Asisten Rumah Tangga

Kei seketika merentangkan kedua tangannya dengan kedua mata yang masih terpejam sempurna. Gadis itu pun membuka mulutnya lebar-lebar baru kemudian membuka kedua matanya. Entah mengapa tidurnya sangat lelap semalam.

"Astaga!" ujar Kei merasa terkejut saat mendapati Deva duduk tepat di sampingnya, juga menatap lekat wajahnya kini dengan menopang dagunya menggunakan kepalan tangan.

"Nyenyak tidurnya?" tanya Deva masih menatap lekat wajah Kei membuat gadis itu merasa gugup tentu saja.

"Hah? Hehehehe! Maaf, aku ketiduran di sini semalam." Kei tersenyum cengengesan.

"Memangnya kamu biasa tidur dimanapun?"

"Iya ... Kalau aku lagi ngantuk berat, aku benar-benar bisa tidur dimanapun lho."

"Meskipun di dapur sekalipun?"

Kei menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil.

"Dasar gadis aneh."

"Dari semalam kamu terus saja manggil aku dengan sebutan gadis aneh, memangnya aku ini seaneh apa si di mata kamu?"

"Tentu saja kamu gadis yang sangat aneh. Pertama, kamu pingsan di atas trotoar, malam-malam lagi. Kedua, kamu panggil aku dengan sebutan Bima. Ketiga, kamu bisa tidur dimana saja meskipun di dapur sekalipun, aneh bukan?"

Keisha lagi-lagi tersenyum cengengesan. Dia menggaruk kepala yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.

"Apa semalam kamu membersihkan dapur, sampai benar-benar mengkilap seperti ini?"

Keisha menganggukkan kepalanya seraya tersenyum cengengesan lagi.

"Hmm ... Kerja kamu lumayan juga. Kebetulan saya sedang mencari asisten rumah tangga. Apa kamu mau--"

"Mau! Tentu saja aku mau. Sangat mau, mau banget malah," sela Kei bahkan sebelum Deva meneruskan ucapannya.

"Ish ... Saya belum selesai bicara lho. Main mau-mau aja, gimana sih? Memangnya kamu tau saya mau bilang apa tadi?''

"Tentu saja tau. Kamu pasti mau merekrut aku jadi asisten rumah tangga kamu 'kan?''

"Ko tahu?"

"Ya tahu 'lah. Makannya aku langsung bilang mau, hehehehe!" Lagi dan lagi Kei tersenyum cengengesan, dia bahkan tidak berhenti tersenyum seperti orang yang baru saja dilahirkan kembali.

"Oke! Mulai kapan kamu bisa bekerja?"

"Sekarang juga bisa. Bahkan tanpa di gaji sekalipun aku mau ko bekerja di sini, beneran deh."

"Dasar gadis aneh. Oke, kamu bisa bekerja di sini mulai hari ini, tapi ingat panggil saya dengan sebutan Deva, bukan Bima. Tunggu ... Karena kamu bekerja di sini, panggil saya dengan sebutan Tuan Deva mulai sekarang, oke?'' Deva penuh penekanan.

"Baik, Deva. Eh ... Maksud aku, Tuan Deva."

'Gadis ini manis juga,' (batin Deva).

"Tapi, Tuan. Aku harus mengambil pakaian aku dulu, jika aku bekerja di sini, itu artinya aku akan menginap di sini juga 'kan?''

"Tentu saja."

"Kalau begitu, izinkan aku pulang dulu ya. Aku janji gak akan lama. Aku hanya akan mengambil pakaian aku aja ko.''

"Oke."

"Kalau begitu aku pulang sekarang, Tuan. Dalam satu jam aku janji akan kembali lagi ke sini.''

"Oke."

Keisha bangkit lalu berjalan hendak meninggalkan ruang makan.

"Tunggu, Kei."

Keisha sontak menghentikan langkah kakinya.

"Iya, Tuan."

"Berapa umur kamu?"

Kei seketika termenung, dia pun merentangkan jarinya terlihat sedang berhitung.

"Kamu lagi apa?" Deva mengerutkan keningnya tentu saja.

"Aku lagi menghitung, Tuan. Aku lupa umurku berapa. Kalau gak salah usia aku 25 apa 26 tahun ya. Pokoknya segituan deh.''

"Hah? Memangnya selama ini kamu ngapain aja sampai lupa dengan umur kamu sendiri."

"Selama ini, aku hanya hidup dalam kehampaan, Tuan. Semenjak kekasihku meninggal 3 tahun yang lalu, dunia seolah berhenti berputar bagiku. Aku seperti jalan di tempat. Aku permisi sekarang, Tuan.'' Keisha benar-benar meninggalkan ruang makan.

Devano tentu saja merasa tersentuh dengan apa yang baru saja diucapkan oleh gadis bernama Keisha tersebut. Apa sedalam itu cintanya kepada laki-laki bernama Bima yang konon katanya memiliki wajah yang sama dengan dirinya? Dunianya sampai terasa berhenti berputar bahkan seperti jalan di tempat?

Deva tersenyum kecil. Ternyata masih ada wanita yang memiliki cinta setulus itu di dunia ini. Apa dia akan baik-baik saja jika memperkerjakan gadis seperti itu di rumahnya? Sementara gadis itu memiliki kekasih yang memiliki wajah yang sama dengan dirinya dan laki-laki itu pun telah tiada?

"Akh ... Sudahlah, yang penting dia mau bekerja di sini. Apalagi tanpa di bayar sedikitpun. Hahahaha! Kapan lagi aku bisa dapat asisten rumah tangga gratisan seperti dia?" ujar Deva tersenyum menyeringai.

Dret ... Dret ... Dret ...

Ponsel Deva seketika bergetar. Dia pun menatap layar ponsel lalu seketika langsung mengangkat telpon.

📞 "Halo, sayang," sapa Deva tersenyum manis.

📞 ''Kamu dimana, sayang?'' samar-samar terdengar suara seorang wanita nan jauh di sana.

📞 ''Saya masih di rumah, sayang.''

📞 ''Ya udah aku ke sana sekarang.''

📞 ''Oke! O Iya, saya baru aja memperkerjakan asisten rumah tangga baru, jadi kamu jangan kaget ya jika nanti kamu melihat seorang wanita di rumah saya.''

BERSAMBUNG

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!