Sesampainya Kenisha di perbukitan, ia pun memilih tanah yang lembut agar mudah di konsumsi kedua adiknya.
Setelah memenuhi piring plastik yang ada di tangannya, ia pun beranjak kembali menuju rumahnya.
Ketika ia telah berada dalam rumah kedua adiknya masih terus menangis tanpa henti.
“Maaf kalau kakak datangnya lama, ini makanlah.” Kenisha meletakkan piring berisi tanah liat merah itu di hadapan kedua adiknya.
“Terima kasih kak.” ucap Andri dan Rohima.
Tanpa bertanya apa yang ada di atas piring, keduanya malah langsung menyantap dengan sangat lahap seolah itu adalah makanan lezat.
Kenisha yang melihat itu langsung tercengang, ia tidak menyangka jika kedua adiknya menyukai tanah yang sebenarnya tidak untuk makan.
Ya Allah selapar itukah adik-adik ku? batin Kenisha.
Menyaksikan kerakusan adik-adiknya membuat Kenisha sadar bahwa dirinya harus menerima lamaran David.
****************
Tepat pada pukul 19.00 malam Wahyu dan Lilis pulang bekerja dengan membawa beras 1 liter.
“Kenisha, cepat masak nasi ini nak, pasti kalian sudah sangat laparkan nak.” Lilis pun menyerahkan beras yang ada di kantong plastik hijau itu kepada putrinya.
Kenisha yang duduk di atas lantai pun berkata pada ibunya.
“Bu, katakan pada tuan David kalau aku persediaan menjadi istrinya,” pinta Kenisha.
Mendengar keputusan Kenisha Wahyu dan Lilis senang bukan main.
“Kau serius nak?” Lilis menggenggam kedua tangan putrinya dengan sangat erat.
“Iya bu, kalau bisa aku ingin cepat bertemu dengan tuan David.” Kenisha yang ingin segera membantu keluarganya tak ingin menunda terlalu lama Pernikahannya dengan pria kaya raya itu.
“Baiklah, nanti setelah makan malam ayah mu akan ke rumah bapak kepala desa untuk menelpon tuan David.” Lilis yang bersemangat membuat Kenisha bahagia.
Kenisha juga melihat senyum lebar tiada hilang dari bibir ibu dan ayahnya.
“Mungkin ini yang terbaik, maafkan aku Leo, kalau aku meninggal mu demi pria yang lebih mapan.” meski hatinya terasa perih namun kesejahteraan keluarganya adalah prioritas utamanya.
****************
Pukul 22:00 malam, Wahyu yang baru pulang dari rumah bapak kepala desa mulai menceritakan hasil percakapannya dengan tuan David.
“Besok tuan David akan datang kesini,” ucap Wahyu.
Sontak Kenisha dan ibunya melihat satu sama lain.
“Kesini?” Lilis sedikit cemas sebab rumah mereka yang sangat kecil pasti membuat tuan besar itu tak nyaman.
“Ayah, tuan David akan duduk dimana kalau dia berkunjung kesini?” pertanyaan Kenisha sebenarnya sudah ada di benak Wahyu dan Lili.
“Besok kita geler tikar saja di halaman.” ujar Wahyu, karena ia pikir itu adalah solusi yang paling tepat.
“Mas benar juga, tapi kita harus menjamunya dengan apa? Kita kan tak punya uang mas?” Lilis menjadi pusing memikirkan makanan apa yang akan ia sajikan pada calon menantunya.
“Jangan di paksakan ayah ibu, beri apa yang ada saja, kalau dia memang serius ingin menikahi ku pasti dia tidak akan mempermasalahkannya, lagi pula diakan sudah tahu, kalau kita orang susah.” Kenisha tak ingin jika kedua orang tuanya menjadi kesulitan hanya karena seorang pria yang masih akan jadi calon suaminya.
Di samping itu Kenisha juga ingin menguji seberapa tulus perjaka tua itu kepadanya dan juga keluarganya.
“Baiklah.” Wahyu menganggukkan kepalanya, bagaimanapun ia tidak bisa memaksakan diri untuk memberi sesuatu yang lebih baik.
Andaikan ia mau pun, sayangnya tak ada warga yang akan meminjamkan uang kepadanya, sebab Wahyu yang miskin tak mampu membayar hutang tepat waktu hingga membuat orang-orang jera membantunya.
Usai berdiskusi mereka bertiga pun kembali ke kesibukan masing-masing yang mana Lilis dan Wahyu mandi, sedangkan Kenisha memasak nasi di dapur.
1 jam kemudian, setelah nasi dan daun ubi rebus telah matang keluarga kecil itu pun mulai makan bersama.
****************
Keesokan harinya, pada saat Kenisha sedang menyapu halaman tiba-tiba mobil Toyota Alphard silver berhenti tepat di hadapannya.
Sontak Kenisha menghentikan tangannya yang sedari tadi sibuk menggerakkan tongkat sapu lidi.
Kemudian seorang pria berseragam dongker atas bawah keluar dari pintu kemudi.
Lalu pria berseragam dongker itu membuka pintu mobil nomor dua yang ada di belakang kemudi.
Ceklek!
Lalu mata Kenisha yang indah melihat seorang pria tampan berpenampilan rapi beraura mahal, tinggi tegap dan juga kekar keluar dari dalam mobil tersebut.
Apa dia tuan David? batin Kenisha.
Ia yang sebelumnya belum bertemu dengan calon suaminya terkejut bukan main.
Pasalnya pria paruh baya yang berusia 40 tahun itu berbeda dari apa yang ia bayangkan.
Alih-alih berpikir David adalah seorang pria yang punya banyak kerutan di muka dan perutnya buncit, ternyata Kenisha salah besar.
Bagaimana tidak, David western ternyata memiliki wajah yang awet muda.
Apa benar dia 40 tahun? Kenapa malah terlihat seperti 27 tahun? batin Kenisha.
Tanpa sadar Kenisha terpaku melihat ketampanan pria matang itu.
Wahyu yang baru datang dari belakang rumah melihat kehadiran David yang tak disambut baik oleh putrinya.
“Astaga! Apa yang dia lakukan.” Wahyu yang takut menyinggung perasaan calon menantunya dengan cepat berlari untuk menyambut kedatangan David.
“Selamat siang tuan, selamat datang di rumah kami yang sederhana.” Wahyu menundukkan kepalanya untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada David yang berkuasa.
Kenisha yang ada di sebelah Wahyu merasa sedih, pasalnya ia sangat kasihan sang ayahnya yang mengambil hati pada pria yang ada di hadapannya.
“Selamat siang juga pak Wahyu, dimana aku bisa duduk?” suara maskulin dari David membuat hati Kenisa bergetar.
Deg!
Ada apa ini? batin Kenisha.
Gadis muda itu bingung apakah yang ia rasakan takut ataukah segan.
“Sebelah sini tuan.” Wahyu yang cekatan menuntun David menuju tikar yang di gelar di bawah pohon rindang tepat di depan rumah gubuk yang jauh dari kata layak.
Sebelum melangkahkan kakinya, David menatap ubun-ubun wanita semampai yang memiliki tinggi 165 senti meter itu.
“Apa kau tidak di ajarkan tata krama oleh kedua orang tua mu?”
Deg deg serr!!
Jantung Kenisha rasanya ingin meledak mendengar perkataan dari calon suaminya.
David sendiri setelah mengutarakan isi hatinya meninggalkan gadis cantik itu menuju tikar anyaman pandan yang ada di bawah pohon rindang.
Kenisha yang sadar jika dirinya bersalah pun balik kanan.
Selanjutnya ia menuju tikar untuk bergabung bersama ayah dan calon suaminya disana.
Saat Kenisha telah duduk di sebelah ayahnya, mata David yang tajam menatap penuh makna dari ujung rambut sampai ujung kaki calon istrinya.
“Cantik, tapi tak terawat.” David yang selalu bicara apa adanya membuat Kenisha dan ayahnya melihat satu sama lain.
“Ini kesalahan saya sebagai ayah tuan, ketidak mampuan sayalah yang membuat dia seperti itu, tapi percayalah tuan, meski putri ku tak punya pakaian bagus dan tak pernah di poles bedak, tapi hatinya tulus, pandai dan sabar merawat orang tua, terpenting dia tak malu bekerja kasar demi membantu perekonomian keluarga.” Wahyu memuji putrinya yang luhur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nm@
Waaaah, keren thor
2023-05-09
0
Eylna Fadli
kyakx mantap ini
2023-04-30
0