Part 4. MUAL

“ini mau kak? Mateng kok ini.”

Amrita menunjukkan menu yang rekomen disana.  Di depan rumah sakit ini ada restoran.  Ini juga milih Kenzo dan amrita.  Tanpa theresa tahu.

“Maaf ya nyonya Kenzo, saya tidak tahu anda sedang hamil.”

Chef-nya bahkan datang langsung dan meminta maaf kepada theresa.  Theresa menatap Kenzo.

Chef-nya sampai datang sendiri.  Ada apa?

“Gak apa-apa, saya yang salah main pesan saja.” Kata theresa kepada chef itu.

“maaf ya nyonya.”

Theresa mengangguk.  Chef itu pergi dari sana.  Ke empatnya melanjutkan makan.

“sudah tidak mual kak?” tanya amrita kepada theresa.  Dia mengangguk.

“sudah berapa bulan kak? Belum kelihatan?”

Theresa menatap Kenzo.  Dia juga belum dibrifing oleh Kenzo.  Jadi dia takut menjawab.

“baru tahu kemarin malam dik.  Besok baru mau periksa ke dokter.  Ya kan sayang?”

Kenzo mengusap perut rata theresa.  Ini yang membuat Theresa diam.  Jantungnya berdegup kencang.

“Iya.” Dia hanya mengangguk saja.

Theresa sampai tersedak saat makan.  Kenzo mengambilkannya minum.

Mereka sedang asik makan.  Theresa sedikit terpaksa memasukkan makanan karena masih tak nafsu memikirkan ibunya di rumah sakit yang belum sadar.

Sampai ponsel Kenzo berdering.  Ada satu telepon masuk dari rumah sakit.

“Halo, ada apa?” Kenzo mengangkat teleponnya.

“Ibu sudah sadar? Iya, kita ke sana.” Kenzo menatap theresa.  Theresa yang mendengar itu langsung berdiri.

Dia mau lari.  Tapi tangannya ditahan oleh Kenzo.  “sayang jangan lari, inget kamu lagi hamil.  Bahaya.”

Ahh iya.  Theresa sampai lupa itu.  Kenzo dan amrita juga Brian pun ikut theresa.  Mereka menyudahi makan siangnya.  Ke empatnya kembali ke rumah sakit.

Mereka tidak perlu membayar karena ini restoran mereka sendiri.  Kenzo tak melepaskan tangan theresa yang ingin berjalan cepat sejak tadi.

“kak, hati-hati jalannya.  Jangan cepet-cepet.  Aku khawatir liat kakak.” Kata amrita kepada theresa.

Kenzo sedikit menahan tangan theresa.  Dia tak bisa jalan cepat lagi.  Dia pun menoleh.  Tadinya mau meminta tangannya dilepaskan oleh Kenzo.  Tapi theresa lupa, Kenzo yang menolong ibunya.  Dia pun berjalan pelan.

“ibu.”

Sesampainya di dalam ruangan ibunya, Theresa langsung mendekati sang ibu.  Dia meraih tangan ibunya dan mencium tangan ibunya.

“ibu gak apa-apa kan? Masih sakit?”

Theresa menangis menatap ibunya.  Ibunya malah bingung melihat Kenzo, amrita dan Brian.

“Mereka?”

Theresa yang bertanya kepada ibunya.  Seakan dia tahu dari mata ibunya, ibunya ingin tahu mereka siapa.

“saya Kenzo ibu, calon suaminya Theresa. Ini adik saya, amrita sama pacaranya, Brian.”

Kenzo yang mengatakannya sendiri.  Tapi theresa menatap Kenzo seakan keberatan.  Kenapa harus melibatkan ibunya yang sakit untuk semua sandiwara ini.

Tapi Theresa juga tak bisa membantah.  Theresa menatap ibunya.  Ibunya malah tersenyum menatap dia.

Theresa ikut senyum, kalau ibunya bahagia, theresa juga akan ikut bahagia.

“ibu seneng kamu punya laki-laki yang bisa jadi tempat bersandar kamu.”

Theresa sampai harus mendekatkan telinganya ke mulut sang ibu.  Karena ibunya berkata dengan sangat lirih.

“Iya ibu.”

“duduk kak.  Kasihan adik bayinya.” Kata amrita kepada theresa.

Dia makin panik menatap ibunya.  Ibunya melotot menatap Theresa.  Theresa duduk di kursi dan tetap menggenggam tangan ibunya.

“kamu hamil?” tanya ibu ke theresa.

“ibu, aku minta maaf.  Aku salah, aku kecewain ibu.  Maafin Theresa ya ibu?”

Dia terpaksa mengaku salah.  Karena dia berhubungan dengan Kenzo sebelum menikah.  Tapi juga ini hanya bohong.  Tapi sudah terlanjur diketahui oleh ibunya.

“Ibu saya yang salah.  Tapi saya janji kok saya akan tanggung jawab.  Kita akan segera menikah ibu.” Kata Kenzo kepada ibunya theresa.

Ibunya Theresa mengangguk, dia pikir ibunya tak akan setuju.  Dia juga bersyukur ibunya tak apa-apa mendengar itu.

Dokter kembali datang untuk memeriksa keadaan ibu setelah operasi.

“Kondisi ibu sangat baik.  Apa ibu sangat bahagia mau memiliki cucu?” tanya dokter kepada ibu.

Ibu hanya mengangguk dan senyum. Selesai di periksa dokter pamit.

Ibu masih harus menginap dan di rawat di rumah sakit dalam beberapa Minggu ke depan.  Tergantung kondisi sudah pulih atau belum.  Kalau dalam waktu dekat semuanya ok, ibu akan dibolehkan pulang.

***

Hari makin malam di rumah sakit.  Kenzo pulang untuk mandi.  Amrita yang membawakan baju untuk theresa.  Baju baru yang dia beli untuk ibu hamil.  Amrita sendiri yang membelikannya.

Theresa ada di dalam kamar mandi.  Sedang mandi dan mengganti bajunya.  Dia menatap dirinya yang aneh pakai baju hamil.

Dia keluar dengan canggung.  Kenzo dan amrita menatap theresa.  Brian juga masih di sana.  Dia yang menemani amrita bolak-balik rumah sakit menggantikan kakaknya.

“cantik kak.  Cantik banget bumil kakka ipar aku ini.”

Amrita gemas sendiri.  Dia mendekati theresa dan memeluknya.

“makasih dik.”

Theresa juga membalas memeluk amrita dan berterima kasih dengan pujiannya.

“nanti malam, siapa yang mau jaga disini kak?”

Amrita mengajak theresa duduk.  Ibu Theresa juga melihat internasional mereka dari ranjang.

“Kak there sama kak Kenzo?” tanya amrita menatap keduanya.

Kalau theresa tentu iya.  Dia mengangguk.  Kenzo juga ikutan mengangguk.

“Tapi kan kak there lagi hamil kak.  Gak baik kalau capek.  Kalau aku aja gimana? Atau mau suster kalau kak Kenzo gak percaya aku bisa jaga mamanya kak theresa.”

Kenzo tertawa.

“iya.  Kamu memang gak bisa dipercaya.  Kamu jaga diri kamu aja gak bisa.  Mau makan aja minta dibuatin. Gimana mau jaga ibunya kak there.”

Ibunya theresa ikut senyum mendengar candaan kakak adik itu.

“Aku mau jagain ibu disini sayang.  Boleh ya?”

Wakau theresa masih canggung.  Tapi dia harus memanggil Kenzo seperti itu di depan orang.  Terutama amrita.

“nanti kan bisa tidur di sofa.  Sofanya juga nyaman kok.  Plis, kakak gak mau ninggalin ibu.  Kakak mohon dik.”

Amrita tak tega kepada Theresa yang memohon kepada dia.  Dia juga tahu bagaimana menyesalnya tak ada di akhir hayat orang tuanya.

“kak sofa nyaman kan? Kalau perlu minta sofa baru yang nyaman buat bumil kak.  Atau mau ranjang aja, satu lagi buat tiduran kak there kak.  Aku gak mau ya kak there sama baby-nya kenapa-napa. Kak Kenzo pokoknya harus jagain kak there bener-bener.”

Kenzo hormat kepada amrita.

“Siap bos!”

Brian tersengat melihat itu.  Jam jenguk sudah habis.  Hanya boleh dua orang yang berjaga di rumah sakit.

Kenzo mengantar adiknya dan kekasih adiknya itu sampai ke luar ruangan.  Amrita juga sudah pamit ke ibunya theresa.

“Brian, jangan macem-macem kalau mau di rumah nemenin ita.  Awas aja kamu kalau sampai merusak masa depan ita.”

“janji enggak kak.”

“Kak, aku pulang ya.”

Amrita pamit kepada theresa yang ikut mengantar sampai depan ruangan ibunya.

Brian juga pamit kepada Kenzo dan theresa.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

lanjuut...

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!