Perasaan yang gila

“Ketika BERONDONG Jatuh Cinta 2”

Author by Natalie Ernison

Eadrick telah terlanjur jatuh hati sejak pandangan pertama, pada seorang wanita yang baru beberapa minggu telah lalu ia temui. Pada pertemuan kedua, Eadrick akhirnya dipertemukan kembali dengan wanita yang ia kagumi. Namun, suatu kenyataan yang mengejutkan pun harus Eadrick hadapi.

Eadrick baru saja mengetahui, jika wanita tersebut ialah istri dari ayah sahabat baiknya. Tentu saja, hal itu bukanlah hal yang mudah untuk ia hadapi. Rasa kagum itupun berubah menjadi rasa menginginkan, dan tak mampu untuk Eadrick tepis begitu saja

~ ~ ~

"Kediaman Eadrick"

Ead kerap kali melamuni wanita idamannya, hal itu membuat fokusnya kurang terhadap hal lain.

"Eadrick, nenek perhatikan, kau akhir-akhir ini menjadi lebih pendiam. Apa yang terjadi, sayang?" tanya sang nenek prihatin.

"Tidak nek, aku hanya ingin fokus dengan tugas akhirku. Juga semua proposal tugas akhir lainnya." Balas Ead, namun tidak cukup meyakinkan sang nenek.

"Eadrick cucu nenek sayang, katakan saja jika ada hal yang membuatmu sulit." Sang nenek membelai punggung kukuh milik Ead.

Ead tersenyum manja pada sang nenek.

"Semua baik-baik saja nek. Nenek istirahatlah. Aku akan pergi ke kediaman Raven." Ead pun mengemasi barang-barangnya, dan berniat untuk berkunjung ke kediaman Raven.

"Baiklah, berhati-hatikah dalam perjalanan." Ucap sang nenek, lalu mengecup kening milik Ead.

Ead pun bergegas pergi, dengan mengendarai motor tua miliknya. Karena keterbatasan biaya, membuat Ead hanya mampu memiliki sebuah kendaraan tua.

Ead pergi menuju kediaman Raven, sahabat baiknya. Rasanya, Ead sudah tak sabar untuk berjumpa dengan bidadari tak bersayapnya.

Sepanjang perjalanan, Ead terus tersenyum. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, sungguh tak dapat dimengerti memang, apa yang Ead alami saat ini.

***

"Kediaman Rawley family"

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, Ead pun tiba di kediaman megah milik keluarga Raven.

Memarkirkan kendaraan miliknya, lalu bergegas menuju pintu utama.

"Hei, Eadrick! Kau terlalu lama, aku sudah hampir menyelesaikan tugas-tugas ini." Ucap Raven, sembari menjamu kedatangan Ead.

Ead memadangi sekeliling ruangan yang kini mereka tempati. Ia seketika tersenyum, saat melihat sebuah bingkai foto berukuran besar terpampang di ruangan tersebut. Tentu saja, itu adalah foto bidadari tak bersayapnya.

"Apakah kau ingin memakan sesuatu?" tanya Raven ramah.

"Terima kasih atas jamuanmu Raven."

Raven memperhatikan gerak gerik dari Ead, yang sedari tadi terlihat tidak tenang.

"Apakah ada yang menganggumu?" tanya Raven heran.

"Yah, mengapa rumah ini terasa sunyi?" tanya Ead, yang seakan sedan menunggu ibu dari Raven muncul.

"Oh itu... daddy baru saja kembali dari check up bersama mommy." Ucap Raven, dengan wajah sendunya.

"Apakah paman Adolf sakit, Rav?"

Raven mengangguk sendu. "Yah, kesehatan daddy semakin menurun. Tapi, beruntung sekali, dengan kehadiran mommy yang dengan setia merawat daddy."

"Paman Adolf sangat beruntung memiliki istri seperti bibi Daisy." Ucap Ead, lalu menelan salivanya. Bagaimana mungkin, Ead mengatakan hal yang seakan terlalu memuji ibu dari Raven.

"Benar. Mommy sangat baik, walaupun mommy terlihat cuek."

Keduanya pun mulai mengerjakan tugas kelompok, namun fokus Ead kini tak seperti dia biasanya.

"Eadrick, aku akan pergi membelikan sesuatu. Tunggulah," ucap Raven, lalu bergegas pergi.

Setelah beberapa saat kemudian...

"Raven! Raven!" Seru seorang wanita, membuat Ead tertegun. Suara tersebut, seakan membuat pikiran Ead buyar seketika.

"Bibi Daisy," ucap Ead, melangkah mendekati asal suara.

Ahk... pekik Mrs. Daisy, saat mendapati Ead kini berada di bekalang dirinya.

"Maaf, maaf.. aku tidak bermaksud!" Ucap Ead gugup, saat melihat Mrs. Daisy, yang hanya mengenakan dress tali satu.

"Apa yang kau lakukan!"

Plak

Mrs. Daisy memukul wajah Ead. "Kau lagi!" Tukas Mrs. Daisy

"Raven sedang pergi, dan aku hanya ingin mengatakannya." Balas Ead gugup. Ead bahkan tak mampu membalas tatapan mata dari Mrs. Daisy

Mrs. Daisy menatap heran ke arah Ead.

"Pergilah!" Usirnya, lalu hendak pergi.

"Tunggu!" Ead meraih tangan milik Mrs. Daisy.

"Kau, apa yang kau lakukan!" Mrs. Daisy sangat terkejut, atas apa yang Ead lakukan.

"Aku menyukaimu, bibi." Ucap Ead penuh keyakinan.

Mrs. Daisy membelalak tak percaya atas apa yang ia baru saja dengarkan. Seorang pemuda yang merupakan teman dari anak tirinya, mengatakan sesuatu yang tak terduga.

"Kau gila!" Mrs. Daisy menepis cengkraman tangan Ead, lalu bergegas pergi menuju kamar pribadi mereka.

Ead tersandar di dinding, tepatnya di tepi kolam renang pribadi, keluarga Rawley.

Menyentuh area dada miliknya, dan rasanya menyesakkan. "Bidadari tak bersayapku. Kau telah melukai perasaanku hari ini."

Ead merasa sesuatu yang sesak didadanya, setelah apa yang Mrs. Daisy mengucapkan hal yang tak ia harapkan. Tentu saja, tindakan Ead dianggap sangat gila.

***

Terpopuler

Comments

Mardiana Nur Mokoginta

Mardiana Nur Mokoginta

😵aku yg kageeetttttt😂😂😂

2020-09-19

1

Listiana Ngawi

Listiana Ngawi

aduh cpet bgt ungkapin cinta.... tahan dulu npa sih 😁

2020-08-19

2

Bunda Linda

Bunda Linda

uuuuiiwwww sprtyh akn byk assppp...✌😁😁

2020-07-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!