vote komen dulu donggg🤳🤳🤳
***
Ailee berangkat ke sekolahnya sendirian. Kali ini ia benar benar membawa kendaraannya sendiri. Ailee membawa motor besarnya ke sekolah untuk pertama kalinya. Mungkin ada beberapa yang heran karena gadis itu bisa mengendarai motor besar ke sekolahan. Tapi kenyataannya Ailee memang bisa mengendarainya.
Gadis itu belajar naik motor dari kakeknya. Kedua orang tua Ailee awalnya sempat menolak kemauan putri mereka itu untuk belajar motor, namun backingan Ailee adalah kakeknya sendiri. Mau tak mau Ailee pun tetap belajar motor atas dorongan dari kakeknya.
Semua pasang mata langsung menatap ke arahnya. Ailee membuka helmnya dan menyimpannya. Gadis itu memakai stoking celana berwarna hitam pekat, jadi ia tidak perlu khawatir saat rok-nya tertiup angin. Ia menghiraukan tatapan anak anak sekolahnya yang menatap ke arahnya dan berjalan pergi dari sana menuju ke toilet, ia harus melepas stoking ini karena dibalik stoking ini ia sudah memakai kaos kaki sampai lutut.
Setelah selesai, Ailee keluar dari dalam kamar mandi. Ia berjalan menunduk karena sedang memasukan stokingnya. Karena tidak memperhatikan jalan, ia tak sadar jika ada orang dari arah depan. Orang itu juga tidak memperhatikan sekitaran karena fokus pada ponselnya.
Tubrukan keduanyan pun tidak bisa dihindari. Mereka berdua jatuh ke atas lantai di depan toilet.
"Lo kalo jalan pake mata bisa?" Tanyanya.
"Ya elah Ling, kamu masih udah marah marah aja. Lagian jalan kan pake kaki bukan mata," ucap Ailee.
"Serah." Ling bangun dengan sendirinya dan meninggalkan Ailee. Ailee sudah memprediksi kejadian ini. Maka dari itu ia juga bangun dan mengejar Ling.
"Pagi Kalingga, si cowok es batu bermulut pedas," ucap Ailee. Ling tidak menjawabnya dan terus fokus melihat ke depan.
"Jawab kek kalo orang nyapa. Jangan lempeng aja," ucap Ailee. Mereka berdua berjalan menuju kelas. Briella dan Kai sudah pasti disana.
"Ling, tahu gak. Kemarin bapak bapak taksi bilang 'mbak siapanya Kalingga?' Ya aku jawab aja kalo aku calon istri kamu. Bapak taksi itu malah ketawa. Katanya masih SMA jangan mikirin jadi istri orang dulu, soalnya kalo udah nikah itu lebih rumit lagi hubungannya. Emangnya itu bener?" Tanya Ailee. Lagi dan lagi pria itu hanya diam. Sebenarnya Ling sangat ingin segera sampai ke kelasnya. Ia sudah muak dengan ucapan gadis ini. Paginya yang cerah jadi suram karena bertubrukan dengan gadis ini.
"Ih Ling, kamu budeg beneran?" Tanya Ailee. Ia menarik tangan Ling agar berhenti. Mau tak mau pemuda itu pun menghentikan langkahnya.
"Jauh jauh dari gue." Hanya itu yang keluar dari mulut pemuda itu. Setelah mengatakan itu, Ling pergi dari hadapan Ailee dan masuk ke dalam kelasnya.
"Awas aja ya Ling, gue yakin kok lo bakalan suka sama gue," ucap Ailee tertawa.
"Gak papa, berharap aja dulu. Ucapan adalah doa. Semoga aja cepetan di kabulin," sambungnya.
***
Pelajaran ke lima pun dimulai, ini adalah pelajaran terakhir sebelum kelas selesai. Pelajaran saat ini sedang membahas soal puisi. Semua murid sedang berpikir untuk membuat puisi sesuai dengan arahan dari guru di depan. Berbeda dengan Ailee, gadis itu dengan luwes menggerakan kelima jarinya memegang sebuah bolpoin. Diatas kertas bergaris, puisinya sudah tersusun dengan rapi.
Sedangkan Briella sedikit mengintip isi puisi sahabatnya ini. Disana sudah ada dua baik puisi yang cukup indah. Entah bagaimana gadis ini menuangkan semua yang ada di pikirannya ke dalam kata kata yang indah ini. Briella sebagai seorang wanita pun ikut terpesona saat membacanya.
"Aje gilee, besti gue encer banget otaknya soal ginian. Gak salah mata pelajaran ini lo sering dapet nilai tinggi," bisik Briella.
"Ya gimana ya, otak gue kalo soal ginian gercep. Mungkin efek ditolak sama kakak lo itu yang kayak kutub utara," bisik Ailee.
"Modelannya emang gitu dari sononya Lee. Kata mami dia turunan banget papi sifat sama sikapnya. Jadi sabar aje," bisik Briella.
Tiba tiba dari bangku belakang Kai menyenggol kursi adiknya menggunakan kakinya. Hal itu sontak membuat kedua gadis yang sedang berbisik bisik itu menoleh.
"Apa?" Tanya Briella berbisik.
"Enggak, gabut aja kaki abang pengen nendang kursi lo deh," ucap Kairav santai.
"Dasar bangKai tikus," dengus Briell.
"Itu yang dibelakang kenapa ribut ribut? Mau so pinter ya?" Teriak seorang guru wanita yang memakai kaca mata.
Ailee dan Briella langsung mengalihkan atensinya ke depan saat guru itu berbicara. Briella memandang memandang Ailee sedangkan Ailee berekspresi biasa saja.
"Jawab, kalian berdua mau so pinter? Kenapa gak merhatiin pelajaran saya?" Tanyanya.
"Maaf bu, maksud dari tidak memperhatikan itu yang seperti apa ya? Sejak ibu masuk saya dan Briella tetap mengikuti pelajaran ibu dengan baik. Soal kami sedikit berisik, bukannya wajar? Kami mahluk hidup kan?" Tanya Ailee. Briella tersenyum miring kemudian berbicara.
"Jika kami terus mempertahankan posisi seperti ini dengan waktu cukup lama, pertumbuhan tulang di tubuh kami akan terhambat," ucap Briella. Seisi kelas hanya diam saja. Mereka takut dengan guru mata pelajaran ini, karena guru ini dikenal guru killer.
"Jangan banyak berbicara, sekarang mana tugas yang saya berikan. Coba kamu bacakan puisi yang saya minta," ucapnya.
Briella dan Ailee hanya diam saja. Mereka tidak berbicara karena tidak tahu guru itu menyuruh siapa diantara mereka.
"Kenapa diam saja? Cepat bacakan!" Ucapnya.
"Yang ibu suruh siapa?" Tanya Briella.
"Itu teman kamu, sejak tadi dia senyam senyum tidak jelas. Ibu yakin dia belum mengerjakan tugas yang ibu berikan," ucapnya.
Ailee tersenyum dan melirik jam di dinding, tiga puluh menit lagi kelas akan selesai. Sedikit bermain main sebelum pulang bukannya menyenangkan?
"Ibu menyuruh saya? Boleh, saya akan bacakan puisi yang saya tulis tapi dengan syarat setelah saya membacakan puisi ini, ibu membubarkan kelas tanpa adanya catatan apapun. Bagaimana?" Tanya Ailee. Briella sudah bersorak dalam hatinya. Ailee memang sangat mengerti dirinya. Briella sudah kesal dengan pelajaran yang cukup membosankan ini, mungkin bukan hanya Briella saja tetapi anak anak yang lainnya juga.
"Kamu berani menantang saya? Baiklah, bacakan puisi dalam bahasa sanskerta, saya yakin kamu tidak tahu bahasa itu. Kamu bukan orang Indonesia kan?" Tanyanya.
"Deal. Saya menerima tantangan itu. Ingat dengan apa yang tadi saya minta," ucap Ailee.
"Tentu saja. Jangan terlalu percaya diri, saya yakin kamu bahkan tidak tahu apa itu bahasa sanskerta.
Ailee nampak berpikir, sedangkan Briella menatap was was ke arah sahabatnya ini. Ia bahkan tidak tahu bahasa sanskerta itu apa. Setahunya, Ailee bukanlah orang Indonesia, terlihat dari wajahnya saja bukan orang Indonesia.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
ADE YAHYA
semangat 45 ngejar si es batu😆
2023-03-15
1