kata-kayanya sendiri.

Saat ketegangan itu masih masih berlangsung, Marwan sang supir pribadi dari pria sukses itu datang membawa 10 tas belanja berbahan plastik tebal kualitas nomor satu ke hadapan David, Kenisha dan ayahnya.

“Maaf tuan, ini mau di taruh di mana?” tanya Marwan pada David.

“Apa masih ada ruangan kosong untuk hadiah yang ku bawa pak, Wahyu?” sikap santai David membuat Kenisha menghela napas panjang.

“Tentu saja tuan.” jawab Kenisha seraya menaruh air putih yang baru ia tuang ke hadapan David.

Mendengar jawaban Kenisha David pun menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, turunkan semua yang ada dalam mobil, Marwan,” titah David.

“Siap tuan.” kemudian Marwan menuju mobil untuk mengeluarkan semua barang yang mereka bawa.

Awalnya Kenisha pikir hanya ada beberapa kantong belanjaan lagi.

Namun matanya tiba-tiba membulat saat melihat tangan kanan dan kirinya Marwan menjinjing 12 kantung belanja yang isinya koleksi baju keluaran terbaru untuk, Kenisha dan seluruh keluarganya.

“Banyak sekali tuan.” ucap Wahyu dengan senyum yang mengembang.

“Ini belum seberapa.” David yang banyak uang menganggap itu hanya sedikit.

Sementara itu, Lilis, Rohima dan Andri yang baru pulang membeli kue bantal sebagai jamuan untuk tamu istimewa mereka, merasa keheranan saat melihat halaman rumah di penuhi oleh susunan tas belanja yang sangat banyak.

Lilis juga melihat mobil mewah yang parkir di pinggir jalan.

“Mobilnya bagus ya bu,” celetuk Rohima.

“Iya nak,” sahut Lilis.

Apa mungkin ini milik tuan David? batin Lilis.

Saat Lilis menoleh ke arah bawah pohon, ia pun dapat melihat tuan David yang terhormat telah ada disana.

Lilis yang telah terlambat pun segera melangkah menuju suami dan putrinya.

“Ini rotinya mas.” saat Lilis menoleh ke arah tikar, ia pun melihat telah tersaji beberapa jenis kue disana.

Andri yang melihat makanan lezat itu pun bertanya pada ibunya.

“Bu, Andri boleh minta satu roti coklatnya enggak?” Andri yang kelaparan meminta izin pada ibunya.

Lalu Lilis menggelengkan kepalanya karena ia merasa itu kurang sopan di hadapan tamu mereka.

“Ambil saja adik manis.” lalu tangan putih bersih David memberi satu bungkus utuh kue coklat yang di inginkan Andri.

“Kau mau yang mana cantik?” David tersenyum pada adik kecil Kenisha yang hidungnya hitam karena arang.

“Enggak usah tuan, aku makan punya Andri saja.” Rohima menolak karena ia berharap akan ada makanan sisa untuk mereka konsumsi esok hari.

“Benarkah?” lalu David mengambil kue coklat yang mereknya sama dengan yang di pegang oleh Andri.

“Ambillah.” David terseyum pada Rohima kecil.

“Terimakasih om.” Rohima pun menerimanya dengan tawa yang riang.

Kelembutan David membuat hati Kenisha merasa tersentuh.

Ternyata hatinya baik, batin Kenisha.

Sedang Lilis yang merasa malu untuk meletakkan kue yang ia bawa ke hadapan David, memilih untuk menyembunyikan di dalam jilbab sorong panjangnya.

David yang tanpa sengaja melihat itu pun berkata.

“Kue itu tidak layak di makan, lain kali jangan di beli lagi,” ucap David.

Sontak Lilis menelan salivanya, ia pun hanya bisa mengganggukan kepalanya tanpa protes.

“Iya tuan, saya mengerti.” Lilis tertawa canggung karena malu.

“Kalau begitu saya ke belakang dulu tuan.” Lilis yang sebenarnya ingin membuat kopi menjadi enggan untuk menawarkannya.

Sebab jenis kopi yang ia bawa harga sebungkusnya hanya 1000 rupiah.

Pasti tuan tidak akan suka, batin Lilis.

“Tunggu sebentar, karena saya ingin berbicara pada bapak dan ibu,” ucap David.

“Baik tuan.” lalu Lilis pun duduk di atas tanah liat karena tak muat lagi di tikar.

“Kalian berdua masuk ke dalam rumah duluan ya nak.” Lilis menyuruh demikian karena ia tahu kedua anaknya sudah ingin menyantap kue lezat tersebut.

“Iya bu.” sahut Rohima dan Andri.

Kemudian keduanya pun menuju rumah dengan tertawa lepas.

“Maaf kalau saya terlambat datang tuan,” ucap Lilis.

David yang sangat berwibawa membuat Lilis tak mampu melihat wajahnya secara langsung.

“Pak Wahyu, bu Lilis, saya yakin kalian sudah tahu tujuan saya datang kesini untuk melamar putri kalian.” kemudian David mengeluarkan sebuah kotak cincin berlian dari dalam saku jasnya.

“Jika kalian benar-benar setuju, maka aku akan mengikat putri kalian dengan ini.” David pun membuka kotak berlian yang ada di tangannya.

Tak!

Mata Lilis dan Wahyu merasa takjub saat

melihat keindahan cincin berlian tersebut.

Pasti harganya mahal, batin Lilis.

Astaga, putri ku benar-benar akan menjadi orang kaya, batin Wahyu.

“Bagaimana pak, bu?” tanya David yang membutuhkan jawaban dari pihak keluarga calon istrinya.

“Kalau kami selaku orang tua selalu memberi izin jika itu adalah yang terbaik, namun keputusan akhir tetap ada di tangan putri kami.” meski Wahyu suka uang namun ia masih menghargai pendapat putrinya.

“Ayah ibu, apa boleh aku bicara berdua dengan tuan David?” Kenisha ingin menyampaikan sesuatu pada calon suaminya tanpa harus di dengar oleh kedua orang tuanya.

”Baiklah nak.” kemudian Wahyu dan Lilis beranjak dari atas tikar menuju ke belakang rumah untuk menyibukkan diri sebelum di panggil kembali oleh Kenisha.

Setelah yang tersisa hanya Kenisha dan David, gadis muda itu pun mulai membuka obrolan.

“Tuan sudah lihatkan bagaimana keadaan keluarga ku?” ucap Kenisha.

“Ya, sangat memprihatinkan,” jawab David.

“Apa tuan masih ingin menikah dengan ku?” tanya Kenisha yang ingin memastikan keteguhan hati calon suaminya.

“Tentu saja.” Jawab David singkat.

Terpopuler

Comments

Nm@

Nm@

Lanjut, Thor

2023-05-09

0

Riska Riska

Riska Riska

lg nyimak tor

2023-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!