Pov Flo
"Aku sekarang yakin kalau aku telah di beri kesempatan kembali ke masa lalu dimana aku bisa memperbaiki semua nya yang telah berantakan sejak ibu tiri ku dan Kakak tiri yang kejam itu mulai menyusun rencananya menghancurkan hidupku yang berharga. Padahal aku tak pernah mengusik kehidupan mereka. Aku menerima kehadiran mereka ditengah - tengah aku dan ayah. Aku dulu menyayangi mereka sebagai pengganti ibu ku dan saudara yang baru bisa aku miliki."
Pikiran Flo terus terbayang dengan segala kekejaman yang telah di lakukan mama dan kakak tirinya. Bahkan mereka lah yang telah merubah penampilan Flo dari gadis cantik dengan penampilan biasa saja menjadi gadis culun dengan kacamata tebal dan gigi kawat nya yang menurutnya sangat merusak mata.
"Isssh... Kenapa aku dulu mau - mau saja ya di suruh berpenampilan seperti ini ?" dia bergumam di depan cermin sembari memandangi wajah dan penampilannya.
"Langkah awal yang harus aku tempuh adalah merubah penampilanku. Tapi untuk sekarang biarlah seperti ini dulu aku tidak akan melepas kacamata ini hanya akan merapikan rambutku dan melepas gigi kawat sialan ini. Biarlah kaca mata ini saja sebagai identitasku agar tidak terlalu menimbulkan kecurigaan mereka." tukasnya.
......................
Kampus
"Sudah lama sekali aku tidak menghirup udara segar di kampus di pagi hari. Baiklah mulai sekarang aku akan menjadi aku yang baru. Aku akan lebih menyayangi diriku daripada orang lain." dengan semangat baru Flo terus menyemangati setiap langkah nya di kehidupan ini.
"Flo....!!"
Bruk..
Seseorang merangkul Flo dari belakang. Ya dia adalah Suzan sahabat Flo satu - satunya yang kemungkinan telah banyak mengkhianatinya di masa lalu. Flo tak ingin terlalu dekat lagi dengan nya namun karena penasaran dan ingin mengungkap segala hal buruk tentang Suzan terpaksa ia harus menahannya dan berpura - pura tetap dekat dengan nya namun tetap berjarak.
"Ada apa zan ?kenapa kamu ngagetin aja.?" ucap Flo dengan nada sedikit ketus.
"Tumben kamu ketus gitu sama aku ? Biasanya seneng banget ketemu aku ?" dengan wajah tak berdosa suzan menampakan senyum terbaiknya pada sahabatnya itu.
"Bukan gitu, kaget aja tiba - tiba.!"
"Ya udah maaf ya Flo udah jangan marah.
Eh.. Tunggu tunggu kamu sepertinya berbeda hari ini ?" Suzan seperti melihat beberapa perubahan pada penampilan flo hari ini. Tetap berkacamata namun terlihat lebih segar dengan rambut di kuncir satu dan tampilan cassual yang cukup modis.
"Udah gak usah protes. Aku hanya ingin sedikit merubah tampilan ku biar tidak terlalu si kutu buku." kembali Flo menepis kecurigaan Suzan agar tidak terlalu banyak berkomentar dengan segala perubahannya dan membuat curiga jika dia tahu sesuatu.
Kini mereka berjalan bergandengan menuju kantin kampus untuk sekedar sarapan. Hampir di setiap kesempatan banyak mata tertuju pada Flo. Mereka benar - benar terpana melihat penampilan nya yang berubah. Tidak lagi terlihat lusuh dan culun tapi lebih segar, tegas dan dewasa dengan baju dan celana panjang cassual nya. Jangan lupakan wajah nya yang cantik dan bersih juga tubuhnya yang tinggi sedang dan rambutnya yang indah berwarna coklat terang semakin menambah aura kecantikan nya.
Hal ini membuat orang yang di sebelahnya merasakan debaran panas di dada nya. Otak nya berputar memikirkan bagaimana bisa seorang flo yang biasanya begitu tidak menarik bisa berubah dalam semalam saja. Dia tak terima jika sekarang Flo lah yang menjadi pusat perhatian semua orang yang biasanya memandanginya dengan kagum karena kecantikan nya dan tampilan modis nya yang menyorot mata di sandingkan dengan tampilan culun dan lusuh Flo sahabatnya. Ya dialah Suzan, dia merasa sangat tidak senang dengan segala perubahan ini.
"Flo, kenapa kamu merubah penampilan mu ? Aku lebih suka penampilan mu yang dulu lebih manusiawi dan aku nyaman dengan kamu yang dulu" Suzan memulai hasutannya ketika mereka mulai duduk di bangku kantin kampus.
"Tidak Suzan, maafkan aku tapi aku lebih suka tampilan ku yang sekarang. Menurutku tidak ada masalah jika seseorang ingin sedikit merubah penampilannya selama itu tidak merugikan." Flo berusaha mendebat agar Suzan berhenti menghasutnya dengan hasutan konyolnya.
"tapi aku...""
"stt... aku lapar. Sebaiknya kita cepat makan aku tak ingin lagi mendengar pendapat mu tentang penampilanku. Sebagai sahabatku seharusnya kamu dukung aku bukan menyuruhku kembali." lagi - lagi Flo menghentikan ucapan Suzan yang belum selesai ia ucapkan karena mulai merasa kesal.
Susan hanya bisa terdiam dengan tangan terkepal. Hatinya tetap bergemuruh merasakan kebencian dan rasa iri dan rasa takut tersaingi yang sangat kuat.
Aku harus beri tahu semua ini kepada kak Agatha biar kamu mendapat pelajaran berharga dari Agatha dan Tante Rossy. Yah cuma mereka yang bisa , agar dia tidak terus besar kepala dan menyaingi ku.
Di dalam hari suzan meracau menahan kebenciannya.
......................
"Boleh ikut duduk?" seorang pria tampan dan tinggi menghampiri mereka berdua saat sedang menikmati makanannya masing - masing.
Dia lah Azel kakak tingkat yang sangat di inginkan oleh Suzan. Inilah awal mula Suzan mulai membenci Flo karena dia melihat Azel begitu memperhatikan Flo daripada dirinya yang jelas - jelas lebih menarik.
"Boleh kak. Duduk aja.." suzan tersenyum ramah sembari mempersilahkan bangku kosong di samping nya agar Azel duduk dekat dengan nya.
"Makasih, Aku duduk di samping Flo saja. "
Flo yang sedari tadi menyaksikan gerak gerik mereka berdua mulai menarik kesimpulan di dalam pemikiran nya sendiri.
Jadi ini kemungkinan terbesar kamu jadi musuh dan duri dalam daging di hidupku Suzan. Baiklah jika itu yang kamu inginkan maka tidak akan ada apapun yang kamu dapatkan dari rasa iri dan kebencian suzan. Baiklah kamu akan menjadi target pertamaku sekarang.
"Ya udah kak sini aja duduk samping aku.." ucap Flo tiba - tiba membuat Suzan mengerutkan alisnya heran. Sebab selama ini Flo tidak pernah berusaha mendekat pada siapapun apalagi laki - laki meski sering berinteraksi dengan Azel tapi tidak pernah terang - terangan menyuruhnya duduk di sampingnya.
"Kamu hari ini cantik banget Flo. Tapi kemarin - kemarin kamu juga tetap cantik di mataku."
Kalimat yang membuat Suzan semakin merasa terbakar. Ia tak mengerti kenapa Azel sama sekali tak memandang nya selama ini. Hanya ada gadis culun itu yang selalu jadi pandangan utamanya. Rasanya dia ingin sekali menarik Flo pergi dan mencercanya dengan berbagai kalimat kasar yang sudah ia tahan selama ini.
"Makasih kak. Kakak juga ganteng di mataku."
Lagi - lagi Flo malah membalas pujian yang di lontarkan Azel untuknya.
Melihat Suzan sudah menampilkan wajah yang merah padam Flo mulai mengerti alur cerita kenapa dulu sahabatnya berkhianat. Sebetulnya dia menyayangi Suzan sudah seperti saudaranya sendiri. Apapun yang Suzan minta selalu jadi prioritasnya. Namun ia sama sekali tidak menerima yang nama nya pengkhianatan.
Karena di episode ini ketemu Suzan jadi sekalian ilustrasi yang menggambarkan ciri fisik dan tampilan Suzan ya. Gadis sexy dan energic juga fashionable.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments