gimana nih? Yg baca cerita emak bapaknya mampir gak kesini? Absen dulu dong, komen titik gituu😌
***
Jika dipikir pikir, cinta sendirian itu memang sulit dan tentunya juga menyakitkan. Sama seperti yang dirasakan oleh Ailee saat ini. Mencintai Ling sendirian sejak lama. Ailee tidak pernah tahu kapan pastinya ia menyukai Ling, yang jelas ia benar benar menyukai pria itu dengan tulus. Bukan karena marga yang tersemat di nama pemuda itu atau pun karena ketampanannya. Perasaan Ailee murni. Namun selalu bertepuk sebelah tangan.
Ailee masuk ke kamarnya dan mandi air hangat dengan cepat. Selesai mandi, Magi membawakan makanan untuknya.
"Non, kenapa sih harus hujan hujanan. Nanti sakit loh," ucap Magi. Magi adalah seorang pelayan sekaligus pengasuh Ailee sejak ia kecil. Magi sudah menganggap anak majikannya ini seperti anaknya. Magi tahu betul seperti apa Ailee mengingat gadis ini tumbuh bersamanya.
"Tadinya mau sekalian olahraga, tahunya tiba tiba ujfn turun deres banget. Ya terpaksa lari, gak jauh kok cuma dari halte doang," ucap Ailee.
"Memang tidak jauh, tapi tetap saja non pasti kelelahan. Kenapa gak bawa motor atau mobil aja sih non biar enggak ribet," ucap Magi.
Ailee tersenyum tipis mendengar kecerewetan Magi. Ia sudah sering mendengarkan celotehan Magi ketika ia bandel. Tapi Ailee memang bandel sedikit.
"Kali kali olahraga Magi. Lagian kalo bawa motor gede itu cukup kesusahan ke sekolah, apalagi pake rok," ucap Ailee.
"Ya udah ini dimakan ya?" Ucap Magi.
"Iya Magi, terimakasih," ucap Ailee. Magi pun mengangguk dan keluar dari dalam kamar Ailee. Disini Ailee memang terkadang makan di kamarnya. Setiap hari hanya ada kesunyian saja di hidupnya. Mungkin ada setitik keramaian namun itu hanya ketika bersama dengan sahabatnya, Briella.
Setiap hari, Ailee selalu ditinggalkan kedua orang tuanya untuk perjalanan bisnis. Bahkan hampir dalam satu bulan penuh ia tidak bertemu dengan kedua orang tuanya. Namun untungnya Ailee tidak pernah membenci mereka yang mementingkan pekerjaan dibandingkan anaknya ini. Karena Ailee berpikir, mereka bekerja untuk menghidupi kebutuhannya juga.
Tiba tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari kedua orang tuanya.
Mamaa♡
Dear, mama menemani papi pergi ke luar negeri selama satu minggu. Baik baik di rumah sama Magi. Love you.
Papiii♡
Girl, jangan pulang hujan hujanan seperti tadi. Papi tidak suka melihatnya. Kalau kamu seperti itu terus jangan salahkan papi jika papi akan memberikan mu supir pribadi untuk antar jemput sekolah. Jaga kesehatan mu, papi usahakan cepat pulang dengan mom. See you girl.
"Kalian berada jauh tapi selalu memperhatikan ku. Terimakasih," gumam Ailee. Ia kembali menyimpan ponselnya dan melanjutkan makannya. Ada sedikit perasaan lega karena kedua orang tuanya mempedulikannya ditengah kesibukannya. Namun tak sedikit pertanyaan 'mengapa' di otaknya saat ini.
Ailee menyalakan tv di depannya. Ia makan diatas kasur besarnya. Setelah pulang sekolah, ia memang lebih sering menghabiskan waktunya di kamarnya. Tapi sesekali Briella datang dan mereka bergosip ria seperti kebanyakan remaja perempuan lainnya.
Sementara itu di mansion keluarga Kavinder, semuanya berkumpul di meja makan. Aktivitas rutin yang selalu mereka lakukan setiap harinya. Kavin sebagai kepala keluarga selalu berusaha pulang tepat waktu agar tidak melewatkan momen makan bersama seperti ini.
"Gimana sekolah kalian?" Tanya Kavin.
"Seru dong pi, banyak cewek cantik yang deketin Kai. Mana mereka wangi wangi lagi, tapi sayangnya Kai gak tertarik," ucap Kairav.
"Yee, dasar play boy cap kantong semar! Gue peringatin nih bang, lo gak boleh tergoda sama cewek cewek kayak gitu. Yakin deh kalo mereka cuma mau numpang famous aja sama lo," ucap Briella.
Ashel dan Kavin memang tidak mempermasalahkan panggilan anak anaknya ini. Yang jelas zaman mereka dengan zaman anak anaknya ini berbeda. Jadi mereka tidak protes akan hal itu. Yang penting mereka masih mengatakan hal hal yang baik saja.
"Ya bener juga. Makanya gak ada yang bikin gue tertarik," ucap Kairav.
"Ailee gimana? Kamu kan sama dia udah barengan lama," ucap Ashel, wanita itu melirik ke arah anak bujang keduanya itu. Namun ekspresi anak itu biasa saja.
"Boleh sih, tapi emang dia udah keliatan bakalan jadi mantu idaman mami?" Tanya Kairav. Ia mengerti maksud ucapan maminya ini.
"Idaman lah bang, gue aja sering tersisihkan kalo Ailee udah main kesini," ucap Briella.
"Boleh deh gue deketin kalo gitu. Lo bantu ya dek?" Ucap Kairav.
"Gampang. Yang penting menjanjikan duit," ucap Briella.
Kavin hanya tersenyum melihat tingkah laku kedua anaknya yang banyak bicara dan juga banyak tingkah itu. Berbeda dengan Kalingga, sejak makan tadi anak itu hanya diam saja menikmati makannya seolah pembicaraan keluarganya ini tidak menarik.
"Kamu sendiri gimana Ling?" Tanya Kavin.
"Diganggu kayak biasanya," ucap Ling.
"Heh kak! Dia bukan ganggu lo kali, dia itu cuma berusaha meraih cintanya. Lo sih jual mahal banget, banting harga dikit kali kak. Kasih diskon gitu sama Ailee. Gak kasihan sama dia?" Tanya Briella.
"Dia aja gak kasihan sama harga dirinya. Udah tahu di tolak harusnya sadar diri bukannya makin menjadi," ucap Ling. Ia meminum air putih yang ada di sebelahnya.
"Anjir, mulut lo pedes banget. Saran aja nih Ling, gue sebagai abang yang baik harus kasih tahu lo. Karma itu nyata Ling, bahkan om Fello juga pernah bilang sendiri sama gue waktu itu. Intinya, lo kudu siap siap aja," ucap Kairav.
"Siap siap apa bang?" Tanya Briella polos.
"Siap siap kalo suatu saat nanti Ailee nyerah sama perasaannya sendiri. Gue yakin lo bakalan kena karma hari itu juga," ucap Kairav.
"A elah bang, nunggu karma kelamaan. Kali kali kita sebagai mahluk tuhan bertindak lebih dulu, kita gak bisa terus terusan nyusahin tuhan buat kasih karma sama orang lain," ucap Briella.
"Terserah kalian berdua, pi, mi, Ling ke kamar dulu," pamit Ling. Ia pun bangun dari kursi ruang makan dan pergi ke kamarnya.
"Halah, so soan terserah terserah. Batu banget ya tuh anak perasaannya. Yakali selama dua belas tahun ini dia kagak punya perasaan apa apa sama Ailee," ucap Kairav.
"Kamu juga kan udah sama dia selama dua belas tahun, apa kamu gak ngerasain perasaan lebih?" Tanya Kavin.
"Enggak pi. Ailee udah kayak Briella buat aku. Kita tumbuh sama sama, menurut aku Ailee lebih cocok jadi adik aku," ucap Kairav.
Kavin hanya menganggukan kepalanya. Kai dan Briell pamit ke kamar mereka setelah makanan mereka habis. Tersisa Kavin dan Ashel saja.
"Ling turunan dari kamu banget itu. Bener kata mama Sarah," ucap Ashel.
"Kan dia anak aku sayang."
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments
Denisye Lahiang
hmmpt Ling sangat dingin, seperti hati batu😁
2023-08-21
2
ADE YAHYA
anakmu vin..kaya kulkas 1000 pintu
2023-03-15
1