Sangat Mirip

Pemuda bernama Devano Winoto menatap wajah Keisha yang saat ini sedang menyantap makanan yang dia berikan. Wanita tersebut terlihat begitu menikmatinya padahal dia hanya membuatkan mie rebus di tambah telur juga sepiring nasi putih.

Gadis itu terlihat kurus dengan pipi tirus, dan penampilannya yang sepertinya sengaja tidak di urus. Padahal jika gadis ini memakai pakaian yang layak juga wajahnya di poles dengan make natural, Deva yakin betul wajah gadis yang dia ketahui bernama Keisha itu akan terlihat lebih cantik dari yang dia lihat saat ini.

Keisha bahkan meneguk habis sisa kuah mie rebus tersebut sampai mangkuknya benar-benar terlihat kosong, begitu pun dengan piring yang semula berisi nasi kini kosong tidak bersisa sebutir nasi pun di atasnya.

"Memangnya sudah berapa hari kamu gak makan? Kamu kayak orang yang kelaparan tau,'' ucap Devan menatap lekat wajah Kei, membuat gadis itu seketika merasa salah tingkah tentu saja.

"Hah? Eu ... Sebenarnya dari pagi aku belum makan," jawab Keisha tersenyum cengengesan, mungkin ini adalah senyuman pertamanya setelah 3 tahun lamanya. Tidak masuk akal bukan?

"Kamu pasti bercanda 'kan? Dari pagi kamu belum makan?"

Keisha menganggukkan kepalanya.

"Sedikit pun?"

Keisha kembali menganggukkan kepalanya.

"Hmm ... Gadis aneh. Setelah matahari terbit saya akan mengantarkan kamu pulang, Keisha."

Kei lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya. Matanya tidak luput dalam menatap wajah tampan seorang Devano yang sangat mirip dengan mendiang Abimanyu kekasihnya.

"Kamu bisa istirahat di kamar yang tadi, sementara saya akan tidur di lantai dua.'' Deva berdiri dan hendak pergi.

"Tunggu!"

Pemuda itu pun seketika mengurungkan niatnya dan kembali duduk di kursi makan.

"Apa lagi?'' tanya Deva kemudian.

"Apa kamu benar-benar tidak mengenal Bima? Nama lengkapnya Abimanyu,'' tanya Kei merasa sangat penasaran.

"Siapa itu Abimanyu? Saya sama sekali tidak kenal sama dia, sepertinya kamu salah orang."

"Tapi wajah kalian mirip sekali, Dev. Sumpah, kalian seperti kembar identik. Aku yakin itu."

"Dasar gadis aneh. Sekali lagi saya tegaskan, nama saya Devano, Deva bukan Bima. Oke?"

Keisha hanya bisa menghela napas berat. Ternyata dia benar-benar bukan Bima. Sebenarnya dia tahu betul hal itu sejak awal, tapi hatinya tetap saja menolak hal tersebut. Otaknya pun memaksanya untuk percaya bahwa dia benar-benar Bima.

"Akh ... Sudahlah, saya lelah. Jangan lupa piringnya di cuci, saya gak suka kalau meja makan saya berantakan seperti ini," tegas Deva lalu benar-benar meninggalkan Keisha di ruang makan.

'Dasar gadis aneh. Mana mungkin saya punya seorang kembaran jika saya sendiri hanya seorang anak tunggal,' (batin Deva).

'Tidak masalah kamu bukan benar-benar Bimo. Yang jelas aku senang bisa menemukan pemuda yang wajahnya miring dengan Bimo. Apakah dia adalah laki-laki yang dikirimkan oleh Tuhan untuk mengobati kesedihan aku ini?' (batin Keisha).

Setelah kepergian Deva, Keisha benar-benar merapikan meja makan. Dia pun mencuci piring bekas dirinya makan, bahkan piring kotor yang semula berada di sana pun dia cuci bersih.

Tidak hanya itu saja, Kei seperti orang yang baru saja menemukan semangat di dalam dirinya. Dengan begitu antusiasnya Keisha membersihkan seluruh dapur, dari mulai menyapu, mengepel lantai juga mengelap apapun yang menurutnya kotor, tidak peduli meskipun sudah hampir dini hari. Dapur tersebut benar-benar bersih mengkilat kini. Bahkan terlihat berkilau.

Bruk!

Gadis itu duduk kembali di kursi makan. Dia pun menyadarkan kepalanya di atas meja makan seraya membayangkan wajah Devano, betapa dirinya sangat bersyukur karena di sisa kesedihannya dia dipertemukan dengan pemuda bernama Devano yang memiliki wajah sama persis seperti Bima.

"Apa mungkin kalau sebenarnya Bima itu punya saudara kembar? Jika tidak, mana mungkin wajah mereka bisa sangat mirip? Di dunia ini memang terdapat beberapa orang yang memiliki wajah yang hampir mirip meskipun tidak memiliki hubungan darah sekalipun, tapi mereka berdua berbeda, Bima dan Deva benar-benar mirip indentik," gumam Keisha kemudian.

Dia pun duduk tegak seraya berfikir keras. Sepertinya dirinya harus mendatangi tempat tinggal orang tua Bima dan menanyakan hal ini secara langsung kepada mereka.

Bruk!

Kei kembali menjatuhkan kepalanya di atas meja makan. Perlahan dia pun mulai memejamkan kedua matanya dan terlelap seketika itu juga.

* * *

Keesokan harinya.

"Astaga, gadis ini?" gumam Deva menatap tubuh Keisha yang saat ini tertidur dengan menyadarkan kepalanya di atas meja makan.

Dia pun berjalan menghampiri dan berdiri tepat di samping tubuh Kei. Deva menatap lekat wajah Keisha. Setelah itu pemuda itu pun mengalihkan pandangannya menatap sekeliling dapur yang terlihat bersih tanpa noda sedikit pun. Laki-laki itu pun seketika tersenyum menyeringai.

''Kebetulan sekali saya sedang mencari asisten rumah tangga. Dia pasti mau jika saya minta untuk bekerja di sini,'' gumam Devano kemudian.

BERSAMBUNG

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!