Bab. 2

Jenny masih tetap yakin dengan keputusannya untuk mengangkat rahim yang ada di dalam tubuhnya. Operasi itu dilakukan oleh Dokter Rico. Bener jam sebelum operasi mereka masih berusaha untuk membujuk Jenny agar wanita itu membatalkan keinginannya. Namun sayangnya Jenny masih bersih keras hingga akhirnya operasi itu dilakukan dan Rahim Jenny diangkat. kedepannya jika Jenny menyesal dan ingin memiliki anak maka wanita itu sudah tidak bisa lagi. Sekeras apapun usahanya dan sebanyak apapun uang yang dia miliki.

Beberapa dokter dan tim medis lainnya yang melakukan proses pengangkatan rahim di ruang operasi tadi terlihat bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang menyebabkan Jenny memutuskan untuk mengangkat rahimnya. Biasanya mereka akan melakukan operasi rahim jika pasien dalam mengidap penyakit yang serius. Tetapi kali ini mereka tidak menemukan kejanggalan apapun di dalam tubuh Jenny.

Mereka juga tidak bisa banyak protes karena dokter yang memerintahkan semua ini adalah dokter senior. Para dokter juga masih menyayangi pekerjaan mereka saat ini. Dokter Rico meskipun didepan terlihat ramah, tetapi pria itu mudah sekali tersinggung. Tidak ada satu dokter atau perawatpun yang berani menyinggung perasaan dokter Rico.

Pagi harinya setelah operasi berjalan lancar Jenny kembali sadar. Wanita itu merasa sakit pada bagian perutnya namun Ia tetap bersikap biasa saja. Dokter Rico yang ada di ruangan itu segera mendekati Jenny dan memandangnya dengan tatapan penuh arti.

"Setelah rahimmu diangkat, kau tidak akan bisa menstruasi lagi. Ke depannya jika kau menikah, kau harus pintar-pintar untuk berakting agar suamimu tidak curiga," ucap Dokter Rico. Masih terlihat jelas wajah kecewa pria itu ketika membayangkan rahim Jenny sudah tiada.

"Kau tenang saja. Aku pasti bisa mengatasi hidupku nanti. Aku juga akan menikah dengan pria yang memiliki pemikiran untuk freechild. Aku tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan keadaanku yang sebenarnya. Bukan hanya aku saja. Sudah banyak pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak seumur hidup mereka. Itu berarti aku tidak sendirian memiliki pemikiran seperti ini bukan? Hidupku akan bahagia tanpa seorang anak." Jenny tersenyum ceria seolah Ia baru saja mendapatkan undian besar. Ini membuat Dokter Rico geleng-geleng kepala karena biasanya pasien wanita yang harus menjalani pengangkatan rahim paginya akan menangis bahkan beberapa ada yang stress dan tidak mau makan lagi. Berbeda dengan Jenny yang terlihat sangat bahagia.

"Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Mereka terus menghubungiku dan menanyakan keberadaanmu." Dokter Rico memandang Jenny dengan begitu serius.

"Benarkah? Lalu kau jawab apa?" Jenny terlihat khawatir.

"Aku jawab saja tidak tahu karena aku tidak mau terlibat di dalam masalahmu," ujar dokter Rico sebelum mengalihkan pandangannya.

Jenny memajukan bibirnya mendengar jawaban Dokter Rico. "Kau ini benar-benar sahabat yang tidak bisa diandalkan."

"Sudah sejauh ini bantuanku kau masih menyebutku sebagai sahabat yang tidak bisa diandalkan?" protes Dokter Rico tidak terima. Hal itu membuat Jenny tertawa sambil geleng-geleng kepala.

"Bukan seperti itu maksudku. Maafkan aku karena sudah membuatmu tersinggung."

Jenny memperhatikan lagi ruangan tempatnya dirawat. "Lalu kapan aku bisa pulang?"

"Meskipun hari ini kau diizinkan untuk pulang ke rumah tetapi kau harus berjanji untuk tidak melakukan aktivitas berat dulu. Kau harus benar-benar menjaga tubuhmu agar tidak terjadi pendarahan. Tetapi jika kau ragu kau bisa tinggal di sini beberapa malam lagi agar luka operasimu bisa aku periksa setiap saat. Aku juga akan memastikan kalau kondisimu tetap baik-baik saja setelah menjalani operasi pengangkatan rahim."

"Tidak tidak. Aku tidak mau tinggal di sini lebih lama lagi karena itu akan membuat kedua orang tuaku curiga. Sekarang saja aku sudah kesulitan untuk mencari alasan yang tepat," tolak Jenny. Wanita itu berusaha untuk menggerakkan tubuhnya namun Dokter Rico mencegahnya.

"Aku belum mengizinkanmu untuk duduk jadi tetaplah berbaring seperti itu jika kau butuh sesuatu katakan saja padaku. Aku berada di ruangan ini karena ingin membantumu jika kau butuh sesuatu." Jenny tersenyum bahagia mendengarnya. "Terima kasih Dokter Rico sayang," ujarnya dengan senyuman manis.

"Dia wanita yang cantik dan manis. Andai saja aku diijinkan untuk meluluhkan hatinya mungkin kemarin aku akan membujuknya untuk tidak mengangkat rahim itu. Tapi sayang sejak dulu dia tidak pernah membuka hatinya untukku. Mungkin kami memang ditakdirkan untuk sebagai sahabat saja. Seperti ini saja sudah cukup bagiku asalkan aku selalu ada di dekat Jenny," gumam dokter Rico di dalam hati.

...***...

"Jadi sekarang kau tidak memiliki rahim lagi? Seumur hidupmu tidak akan pernah mengandung dan melahirkan anak?"

"Kecilkan suaramu. Jika kau berteriak seperti itu satu apartemen bisa dengar," protes Jenny sambil memasukkan potongan buah apel ke dalam mulutnya.

"Gila kamu, Jen. Nekat bener sih." Wanita itu mengambil pisau lalu mengupas kulit buah apel yang ada di meja. "Semalam pulang dari supermarket, orang tua kamu juga datang ke sini. Mereka nitipin ini." Wanita itu mengeluarkan sebuah kotak lalu memberikannya kepada Jenny.

"Apa isinya?" tanya Jenny pemasaran.

"Memangnya boleh aku buka duluan?"

Jenny hanya mendengus kesal mendengar ocehan sahabatnya itu. Dia segera membuka kotak itu. "Apa ini?" Jenny terlihat bingung melihat sebuah kertas di dal kotak tersebut. Tidak ada satu benda berharga di dalamnya.

"Seperti surat undangan. Sini aku cek." Dia merebut kertas yang di pegang Jenny. "Untuk putriku tercinta. Mulai sekarang kau bukan anak kamu lagi!"

Jenny segera merebut kertas itu untuk membacanya. Wanita itu melebarkan kedua matanya ketika membaca alamat sebuah cafe di sana. Sepertinya orang tua Jenny sudah lelah menghuni putrinya hingga memutuskan untuk meninggalkan surat seperti itu.

"Apa yang ingin mereka katakan? Kenapa firasatku tidak enak?" Jenny menurunkan surat tersebut.

"Mungkin mereka ingin menjodohkanmu dengan pria yang menginginkan anak," ledek wanita itu sambil tertawa.

"NIRMA!" teriak Jenny kesal. Wanita itu segera beranjak dari kursinya lalu mengejar sahabatnya untuk memberi perhitungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!