Bab. 2 Medan perang di pagi hari

Sementara itu, di tempat lain terlihat seorang gadis masih bergelung manja di dalam selimut. Matahari sudah merangkak naik untuk memanaskan bumi, tetapi dia masih terpejam dan enggan untuk membuka kedua matanya.

Sret, byur.

Tanpa di duga-duga, segayung air tumpah di wajah gadis tersebut membuat dia tersentak kaget.

"Astaga. Apa kamarku bocor?" gadis bernama Nisa itu sontak meloncat dari ranjang saat ada air yang mendarat tepat di wajahnya.

"Bocor kepalamu itu, wanita si*alan!"

Nisa langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar umpatan dari seseorang. Ya, dia kenal betul siapa yang pagi-pagi sudah mencari keributan dengannya.

"Apa-apaan ini!" mata Nisa melotot tajam seakan ingin mencabik-cabik tubuh dua orang wanita yang saat ini ada di hadapannya.

"Dasar pemalas! Mau sampai kapan kamu tidur, hah?" teriak seorang wanita paruh baya yang si*alnya adalah ibu tiri Nisa.

Nisa mengepalkan tangannya dengan geram. Sungguh keberadaan wanita paruh baya itu benar-benar mengusik ketentraman jiwa dan raganya.

"Tau tuh, kerjaannya molor terus. Gak tau apa, kita mau kedatangan tamu!" ucap gadis yang ada di samping wanita paruh baya itu dengan ketus. Namanya adalah Mira, dia merupakan adik tiri dari Nisa.

"Emang kalian pikir, aku peduli?" Nisa mengibaskan rambutnya dengan sombong, padahal rambut itu sudah beberapa hari tidak dicuci.

"Dasar anak pembawa sial! Sebaiknya sekarang tutup mulutmu dan cepat turun, banyak pekerjaan yang harus kau lakukan," perintah wanita paruh baya bernama Mona sambil menunjuk tepat ke wajah Nisa. Maju sedikit saja, sudah jelas jarinya itu masuk ke dalam lubang hidung gadis itu.

Nisa sendiri tidak bergeming, dia hanya diam sambil menatap tajam kedua benalu dalam rumahnya itu.

Mona semakin geram dengan kediaman Nisa. "Apa kau tuli?"

"Berhenti berteriak dan keluar dari kemarku!" usir Nisa kemudian, "Setiap melihat kalian pasti umur ku semakin memendek."

"Kau-"

"Keluar kataku!" akhirnya Nisa mengeluarkan teriakan mautnya membuat Mona dan Mira menutup telinga mereka.

"Cih, awas saja kau kalau tidak turun." Mona berbalik dan langsung keluar dari kamarnya dengan diikuti oleh Mira.

Brak.

Nisa langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya. Jangan sampai dua benalu itu kembali masuk ke dalam kamar, atau akan terjadi perang dalam rumah itu.

Begitu lah keseharian yang terjadi dalam hidup Annisa Nadhira. Gadis cantik berkulit putih yang punya dua lesung pipi di wajahnya, membuat siapa saja yang melihat pasti akan langsung terpana. Apalagi dengan tubuh mungil yang menambah keimutan dalam diri Nisa, membuat siapa pun tidak kuasa untuk memalingkan pandangan.

Namun, jangan tanya bagaimana sifat gadis itu. Sangat bertolak belakang sekali dengan wajah cantiknya, bahkan orang-orang yang ada disekitarnya harus esktra sabar untuk menghadapi semua yang dia lakukan.

Setelah pertengkaran tadi, Nisa segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini dia ada peninjauan lapangan untuk proyek baru di perusahaan tempatnya bekerja. Padahal keluarganya terbilang kaya, tetapi Nisa tidak sudi memakai fasilitas milik sang ayah walaupun dia masih tinggal di rumah itu.

Setelah selesai bersiap , Nisa tampak sangat rapi dengan setelan kemeja dan celana panjang berwarna Navy. Tidak lupa polesan makeup tipis yang semakin menambah kecantikan paripurnanya.

"Oke, perfect." Nisa tersenyum lebar melihat penampilannya di depan kaca, dia lalu menyambar tas dan kunci motor untuk segera berangkat kerja.

Nisa menuruni anak tangga sambil bersenandung ria. Dia berharap kalau saat ini tidak akan bertemu dengan dua wanita penghuni rumah ini, agar nantinya tidak terkena si*al.

"Berhenti di situ!"

Nisa langsung mendessah frustasi, bahkan keinginan sekecil itu saja tidak dikabulkan oleh Tuhan.

Mona yang saat itu sedang memberi arahan pada pembantunya beralih mendekati Nisa dengan geram. Apalagi saat melihat penampilan gadis itu, padahal dia sudah mengatakan untuk tetap tinggal di rumah.

"Bukannya ayahmu sudah mengatakan untuk tidak bekerja, kenapa kau tetap pergi juga?" tanya Mona dengan kesal, tangannya bahkan sudah ingin sekali menjambak rambut anak tirinya itu.

Nisa membalikkan tubuhnya dengan helaan napas terakhir dalam hidup, sungguh dia lelah sekali jika setiap hari harus melewati medan perang seperti ini.

"Wahai Bunda Mona yang terhormat, izinkanlah saya untuk pergi mencari uang. Apa Anda tahu, jika saya tidak kerja maka saya tidak akan bisa makan." dia menangkupkan kedua tangannya di depan dada, lalu kembali berbalik dan hendak keluar dari rumah itu.

"Dasar kau-"

"Nisa!"

Nisa yang sudah melangkah lagi-lagi harus mengurungkan niatnya, padahal dia hanya ingin bekerja dengan damai tetapi ada saja yang memghalangi jalannya.

"Ayah sudah bilang untuk tetap diam di rumah! Apa tidak bisa, sekali saja kau mendengarkan orang tuamu?" bentak laki-laki paruh baya bernama Irwan, dia adalah ayah kandung dari Nisa.

Nisa tidak bergeming saat mendengar ucapan sang ayah. Bukannya dia takut, tetapi dia sudah cukup lelah dengan semua orang yang ada di rumah itu, termasuk ayahnya sendiri.

"Ayah sudah bilang kalau hari ini akan ada tamu penting yang datang, jadi ayah harap semua keluarga berkumpul untuk menyambut mereka," sambung Irwan. Nada suaranya sudah tidak sekeras tadi, tetapi tetap tajam dan penuh penegasan.

Nisa menghembuskan napas pelan sambil membalikkam tubuhnya. "Maaf, Ayah. Hari ini ada pekerjaan penting yang harus aku lakukan. Jadi aku tidak-"

"Berhenti membuat alasan dan ikuti saja apa yang Ayah ucapkan," potong Irwan dengan cepat membuat Nisa tersenyum sinis.

"Maaf." Nisa kembali berbalik dan melangkahkan kakinya dengan cepat, dia tidak menghiraukam teriakan sang ayah yang terus memintanya untuk berhenti. Bahkan saat ini laki-laki tua itu sudah memakinya habis-habisan.

"Cih, persetan dengan tamumu itu. Aku sama sekali tidak peduli." Nisa segera naik ke atas motor kesayangannya dan melajukannya dengan kencang.

Tbc.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

JANGAN LUPA MAMPIR KE NOVEL TEMAN OTHOR 🌹

Episodes
1 Bab. 1 Masalah dalam rumah tangga
2 Bab. 2 Medan perang di pagi hari
3 Bab. 3 Sindiran pedas
4 Bab. 4 Salah Paham
5 Bab. 5 Selalu saja ada drama
6 Bab. 6 Berkunjung
7 Bab. 7 Semakin di luar akal sehat
8 Bab 8. Akibat dari perkataan Nisa
9 Bab 9. Kemarahan Nita
10 Bab 10. Kesalahan fatal saat emosi
11 Bab. 11 Tidak peduli
12 Bab. 12 Perlawanan dari Nisa
13 Bab 13. Menyelamatkan nyawa Nita
14 Bab 14. Kondisi Nita yang menyedihkan
15 Bab. 15 Membuka lembaran baru
16 Bab. 16 Sahabat lama Ayah Irwan
17 Bab 17. Perubahan yang terjadi
18 Bab 18. Kerja keras Anisa
19 Bab 19. Berawal dari kesalahpahaman
20 Bab. 20 Kekecewaan yang sulit di ungkapkan
21 Bab. 21 Melupakan hari special
22 Bab 22 Ajakan Makan Malam
23 Bab. 23 Rencana perjodohan
24 Bab. 24 Kepedulian Tian
25 Bab 25. Kerja sama Mega proyek
26 Bab 26. Menjenguk Riko
27 Bab 27 . Persaingan pun di mulai
28 Bab 28. Meninjau lokasi
29 Bab. 29 Mengantar pulang
30 Bab. 30 Penolakan Garis keras
31 Bab. 31 Keputusan yang Final
32 Bab. 32 Ungkapan Penderitaan
33 Bab. 33 Sesuatu yang tidak terduga
34 Bab. 34 Perhatian kecil untuk Nisa
35 Bab. 35 Mengkhawatirkan keadaan Nisa
36 Bab. 36 Dia berada di rumahku
37 Bab. 37 Lokasi Mega Proyek
38 Bab. 38 Kekhawatiran seorang Ibu
39 Bab. 39 Kedatangan tamu
40 Bab. 40 Bertemu kembali
41 Bab. 41 Ambil saja nyawaku, Tuhan!
42 Bab. 42 Kemarahan Ibu
43 Bab. 43 Kedatangan Aini
44 Bab. 44 Masa Lalu
45 Bab 45 Keberadaan Nisa
46 Bab. 46 Kecanggungan yang hakiki
47 Bab. 47 Pertengkaran Irwan dan Mona
48 Bab. 48 Tamu di malam hari
49 Bab. 49 Perang dunia ke 1
50 Bab. 50 Sama-sama keras kepala
51 Bab. 51 Akibat keegoisan orang tua, anak jadi korban
52 Bab. 52 Kegundahan hati
53 Bab. 53 Permintaan yang sangat kejam
54 Bab. 54 Menawarkan kebahagiaan
55 Bab. 55 Menguatkan hati
56 Bab. 56 Perubahan yang terjadi
57 Bab. 57 Memperbaiki semuanya
58 Bab. 58 Keterkejutan yang Abian timbulkan
59 Bab. 59 Merasa bersalah
60 Bab. 60 Bertemu teman lama
61 Bab. 61 Runtuhnya harapan
62 Bab. 62 Menyembunyikan perasaan yang hancur
63 Bab. 63 Pertemuan yang tak disangka-sangka
64 Bab. 64 Kecemburuan
65 Bab. 65 Rahasia yang akhirnya terbongkar
66 Bab. 66 Mengungkapkan kebenaran
67 Bab. 67 Perasaan cinta yang keliru
68 Bab. 68 Menyelesaikan masalah part 1
69 Bab. 69 Menyelesaikan masalah part II
70 Bab. 70 Munculnya kebahagiaan
71 Bab. 71 Berbaikan
72 Bab. 72 Melamar Nisa secara Resmi
73 Bab. 73 Pernikahan (HAPPY ENDING) TAMAT
74 PROMOSI NOVEL BARU
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab. 1 Masalah dalam rumah tangga
2
Bab. 2 Medan perang di pagi hari
3
Bab. 3 Sindiran pedas
4
Bab. 4 Salah Paham
5
Bab. 5 Selalu saja ada drama
6
Bab. 6 Berkunjung
7
Bab. 7 Semakin di luar akal sehat
8
Bab 8. Akibat dari perkataan Nisa
9
Bab 9. Kemarahan Nita
10
Bab 10. Kesalahan fatal saat emosi
11
Bab. 11 Tidak peduli
12
Bab. 12 Perlawanan dari Nisa
13
Bab 13. Menyelamatkan nyawa Nita
14
Bab 14. Kondisi Nita yang menyedihkan
15
Bab. 15 Membuka lembaran baru
16
Bab. 16 Sahabat lama Ayah Irwan
17
Bab 17. Perubahan yang terjadi
18
Bab 18. Kerja keras Anisa
19
Bab 19. Berawal dari kesalahpahaman
20
Bab. 20 Kekecewaan yang sulit di ungkapkan
21
Bab. 21 Melupakan hari special
22
Bab 22 Ajakan Makan Malam
23
Bab. 23 Rencana perjodohan
24
Bab. 24 Kepedulian Tian
25
Bab 25. Kerja sama Mega proyek
26
Bab 26. Menjenguk Riko
27
Bab 27 . Persaingan pun di mulai
28
Bab 28. Meninjau lokasi
29
Bab. 29 Mengantar pulang
30
Bab. 30 Penolakan Garis keras
31
Bab. 31 Keputusan yang Final
32
Bab. 32 Ungkapan Penderitaan
33
Bab. 33 Sesuatu yang tidak terduga
34
Bab. 34 Perhatian kecil untuk Nisa
35
Bab. 35 Mengkhawatirkan keadaan Nisa
36
Bab. 36 Dia berada di rumahku
37
Bab. 37 Lokasi Mega Proyek
38
Bab. 38 Kekhawatiran seorang Ibu
39
Bab. 39 Kedatangan tamu
40
Bab. 40 Bertemu kembali
41
Bab. 41 Ambil saja nyawaku, Tuhan!
42
Bab. 42 Kemarahan Ibu
43
Bab. 43 Kedatangan Aini
44
Bab. 44 Masa Lalu
45
Bab 45 Keberadaan Nisa
46
Bab. 46 Kecanggungan yang hakiki
47
Bab. 47 Pertengkaran Irwan dan Mona
48
Bab. 48 Tamu di malam hari
49
Bab. 49 Perang dunia ke 1
50
Bab. 50 Sama-sama keras kepala
51
Bab. 51 Akibat keegoisan orang tua, anak jadi korban
52
Bab. 52 Kegundahan hati
53
Bab. 53 Permintaan yang sangat kejam
54
Bab. 54 Menawarkan kebahagiaan
55
Bab. 55 Menguatkan hati
56
Bab. 56 Perubahan yang terjadi
57
Bab. 57 Memperbaiki semuanya
58
Bab. 58 Keterkejutan yang Abian timbulkan
59
Bab. 59 Merasa bersalah
60
Bab. 60 Bertemu teman lama
61
Bab. 61 Runtuhnya harapan
62
Bab. 62 Menyembunyikan perasaan yang hancur
63
Bab. 63 Pertemuan yang tak disangka-sangka
64
Bab. 64 Kecemburuan
65
Bab. 65 Rahasia yang akhirnya terbongkar
66
Bab. 66 Mengungkapkan kebenaran
67
Bab. 67 Perasaan cinta yang keliru
68
Bab. 68 Menyelesaikan masalah part 1
69
Bab. 69 Menyelesaikan masalah part II
70
Bab. 70 Munculnya kebahagiaan
71
Bab. 71 Berbaikan
72
Bab. 72 Melamar Nisa secara Resmi
73
Bab. 73 Pernikahan (HAPPY ENDING) TAMAT
74
PROMOSI NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!