Tiba di Dunia Baru

“Maaf.. tapi aku ingin memastikan ... aku mati karena dilindas kereta bukan?”

Kemudian pria tua yang menyebut dirinya dewa pencipta itu mengatakan kepada Takuya, lebih baik dirinya melihat sendiri kematiannya seperti apa.

“…Maaf-maaf, tapi mungkin lebih baik kau melihat sendiri,” ucap Lawrence menahan tawanya dan kemudian memunculkan sebuah layar di depan Takuya.

Setelah melihat cuplikan yang ditampilkan di dalam layar tersebut, Takuya terdiam mematung dan wajahnya seperti habis melihat hantu.

“Jadi … kira-kira seperti itulah caramu meninggal, apa kau masih mau memastikannya kembali,” ucap Lawrence menyadarkan Takuya yang masih saja mematung itu.

“Tunggu sebentar.. aku masih berusaha meresponnya…” ucapnya yang mesih terkejut dengan kematiannya, “Tidak mungkin!... jangan bercanda, masa iya aku meninggal hanya karena seperti itu?!” lanjutnya tidak ingin mempercayai apa yang baru saja ia lihat di dalam layar itu.

“Hmm.. mau bagaimana lagi kan? Sudah seperti itu … Hahaha.. terlebih lagi kenapa kau mati sekonyol itu,” ucap Lawrence yang sudah tidak kuat lagi menahan tawanya.

“Berisik…!” ucap Takuya memalingkan wajahnya yang memearah.

“Ta-tapi.. bukannya ada cara yang lebih baik bukan?” lanjutnya.

“Ya… mau bagaimana lagi, itu sudah takdirmu,” jawab Lawrence sambil menyeka air matanya.

“Puas menertawakanku?”

Setelah itu Lawrence meminta maaf pada Takuya karena menertawkan insiden kematian Takuya yang sangat mengenaskan itu.

Lalu Lawrence mengatakan bahwa memang benar kematian Takuya itu akibat terlindas oleh kereta dan karena ulah adik tirinya yang mendorongnya jatuh ke dalam lintasan itu.

Namun itu kematiannya dalam mimpi, yang sebenarnya adalah setelah kematiannya dimimpinya itu; ia tiba-tiba terjatuh dari tempat tidurnya dan tepat mengenai otak kecilnya sehingga menyebabkan dirinya meninggal dunia.

“Aku tetap tidak terima! Mana ada lagi cara mati yang lebih konyol dari; terjatuh dari ketinggian yang satu meter saja tidak sampai?” ucapnya mengajukan protes pada Lawrence.

“Tenang dulu … karena itu kau kubawa ke sini,” ucap Lawrence menenangkannya.

Lalu Lawrence pun mengatakan alasan membawa Takuya bertemu dengannya.

“Jadi kau akan dihidupkan kembali di dunia milikku sebagai kelinci perc—maksudku sebagai perantara untuk mengisi kembali sihir yang berada di dunia sana,” ucap Lawrence padanya.

“Kau mau bilang tadi kelinci percobaan kan?” Takuya memincingkan matanya, “ma-mana mungkin aku bilang seperti itu, kau salah dengar; ffufufu…” ucapnya memutar mata.

“Huhh.. aku tidak peduli lagi, jadi apa maksudmu dengan mengisi kembali sihir di sana?” tanya Takuya.

Lalu dewa itu menjelaskan padanya energi sihir di dunia yang dia lindungi itu sedang dalam masa kritis, dan kejadian ini baru pertama kalinya terjadi.

Ia tidak pernah mendapatkan kejadian seperti ini sebelumnya, bahkan selama beberapa juta tahun, inilah yang pertama kalinya.

Dan karena dewa itu tertarik dengan Takuya, akibat caranya mati sebelumnya yang terbilang cukup unik membuat ia berpikir melakukan sebuah percobaan.

Dengan membangkitkan Takuya dan membuka celah sihir agar sihir yang berada di bumi beralih ke dunia miliknya.

Ia mengatakan bahwa sihir di bumi sangatlah melimpah, namun karena manusia tidak menggunakannya ia berpikir untuk mentrasnfer energi itu ke dunia miliknya dengan cara menghidupkan kembali orang yang berada di bumi ke dunia miliknya.

Setelah mendengar hal itu Takuya menyetujuinya, “Hm.. itu bukan tawaran yang buruk, terlebih lagi aku tidak menerima kematian seperti itu; baiklah lakukan saja,” ucapnya setuju dengan Lawrence.

“Baiklah, aku akan membangkitkanmu kembali di sana—jadi apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkan satu permintaanmu dan aku juga akan memberimu satu kemampuan untukmu,” ucap dewa itu.

“Hm.. bagaimana kalau pengetahuan?” jawab Takuya tanpa berpikir panjang.

“Baiklah… aku akan memberimu semua pengetahuan yang berada di dunia itu, nanti kita akan bertemu kembali,” ucap Lawrence kepada Takuya yang tubuhnya perlahan mengeluarkan cahaya keemasan.

“Ah.. bagaimana caranya?” tanya Takuya.

“Jika kau pergi ke gereja, kau bisa menghubu—” belum menyelesaikan perkataannya tubuh Takuya sudah menghilang seutuhnya bersamaan dengan cahaya keemasan yang bersinar terang.

“Semoga kau berhasil anak muda, aku akan terus mengawasimu,” ucap Lawrence.

Takuya terbangun di tengah hutan belantara … dan mendapati tubuhnya bukan lagi tubuhnya yang semula, ia tidak menjadi Takuya lagi melainkan orang lain.

Tidak hanya dunianya yang baru, dewa juga menyiapkan padanya tubuh baru dan juga identitas baru tentunya.

“Hoho.. sepertinya aku bukan lagi Takuya…” gumamnya tenang.

“Jadi … apa yang diberikan Lawrence padaku?” lanjutnya meram sambil berpikir dengan mengetuk-ngetuk keningnya menggunakan dua jari.

Saat ia berpikir tersebut, semua pengetahuan yang tidak pernah dapati sebelumnya masuk ke dalam kepalanya, bahkan dia mengingat setiap rincinya.

“Hm.. jadi ini pengetahuan yang di berikan padaku, cukup banyak juga,” gumamnya, “jadi apa kemampuan yang diberikan padaku itu?” lanjutnya mengingat kembali perkataan Lawrence sang dewa pencipta itu padanya.

“Dan aku juga memberi satu kemampuan untukmu,” ia kembali mengingat perkataan Lawrence.

“Jadi apa yang diberikan padaku,” gumamnya, “nmaa.. nanti juga aku akan mengetahuinya; tapi … bagaimana aku memulai hidupku? Kalau nama saja aku tidak tahu!” lanjutnya berteriak memaki menghadap langit.

“Ahh.. benar juga, aku tidak memberi tahu siapa namanya saat ini … ya, nanti dia juga tahu sendiri; maafkan aku Matthias,” ucap Lawrence memanggil Takuya dengan nama Matthias.

Benar, itulah identitas yang di berikan pada Takuya saat ini, Matthias; namun saat ini ia tidak mengetahuinya.

Beberapa saat kemudian suara seperti seorang wanita muncul dibenaknya.

Proses pengekstrakkan sistem dimulai…

Pengekstrakkan 10%... 20%... 30%... 50%... 80%... 90%... 100%...

pengekstrakkan selesai… suara itu muncul kembali; namun setelah itu tidak ada lagi, tapi sebuah layar pop-up muncul di hadapan Takuya.

Layar itu menampilkan semua informasi terkait dengan dirinya saat ini.

...****************...

Panel Sistem | Toko Sistem | Informasi Sistem |

Nama: Matthias

Umur: 22 Tahun

Title: -

Level: -1

Ras: Manusia

Pekerjaan: -

Class: -

Kemampuan: -

Informasi>>> klik untuk informasi lebih lanjut!

^^^□^^^

...****************...

Itulah yang dilihatnya setelah membuka sistem yang diberikan oleh Lawrence.

Wajahnya berubah suram setelah melihat sistem yang diberikan Lawrence padanya, terlebih lagi melihat level yang diberikan padanya.

“Huhh.. kalau dia bukan Dewa sudah aku kutuk dari tadi!” ucapnya menghela nafas panjang, “apa-apaan level mines satu ini!” lanjutnya berteriak ke arah langit.

Lalu mengabaikan rasa kesalnya ia membuka laman informasi yang tertera di panel sistem sebelumnya.

Namun setelah membuka laman itu, wajahnya berubah membiru.

“Dewa ini benar-benar menguji kesabaranku…” ucapnya, “Dewa sialan! Kau mengerjaiku ya?!” lanjutnya teriak kembali ke arah langit.

Matthias yang berniat meredam kekesalannya dengan membuka laman informasi yang berada di panel sistem yang tertera 'klik untuk informasi lebih lanjut' namun setelah membuka laman itu.

Tidak membuat kekesalannya berkurang; melainkan menambah jumlah kekesalannya, karena laman itu tidak tertera satupun informasi melainkan hanya laman kosong.

Tedapat dua panel lagi namun karena kekesalan Matthias sudah memuncak saat ini, ia langsung menutup layar sistem dan berbaring.

Dengan beralaskan rerumputan dan batang kayu yang dipakainya sebagai bantalan ia memutuskan untuk rebahan sebentar lalu melanjutkan hidupnya di dunianya yang baru ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!