Episode 3

“Aaaa.. pekerjaan ini memakan waktu dan sangat melelahkan,” Joanna berkata dengan nada frustasi sambil mengumpulkan kotoran-kotoran dari filter tangki ikan.

“Kamu merasa pekerjaanmu melelahkan? Cobalah bersihkan saringan air ini,” Ethan berteriak sambil tetap sibuk memasang saringan air di salah satu tangki air. “Wah, airnya benar-benar lebih sedikit daripada biasanya. Kalau dikumpulkan dari tangki yang lainnya pun aku rasa tidak akan terisi penuh.”

“Apa artinya kali ini kita harus menghemat air?” Joanna melemparkan satu ember kecil kotoran-kotoran dari tangki ikan dari atap ke bawah. “Keadaan di luar sangat sunyi. Apakah sebaiknya kita coba keluar saja?”

“Tidak. Yenna dan Kevin sudah keluar. Aku tidak akan mengambil resiko,” ujar Ethan sambil melompat turun dari tangki air dan mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang yang ada di dekat kebun sayuran.

“Tapi kita bisa menemukan beberapa barang di luar sana yang mungkin bisa membantu kita bertahan hidup di sini.”

“Atau kamu bisa saja terbunuh. Ketika giliranmu berpatroli nanti kamu bisa pergi kemanapun yang kamu mau.”

“Saat patroli? Kita bahkan tidak bisa berpatroli lebih jauh dari gerbang sekolah,” sahut Joanna sambil berjalan ke arah satu keranjang berisi sayur-sayuran yang tergeletak di lantai di dekat bangku panjang yang diduduki Ethan. “Aku akan membawa sayuran ini ke Shenny.”

“Beritahu dia tentang masalah air. Dia akan tahu bagaimana menghadapinya,” ujar Ethan lalu mulai membaringkan dirinya di atas bangku.

...***...

“Jason, apa yang kamu lakukan di bawah sini?” Yenna bertanya dengan nada setengah panik.

“Aku sedang istirahat jadi aku turun untuk makan siang di kantin.”

“Kamu tahu kalau kantinnya tidak buka di akhir pekan, kan?” tanya Yenna sambil menatap Jason.

“Kamu tahu kalau kantinnya sudah lama tidak buka, kan? Kenapa kamu tidak ke snack bar yang ada di atap sekolah saja?” tanya Kevin sambil menatap sekelilingnya, memastikan tidak ada bahaya.

“Snack bar-nya terkunci,” jawab Jason sambil mengernyitkan keningnya.

“Oh iya, aku lupa kalau Shenny mengunci pintunya untuk menghentikan kita makan snack terlalu banyak.” Kevin mengapit sekop yang dipegangnya di ketiak lalu mendorong kedua orang di hadapannya itu untuk segera bergerak. “Jason, kamu harus naik atau kamu akan terlambat masuk ke kelas. Coba minta Shenny untuk memberimu sesuatu untuk dimakan.”

“Oh iya benar. Baiklah aku akan naik. Bye guys.”

“Jason, hati-hati ketika kamu naik ke atas,” ujar Yenna saat ia melihat Jason yang berlari ke arah tangga.

“Kenapa? Apa petugas kebersihan baru mengepel tangganya?”

Yenna terdiam, dan Kevin dengan cepat langsung menjawab. “Iya. Iya benar, tangganya masih licin jadi hati-hati jangan sampai jatuh.”

“Oke,” Jason pun berbalik dan pergi. Tinggal lah Kevin dan Yenna yang masih berdiri mematung di sana.

“Kadang-kadang aku sangat iri padanya,” ujar Yenna pelan.

“Ya, aku juga,” ujar Kevin, lalu ia berdeham pelan. “Oke, mari kita lanjutkan patroli kita. Kita mau ke mana sekarang? Ke halaman belakang atau ke ruang bawah tanah?”

“Halaman belakang. Kita harus ke area kantin, mungkin kita bisa mendapatkan apa yang masih bagus untuk dimakan.”

“Kamu yakin? Bisa saja di sana lebih berbahaya. Aku yakin saat itu banyak orang yang sedang berada di sana.”

“Kita coba saja ke sana dulu,” ujar Yenna. Mereka pun mulai berjalan menyusuri lorong dan berhenti ketika melihat beberapa lampu yang sudah menggantung dan hampir jatuh namun masih berkedip-kedip. Kevin langsung mencari sakelar dan mematikan lampu-lampu tersebut. “Aku rasa lampu-lampu ini salah satu alasan kenapa listrik sering menjadi lemah di lantai atas.”

“Ya, aku rasa juga begitu. Dan juga, kalau kita beruntung mungkin kulkas yang ada di kantin juga masih menyala. Kita bisa ambil isinya dan mematikan kulkas agar listrik menjadi lebih hemat lagi.” timpal Yenna.

“Kamu benar. Ayo cepat,” Kevin dan Yenna pun berjalan keluar dari gedung sekolah menuju halaman belakang. Beton-beton dan pagar tampak rusak dan rumput liar tumbuh dimana-mana.

“Wah, keadaan di sini benar-benar lebih hancur daripada yang kubayangkan.” Yenna berbalik menghadap gedung sekolah dan berteriak. “Joanna, bisakah kamu dan Ethan memperbaiki kekacauan di bawah sini?”

“Langkahi dulu mayatku.” Joanna berteriak balik.

“Aku mungkin yang mengurus masalah perbaikan di sini tapi bukan berarti aku harus memperbaiki segala hal,” timpal Ethan dari atap sekolah.

Yenna baru saja hendak mengatakan sesuatu tapi Kevin langsung menutup mulutnya.

“Jangan ribut. Kita tidak mau kalau sampai ada yang dengar dan datang ke sini. Ayo kita ambil apa yang kita butuhkan dari kantin dan kembali ke gedung sekolah.”

“Oke,” suara Yenna terdengar tidak jelas karena tertutup tangan Kevin.

Mereka pun berlari dengan cepat ke arah kantin, dengan Joanna yang tampak mengawasi dari lantai dua.

“Shenny, menurutmu mereka akan menemukan sesuatu di area belakang sekolah?” tanya Joanna.

“Mungkin saja, mungkin sesuatu yang berguna. Tetap awasi mereka, siapa tahu mereka butuh bantuan.” Shenny menutup buku catatannya dan mengambil sayuran yang baru saja dibawa Joanna untuk dicuci di wastafel. “Gimana kalau kita makan sayuran mentah dan nasi putih untuk makan malam?”

“Kamu pasti bercanda.”

“Tidak, aku tidak bercanda. Kita harus menggunakan air sesedikit mungkin. Kita hampir tidak memiliki cukup air untuk minum.”

“Tapi kamu sedang membuang-buang air lebih banyak dengan mencuci sayuran itu,” Joanna mulai terlihat marah.

“Lihatlah baskom ini. Bagian dasarnya saja hampir tidak tertutup oleh air. Lagipula kamu bisa menggunakan air sisa ini untuk menyirami tanamanmu. Dengan begitu kita tidak akan menyia-nyiakan apa pun.”

Joanna tiba-tiba menarik kerah baju Shenny dan menghempaskan tubuh gadis berambut merah itu ke dinding. “Jangan bertindak seolah-olah kamu tahu segalanya, terutama ketika kamu berada di sini lebih sebentar dibanding kami semua.”

Shenny mencoba untuk melepaskan cengkeraman Joanna, tapi tenaga gadis itu terlalu kuat untuk dirinya.

“Kenapa? Sulit untuk bergerak?” Joanna memperkuat cengkeramannya. “Jangan bertindak sok kuasa dan berlagak sempurna, dan yang terpenting jangan berpikir kalau kamu memimpin kami disini.”

“Aku... aku tidak pernah berpikir seperti itu... y-yang aku lakukan hanya membantu kalian.”

“Jangan bohong!” Joanna berteriak dan mendorong Shenny ke arah jendela yang terbuka dan memperlihatkan halaman sekolah. Ia kemudian berkata, “Kami tidak butuh bantuanmu. Kamu tidak lebih dari beban tambahan bagi kami. Dan jika aku mau, aku bisa melemparmu sekarang agar dimakan oleh zombie seperti apa yang seharusnya memang terjadi.”

“K-kamu tidak akan melakukannya,” Shenny melotot dan mencengkeram lengan Joanna kuat.

“Kamu pikir aku tidak berani melakukannya?” Joanna tertawa pelan, lalu perlahan ia mulai mendorong Shenny keluar dari jendela. Tapi Shenny mencoba untuk melemparkan dirinya ke arah Joanna dan berhasil. Joanna kehilangan keseimbangan dan mereka berdua jatuh ke arah dalam, tapi tangan Joanna masih tetap mencengkeram kerah baju Shenny dan ia menindihnya di lantai. Shenny meronta-ronta keras mencoba melepaskan diri dari genggaman Joanna.

“Lepaskan aku... sebelum kamu menyesal,” ucap Shenny sambil terengah-engah.

“Kamu tidak terlihat bisa melakukan apa pun. Aku yakin aku bisa melakukan apapun yang aku mau padamu, dan kamu tidak akan bisa melawan. Dan aku akan membuktikannya padamu,” Joanna meletakkan tangannya di leher Shenny dan mulai memberikan tekanan di sana.

“Shenny! Apa menu makan malam hari ini?” Mereka mendengar Jason yang berseru dari balik pintu dan mereka berdua langsung tersadar. Joanna langsung melepaskan Shenny dan keduanya dengan cepat berdiri.

“Apa kalian bertengkar lagi?” tanya Jason sambil berjalan memasuki ruangan.

“Hah? Ah, tidak. Tentu saja tidak. Semuanya baik-baik saja disini,” Joanna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

“Ya, kami hanya sedang membicarakan makan malam,” Shenny menggaruk lehernya pelan.

“Jadi, apa menu makan malamnya?” tanya Jason.

“Hotpot sayuran.”

“Benarkah? Kamu yakin?” Joanna melebarkan matanya kaget.

“Ya. Aku rasa aku punya bahan-bahan untuk membuat yang sederhana saja, dan itu enak dimakan bersama nasi.”

“Bagaimana dengan menghemat air, dan juga bahan makanan?”

“Jangan khawatir. Aku hanya akan membuat yang sederhana, dan dengan begitu kita akan menghemat lebih banyak bahan. Sekarang bisakah kalian panggil Ethan agar dia bisa memasang tabung gasnya?”

“Aku akan pergi memanggilnya,” Jason langsung berlari keluar dan meninggalkan Joanna dan Shenny berdua saja di dalam ruangan.

“Uhm... Shenny. Aku m–” kata-kata Joanna langsung dipotong oleh Shenny.

“Tidak apa-apa, jangan khawatir. Kamu bisa pergi sekarang,” Shenny langsung menyibukkan dirinya dengan membersihkan dan memotong sayuran, dia bahkan berusaha untuk tidak melihat ke arah Joanna.

“Maafkan aku. Aku hanya.... aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tiba-tiba merasa marah dan hilang kendali, dan–”

“Jangan lakukan itu lagi lain kali,” potong Shenny lagi, kali ini ia mulai memasukkan semua sayuran yang ia potong ke dalam panci.

“Oke.... Aku akan meninggalkanmu sendiri.”

“Oke.”

“Dan...” Joanna terdiam sejenak. “Aku benar-benar minta maaf.”

“Ya, tidak apa-apa.”

Joanna kemudian berjalan keluar dan menutup pintu, meninggalkan Shenny sendirian di dalam ruangan itu.

......................

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Mak k⃟ K⃠Adam🥀⃞

semangat kak 💪💪💪

2023-03-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!