#5

SAAT bangun, mata Gea langsung tertuju ke kotak musik antik di nakas. Ia mengambil benda itu dan mengamatinya berlama-lama. Ia putar tuasnya dan lagu sial, salah satu karya Andmesh Kamaleng yang di nyanyikan oleh Mahalini, mengalun dengan manis. Matanya terpejam, seolah terhanyut bersama lagu indah itu.

Angannya melayang kepada sosok Robert. Entah karena dia habis main skating dengan Mia kemarin atau karena memang dia merasa kisah cinta nya seperti lirik yang di nyanyikan oleh Mahalini itu- that is SIAL.

Mana pas kenangan Gea terbang ke masa lalu, alunan suara Mahalini terdengar semakin syahdu membuat Gea semakin tenggelam dengan rasa yang dia miliki untuk Robert

Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu?

Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang

Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur kar'namu

Tanpa sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan

Takkan kut'rima cinta sesaatmu

Gea bahkan memutar lagu itu berkali- kali. Entah untuk apa! Padahal jelas- jelas lagu itu semakin mendramatisi segelintir perasaan di hati nya.

Sial-sialnya ku bertemu dengan cinta semu

Tertipu tutur dan caramu

Seolah cintaiku (cintaiku)

Puas kau curangi aku?

Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu? (Cintaimu)

Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang

Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur kar'namu

Tanpa sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan

Takkan kut'rima cinta sesaatmu

Sesudah mandi dan gosok gigi, Gea turun ke ruang makan. Jam dinding menunjukkan pukul delapan tepat. la duduk sementara Tante Lia yang menyelesaikan sarapan nasi gorengnya.

"Sorry ya Gea, tante makan duluan," kata Tante Lia, lalu menyeruput teh hangatnya.

"Soal nya tante mau pergi habis ini." Sambung si tante.

"Mau ke mana? Pagi amat!" celetuk Gea.

"Mau ke dunia sihir. Ada arisan di geng sosialita nya tante. Dan tante udah absen dua kali. Jadi tante gak bisa gak datang kali ini. Kamu jangan banyak tingkah! Ntar tante Dora marah, Aaaaaaaum!” si tante Lia malah mengaum kayak macan.

“Macan kali ah tante!” Seru Gea tertawa.

“Puas kalian bicarain aku?” Seru Tante Dora yang baru di bicarakan eh malah udah nongol.

“Idih! Ge- er banget ya Gea?! Siapa yang bicarain dia? Wong kita sedang bahas channel nya teh Risa. Yang kesurupan setan macan itu! Aing maung maneh saha?” tante Lia bahkan sampai menirukan salah satu adegan di channel nya teh Risa.

Tante Dora langsung menajamkan mata nya. Mana percaya dia dengan ucapan Gea dan Lia. Bisa saja dia menggunakan ilmu sihir nya untuk membuat dua orang ini bicara jujur, tapi berhubung hal itu tidak penting- penting banget, maka dia membiarkan saja dua orang ini ngarang cerita sesuka mereka.

"Tante, ntar salam buat mama ya. Bilang ke dia aku belum bisa kesana. Lagi menikmati hidup sebagai pengangguran disini. Maklum baru wisuda." Celoteh Gea.

“Bilang juga sama mama, aku tunggu hadiah wisuda nya. Kalau bisa, aku mau nya si moon yang mama kirim kemari. Pasti seru kalau Moon tinggal bersama kita.” Tambah Gea.

“Moon itu tidak bisa tinggal disini. Dia itu sudah pikun. Bagaimana kalau ntar ada yang mencet bel dan moon yang bukaan pintu lalu nyapa mereka?

"Selamat pagi, apa ada yang bisa saya bantu? "

"Kan bisa auto pingsan tu tamu lihat kucing bisa ngomong!!” Ujar tante Dora.

“Ya masa gak bisa di reset untuk jadi muda lagi sih? Kan tinggal gini doang.” Gea pun menjentikan jari nya.

“Gea, Moon itu makhluk dunia sihir seperti kita. Tidak bisa main reset.” Terang tante Lia.

“Ooh. Begitu ya tante?”

“Iya. Maka nya kamu pikirkan kado yang lain saja. Ntar tante sampaikan ke mama kamu.” Ujar tante Lia lagi, kemudian pamit pergi ke dunia sihir melalui pintu dunia sihir yang ada di lantai atas.

Gea mengangguk dan kiss bye ke tante nya. "Oke tante! Hati- hati."

"Nah, rencana kamu apa sekarang, kan sudah lulus kuliah?" tanya Tante Dora sambil menyantap sarapan nya bersama Gea.

"Enak beberapa tahun ini kerja apa ya? Soal nya waktu nya singkat banget! Kan setelah itu kita akan pindah kita lagi kan?" jawab Gea malas- malasan.

“Lagian aku hampir udah nyoba semua nya tante. Soal nya aku udah dua ratus sembilan belas tahun hidup nya. Jadi otomatis udah banyak pekerjaan yang aku coba.” Lanjut nya masih mode malas- malasan.

"Kalau gitu lanjut S.2 aja? Gimana?? Kamu baru beberapa kali S. 2 dan beberapa kali S. 3 kan? Jadi tidak ada salah nya kali ini S. 2 lagi.” Tawar tante Dora.

“Hmm- Aku juga belum pernah menikah? Bagaimana kalau aku menikah saja tante.” Gea malah membercandai tante nya yang tengah bicara serius itu.

“Kamu mau nikah sama siapa? Kalau itu dengan manusia? No! No! No! Tante gak akan pernah setuju. Mama kamu pasti tidak akan setuju juga.” Tolak nya cepat.

Padahal Gea aja belum ada nyebutin dia mau menikah dengan siapa.

“Kecuali kamu nikah nya dari kalangan penyihir juga. Itu baru boleh. Tapi di dunia sihir, yang seumuran kamu ini belum boleh menikah. Ini masih sangat kecil. Tante saja yang umur hampir tujuh ratus tahun masih belum menikah.” Ujar nya lagi, bangga.

“Tante mah belum menikah karena ya memang betah aja ngejomlo.” Celetuk Gea sambil membawa piring nya untuk dia cuci.

“Idih! Sok tahu nih anak.” Seru tanta Dora.

“Atau jangan-jangan tante pernah patah hati maka nya gak nikah- nikah!” tebak Gea asal namun berhasil merubah raut wajah tante Dora.

“Tante mau ke mall dulu! mau belanja. Biar kelihatan seperti manusia normal oleh tetangga- tetangga.” Kilah nya lalu kabur.

"Tante pergi dulu. Baik-baik di rumah." sambung si tante.

"Ho oh! Tenang aja! Kalau kebakar nih rumah kan tinggal reset!" Jawab Gea asal/

"Pala kamu yang tante akan reset!!" Tante Dora yang tadi nya hendak pergi mendadak kembali dan melihat ke sekeliling rumah. Pertama pasti nya untuk memastikan semua api padam.

Yang kedua untuk memastikan semua bersih. Karena tante Dora ini memang pencinta kebersihan dan kerapian.

Nyaris tak pernah ada barang kotor atau setitik noda pun di rumah, khususnya dapur. Gelas yang habis dipakai minum air putih pun pasti ia cuci bersih jika tidak hendak digunakan lagi.

“Kondisi rumah terakhir kali tante tinggalkan udah tante rekam dalam kepala tante! Awal kalau ada yang berubah significant setelah tante kembali nanti, kamu akan tante pites.” Ujar nya lalu kali ini benar- benar pergi keluar.

Gea pun hanya bisa geleng- geleng sebab hal itu adalah hal biasa dalam dua ratus sembilan belas tahun Gea tinggal bersama tante Dora.

Gea melihat tantenya itu melakukannya setiap hari, setiap saat dalam dua ratus sembilan belas tahun kebersamaan mereka.

Terpopuler

Comments

Chania

Chania

dalam dunia sihir ada OCD jg y kk hmmm...spt mama zila za

2023-03-26

1

Hany

Hany

q nyanyi berulang ulang kak upe,hatiku trenyuh melihat kesedihan Gea😭

2023-03-24

2

Nia Kurnia Luphdeatmangenyang

Nia Kurnia Luphdeatmangenyang

gea galau ni yeeeeee

2023-03-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!