"Atuuuk!"
Puan sedikit kesal karena kakeknya muncul tiba-tiba dan mengagetkannya.
"Bagaimana Atuk tahu kalau Puan ada disini?" lanjutnya.
Dato Kumbang tersenyum.
"Ato akan mudah mencium baumu meski kau bersembunyi ke ujung dunia sekalipun. Lagi pula, Atuk kan sudah bilang jangan pergi jauh-jauh!" Dato Kumbang tidak kalah sengit.
Dato Kumbang teringat ketika masih berada di rumahnya. Dia merasakan keberadaan orang lain di pulau itu.
"Maafkan Puan, Tuk. Puan juga tidak tahu kenapa sampai disini. Lihatlah! Ada seseorang tergeletak disana. Anehnya, Puan tidak mencium bau manusia ataupun hewan. Siapa dia ya, Tuk?"
Dato Kumbang hanya diam. Yang dikatakan cucunya memang benar. Dia juga tidak mencium bau manusia atau binatang. Yang jelas dia masih hidup.
"Siapa kamu sebenarnya dan dari mana asalmu?" tanya Dato Kumbang pelan.
Makhluk itu tidak menjawab. Hanya terdengar desah napasnya yang sangat lemah.
"Apa dia masih hidup, Tuk?"
Puan penasaran dengan keadaan orang itu.
Dato Kumbang menarik napas panjang. Orang itu masih hidup meski keadaannya sangat lemah.
"Sebaiknya kamu keluar saja, Puan. Biar Kakek yang membawa orang ini!"
Puan tidak membantah perkataan kakeknya. Sekilas, dia masih bisa melihat makhluk itu membuka matanya. Terlihat kilatan cahaya berwarna biŕu, tidak seperti warna mata orang biasa.
Diluar sudah mulai gelap. Tapi masih ada sedikit sisa matahari yang masih enggan tenggelam. Untung saja, Dato Kumbang datang. Sehingga bisa dengan mudah membawa orang itu keluar dari kapal.
Dato Kumbang meletakkan orang itu di atas bebatuan. Kini, dia bisa kelihatan lebih jelas. Kulitnya sangat pucat, warna rambutnya keemasan dan badannya tinggi juga besar.
"Darimana orang ini ya, Tuk? Puan tidak pernah melihat orang-orang seperti dia!"
Dato Kumbang terdiam. Dia juga sedang memikirkan sesuatu.
"Mungkin dia berasal dari jauh," bisik Dato Kumbang belum yakin benar.
"Beri aku darah segaaar."
Terdengar suara meski samar dengan suara ombak.
"Datooo, dia bersuara!" sergap Puan
"Apa yang sudah terjadi padamu?" tanya Dato Kumbang yang juga penasaran dengan orang itu.
Tubuh orang itu menggeliat dan berusaha untuk duduk meski sangat lemah.
"Aku hauuus," ucapnya lirih.
"Kamu mau minum? Biar aku ambilkan air kelapa!"
Dato Kumbang beranjak dari tempatnya. Dia berniat mengambil kelapa muda langsung dari pohonnya.
"Ti-tidak! Bukan itu. Aku membutuhkan daraaah," bisik orang itu lagi.
"Da-darah? Maksudmu, kamu mau minum darah?"
Puan gemetar mendengar ucapan kakeknya. Tanpa sadar, dia mundur menjauh. Baru kali ini, dia merasakan takut.
"Datooo, a-apa dia minum darah?"
Puan masih terbelalak. Jantungnya berdegup kencang.
"Kami tidak punya darah seperti yang kamu inginkan!"
Dato Kumbang menyadari kalau cucunya sedang ketakutan.
"Carilah sendiri di dalam hutan. Kami harus pergi!" lanjutnya lagi.
"Tidaaak! Aku terlalu lemah. Setetes saja, aku bisa hidup," pinta orang itu lagi.
Dato Kumbang mengetahui darah siapa yang dimaksud orang itu. Jelas, dia bukanlah manusia biasa. Tapi Dato Kumbang tidak bisa memberikan darahnya. Siapapun akan mati jika terkena darahnya.
"Berikan darah anak itu. Tolonglah! Aku akan mati jika tidak mendapatkan darah segar!"
Puan semakin ketakutan. Sebagian dirinya ingin menolong orang yang baru saja ditemuinya. Tapi, dia juga tidak berani memberikan darahnya.
Dato Kumbang juga bimbang. Dia sangat tahu, jika Puan memberikan darahnya kepada siapapun maka mereka akan menyatu selamanya. Sementara, mereka tidak mengetahui siapa laki-laki berwajah pucat itu.
*****
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sheninna Shen
Semangat up nya Mom !!!
2023-03-03
1
Mommy Ayu 💖
makasih ya, sudah lama ga nulis masih kaku hehhe
2023-03-03
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞
cerita nya menarik thor, mampir juga ya di aku.
semangat2.💪💪💪💪
2023-03-03
1