#2
Gea melempar pandangan nya ke kiri dan ke kanan seolah- olah dia sedang mencari seseorang.
“Kamu bisa tenang tidak Gea? Atau apa perlu tante gunakan sihir untuk membuat kepala mu hanya fokus melihat ke depan?” Seru tanta Diodora yang suka risihan orang nya.
Gea duduk diam sebentar tapi percaya lah itu hanya sebentar! Karena begitu Hape Gea bergetar dia langsung berhamburan ke luar gedung tanpa permsii pada kedua tante nya.
"Iya, iya, ini gue keluar!" teriaknya, mencoba mengalahkan keriuhan sekitar nya dan dengan kebaya dia berlarian ke luar ballroom hotel.
"Lo di mana? Udah sampai depan hotel belum???" Tanya nya dengan mata mencari-cari kemana- mana bak seorang manusia biasa.
Namun tidak lama kemudian akhirnya di kejauhan ia melihat wajah sahabatnya. Mia! Manusia pertama yang di dalam hidup nya, Gea jadikan sahabat setelah dua ratus sembilan belas tahun dia hidup di dunia.
"Miaaa!" Teriak Gea dengan sedikit berlari menyingsing rok nya yang sulit di ajak negosiasi.
Dan tidak lama setelah itu mereka berpelukan melepas kangen yang ada di antara mereka.
"Kangen tau!" Seru Gea, memeluk Mia erat.
Mia tertawa. "Sama!!! Cieee, yang udah sarjana." Goda Mia yang tanpa tahu kalau sebenarnya sahabat nya ini sudah sangat sering wisuda dalam hidup nya. Lebih banyak dari pada negera ini ganti presiden jika di hitung- hitung.
Gea melepaskan pelukan. "Iya nih," katanya sambil melirik topi toganya dengan tatapan bangga.
"Udah berapa tahun kita gak ketemu ya?"
"Alah! Baru juga tahun lalu!” Mia memanyunkan bibir.
"Lo skip kuliah sih tahun lalu maka ketinggalan wisuda bareng angkatan kita! "
Gea tertawa. "Hehehe, sorry gue harus pulang ke alam gue bentar." Jawab Gea yang di sangka oleh Mia adalah lawakan nya Gea saja. Padahal Gea benar- benar pulang ke kampung halaman ya di dunia sihir.
Namun karena Gea memang suka ngomong aneh kayak gitu, Mia mah udah hapal dan ngira ya itu paling banyolan nya Mia.
“Eh, Tante- tante lo mana?"
"Ada di dalem, lagi khusuk dengar pak dekan dan pak rektor ngomong! Yuk masuk, Tante – tante gue pasti terkejut melihat lo datang!" ajak Gea.
"Gak apa-apa nih masuk? Gue kan bukan mahasiswi sini lagi?" Mia sok masang muka memelas.
"Pletak! Sok lo ya!!!" Seru Gea sambil menarik tangan Mia ke dalam ballroom hotel.
Kedua sahabat ini menembus kerumunan dan langsung menuju deretan tempat duduk para orangtua wisudawan.
Melihat kedatangan Dea dan Mia, Tante Dora dan tante Lia langsung berdiri. Awalnya mereka tidak setuju kalau Gea berhubungan dekat dengan nama nya manusia karena keluarga mereka ada hubungan yang sedikit buruk dengan yang nama nya manusia.
Tapi setelah sekian ratus tahun berlalu akhir nya kedua tante Gea mencoba merubah sudut pandang mereka. Mencoba berpikiran positif kalau manusia telah berubah.
Dan alasan yang terutama sebenarnya adalah karena mereka kasihan melihat Gea yang selalu iri melihat orang- orang punya sahabat sedangkan dia tidak.
Hanya saja tetap ada batasan yang Gea harus patuhi.
Selama batasan itu tidak Gea langgar maka semua akan baik- baik saja.
"Tante! Ada mantan wisudawati datang ni!" Seru Gea dengan wajah senang. Dia memang selalu senang jika Mia datang.
“Hai tante, apa kabar?” Mia mengulurkan tangan nya pada Tante Dora dan juga pada tante
Lia.
Kedua nya mau tidak mau akhir nya tersenyum dan menyambut tangan Mia.
“Mia kan? Waah! Kamu jadi susah- susah datang kemari karena Gea! Harus nya kamu gak perlu repot- repot gini.” Tante Lia yang lebih ramah dari pada tante Dora.
“Gak repot kok tante. Aku kan sekarang udah tinggal di kota ini lagi. Jadi tinggal ambil kunci mobil, langsung gas deh kemari.” Selorih Mia apa ada nya ini.
“Gea! Lekas minta teman mu ini pulang sebelum tante Dora mu membuat nya kehilangan semua ingatan nya tentang kamu.” Ujar tante Lia melalui telepati langsung ke Gea.
“Tapi tante Lia?” balas Gea dengan telepati juga.
“Jangan uji kesabaran tante Dora mu, Gea! Kamu kan sudah dua ratus sembilan belas tahun tinggal bersama kami. Kamu pasti tahu kalau tante mu itu tidak suka dengan hal – hal yang berbau manusia begini!” Seru tante Lia.
Gea pun mengecurut kan mulutnya. Baru saja dia bernostalgila dengan Mia, sahabat manusia pertama, tante nya sudah mengacam akan menghilangkan ingatan sang sahabat akan diri nya.
"Wah, kamu sudah jauh-jauh datang. Terima kasih ya?" Ujar tante Dora berbasa basi.
“Tante, besok boleh gak aku bawa Gea keluar. Soal nya udah lama aku gak ketemu Gea.” Pinta Mia pada tante- tante nya Gea.
Mia tahu, kalau Gea ini memang paling susah untuk dapatkan ijin keluar. Walaupun sudah segede ini. Dan itu udah dari zaman semeter awal mereka kuliah. Teman- teman seangkatan Gea pasti sudah sangat tahu akan hal ini.
Namun walaupun begitu, Mia tetap ingin membawa Gea keluar karena ada seseorang yang ingin bertemu dengan Gea.
"Memang kalian mau ke mana?" tanya tante Lia mendahului tante Dora bicara.
"Skating, Tan," sahut Mia.
“Skating? Skating dimana?” Tanya tante Dora dengan wajah yang terlihat tidak suka.
“Kayak nya sih di mall dekat kampus tan. Dulu aku dan Gea ada beberapa kali kesana kalau dosen gak datang.” Jawab Mia.
"Tante Lia? Tante Dora? Please kali ini saja?! Kita kan beberapa tahun lagi akan pindah ke kota lain atau bahkan negara lain! Please ya! Kali ini saja! " Mohon Gea dengan mamasang puppy eys nya ke kedua tante nya.
Karena merasa iba pada kedua nya, akhir nya tante Dora setuju.
"Hem- baiklah! Tapi pulangnya jangan terlalu malam." Uijar tante Dora yang akhir nya setuju setelah Gea memohon dengan sangat tanpa sepengetahuan Mia.
"Siap, Tan." Mia bergaya seolah memberi hormat. "Eh, katanya mau foto-foto dulu? Yuk, nanti aku bantu foto juga pakai hape."
Mereka berempat pun pergi ke tempat yang memang telah di dekor sedemikian rupa untuk tempat sesi foto – foto di dalam ballroom itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Apit Latif
lanjut kak
2023-03-06
2
Hany
kok seperti nya gak asing ya dengan nama2 mereka
2023-03-04
2
Via Octavia
misiii 😁
2023-03-04
2