Gael dan Qya memasuki restoran mewah yang masih buka. Suasana masih terlihat ramai. Gael dan Qya memesan steak untuk makan malam mereka. Gael terus menatap wajah Qya yang sangat cantik. Merasa diperhatikan, Qya ikut menatap Gael. Mata mereka saling beradu dalam keheningan. Merasa tidak sanggup untuk lebih lama menatap manik mata Qya, Gael mengalihkan pandangannya.
“Bagaimana kuliahmu?” tanya Gael basa-basi.
“Baik.” Jawaban singkat dari Qya membuat Gael harus—untuk pertama kalinya—memutar otak bagaimana caranya menarik perhatian lawan jenis.
“Kamu pasti sangat pintar sehingga bisa mendapat beasiswa di kampus.”
“Tentu saja. Selama ini aku selalu mendapat beasiswa untuk pendidikanku.”
Gael dapat merasakan bahwa Qya merupakan gadis yang cerdas.
Dia sangat sempurna, pikir Gael. Tidak lama kemudian makanan datang. Gael melihat Qya yang makan dengan anggun, dia yakin Qya sudah sering makan di tempat seperti ini. Mungkin dengan kekasihnya. Gael ingat kalau Maura pernah bertanya pada Qya tentang seseorang yang disebut dengan Prince. Entah itu namanya atau hanya panggilan sayang saja. Mengingat itu membuat hati Gael menjadi panas.
Melihat bibir Qya yang bergerak mengunyah makanan membuat Gael tidak mampu berpaling dari bibir itu. Gael sangat menikmati makan malam ini, bukan karena makanannya, tapi karena siapa yang menemaninya makan.
Selesai makan, mereka langsung menuju apartemen Gael yang berada di pusat kota. Apartemen itu memiliki dua puluh lantai, dan unit Gael berada di lantai paling atas. Tidak sembarang orang bisa memasuki kawasan apartemen ini.
Gael bisa melihat wajah Qya melalui kaca lift. Hanya ada keheningan saat lift naik menuju lantai dua puluh, membuat suasana menjadi canggung.
Gael membuka pintu apartemennya, dan lampu otomatis menyala, menerangi ruangan yang sangat besar. Qya melihat ruang tamu yang didominasi dengan warna abu-abu. Dua unit sofa yang berukuran besar dengan warna coklat tua disertai meja kaca berbentuk persegi. Lampu ruang tamu terbuat dari kristal. Melihat lebih ke dalam, ada ruang tengah dengan sofa bed yang diletakkan di depan televisi berukuran besar. Ada juga mini bar yang terbuat dari marmer berwarna putih gading.
Qya dapat melihat beberapa pintu, entah ruangan apa di dalamnya. Apartemen ini sangat nyaman, besar namun tidak terlalu banyak barang di dalamnya. Di sudut ruang tengah, ada lemari kaca yang dipenuhi oleh miniatur mobil mewah.
“Kamu duduk dulu, aku akan menyiapkan kamar untukmu. Oya, kamu mau minum apa?”
“Tidak usah, terima kasih banyak.”
Gael langsung menuju lantai atas. Qya kembali mengamati sekitarnya, di dinding ruang tamu itu ada foto mobil mewah. Qya yakin, Gael adalah penggemar mobil mewah yang harganya tidak perlu ditanyakan.
Tidak lama kemudian Gael kembali turun dan menghampiri Qya.
“Kamarnya sudah siap, ayo aku antar.”
Sebenarnya Gael tidak perlu menyiapkan apa-apa, karena kamarnya memang tidak perlu dirapihkan lagi. Di lantai atas, Qya dapat melihat taman yang ada di luar melalui dinding kaca, juga pemandangan kota. Di sudut yang lain ada kolam renang dan gazebo.
Gael membuka salah satu pintu dan menyuruh Qya masuk. Di dalamnya ada tempat tidur king size dengan sofa berwarna putih. Kamar ini memang didominasi dengan warna putih.
“Ini kamarmu, kamu mandi saja dulu.”
“Kamu punya baju ganti?”
“Banju ganti?”
“Iya. Pakaian perempuan, mungkin. Jika tidak ada pakaianmu saja.”
“Aku ambilkan dulu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments