Kapten Tom
"Eh.. guys kita nongkrong yuk!! menghilang kan penat ini, stress akibat kuis tadi." ucap Susanti.
"Benar - benar, mending kita nongkrong." ucap Tito.
"Gimana Axel? " tanya Susanti.
"Saya tergantung sama Maudy juga." jawab Axel.
"Boleh, yuk. Saya juga ingin nongkrong nih, menghilang kan stress." ucap Maudy.
"Ok kita lest go...!!! " ucap Susanti.
Mereka berempat pun, pergi ke tempat favorit mereka. Dengan berboncengan motor, secara berpasangan, mereka pergi ke cafe tempat ke empat nya menghabiskan waktu.
Dalam perjalanan, Susanti dan Maudy memeluk erat dari belakang tubuh pasangan nya. Hingga tepat berhenti di sebuah lampu merah, bersebelahan berhenti sebuah pria yang Maudy kenal.
Pria tersebut menoleh ke arah Maudy, namun bagi Maudy, melihat nya adalah bagai melihat seorang musuh.
"Mau kemana?" tanya pria berseragam loreng, diketahui bernama Tomi.
"Bukan urusan Om, saya mau kemana." jawab Maudy.
"Nanti Papah kamu cari."
"Papah akan cari, kalau Om itu bakalan kasih tahu dia."
"Apa kamu lupa, ponsel kamu itu di pasang GPS sama Papah kamu?"
Dengan rasa kesal, Maudy turun dari motor Axel, saat lampu merah masih menyala. Dan terpaksa berpindah, pada motor Tomi.
"Kok, kamu sama dia sih Maudy? " tanya Axel.
"Sorry Axel, saya tidak bisa ikut sama kalian." jawab Maudy, dan lampu berganti menjadi hijau, motor yang membawa Maudy langsung melaju kencang.
Axel dan Tito langsung menjalankan motor nya, dan menepi di tepi jalan setelah lampu merah. Axel, dengan kecewa harus menelan kesekian kali nya.
"Axel, cewek kamu kok, semakin kesini tambah di kekang gitu." ucap Tito.
"Saya kasihan sama Maudy, tidak bisa bebas." ucap Susanti.
"Saya juga bingung, kalau Maudy nya begitu sangat takut sama Papah nya. Mau saya paksa, tadi tidak enak nya nanti ribut di jalan." ucap Axel.
"Tapi tadi itu, bukan Papah nya kan?" ucap Susanti.
"Bukan, dia itu teman Papah nya." ucap Axel.
"Kamu kenapa tidak menahan Maudy, kalau dia itu adalah teman Papah nya. Gimana sih kamu? kita kira pria itu Papah nya. Secara hampir mirip postur tubuh nya." ucap Tito.
"Sudah yuk, kita lanjut saja." ucap Axel langsung menjalankan motor nya kembali.
Sedangkan Maudy turun dari motor Tomi, melangkah dengan cepat meninggalkan pria yang kini mengekor di belakang nya.
"Papah...!!! " ucap Maudy dengan suara kencang.
"Assalamu'alaikum." ucap Papah Hadi.
"Walaikumsalam." ucap Maudy langsung mencium punggung tangan Papah nya.
"Bisa nggak sih, di jalan itu tidak ketemu sama manusia itu." ucap Maudy sambil menunjuk ke arah Tomi.
"Nama nya Tomi sayang, dia itu akan mengawasi kamu, kalau Papah sedang tugas. Papah sudah aktifkan GPS kamu, memastikan kamu itu dimana."
"Papah itu aneh ya, anak sendiri ponsel nya di kasih GPS, dan Papah pantau dimana pun Papah berada, dan pria itu Papah bayar, untuk mengikuti saya."
"Saya tidak di bayar, dah tidak mengikuti kamu. Hanya kebetulan saja, dan mungkin takdir memang menyatukan kita."
"Ih... amit - amit saya, masih keren juga Axel, sedangkan Om sudah bau tanah, bau balsem lagi." ucap Maudy langsung masuk kedalam kamar nya.
Sedang kan Tomi, mencium ketiak nya yang wangi perfume, sedangkan Hadi hanya menggelengkan kepala nya.
"Tomi, Maudy itu putri satu - satu nya saya. Dia itu belum pernah, dapat kasih sayang dari seorang Mamah. Istri saya meninggal dunia saat melahirkan dia, kamu juga sudah tahu kan bagaimana saya merawat dan menjaga dua dari bayi. Saya itu takut, dia kan anak perempuan takut dengan pergaulan yang salah. Makan nya, dari dia masih kecil saya itu akan mencarikan pria yang terbaik, dan membuat hati saya tenang. "
"Maudy sudah punya pacar, Maudy tidak suka sama saya. Dia benci saya, saat tahu kamu menjodohkan saya dengan dia satu tahun yang lalu. " ucap Tomi.
"Saya hanya ingin kamu, menjadi suami nya."
"Tapi dis tidak suka saya."
"Tapi kamu suka dengan putri saya kan? saya ingat kamu pernah bilang, saat Maudy beranjak dewasa kamu pernah mengatakan kalau kamu jatuh cinta sama dia. Dan saat itu Maudy tahu, dan menjadi ilfil sama kamu."
"Iya, mungkin ilfil nya karena disukai pria tua seusia Papah nya."
*****
"Kamu itu, masih berhubungan sama Axel?"ucap Papah Hadi.
"Papah kan tahu, kalau saya itu pacaran sama Axel dari SMP, bahkan kita sampai satu universitas dan satu jurusan. Papah kan tahu juga, keluarga Axel itu siapa. Tapi malah Papah tidak setuju, dan malah menjodohkan dengan pria tua itu. "
"Tomi belum tua, wajah nya lihat. Seperti usia pria 30 tahun, dia mapan, dewasa, jelas masa depan nya. Sedang Axel, hanya cinta monyet, pria labil, Papah tidak pernah menganggap kamu sama dia serius, hanya menganggap sebagai cinta nya anak kecil. Tapi saat kamu mulai dewasa Papah sudah merasakan cemas, takut salah pilih."
"Salah pilih apa sih Pah, Axel itu pria yang bertanggung jawab. Sama Om Tomi, saya tidak suka. Apalagi yang utama, umur nya itu sama seperti Papah. Kalau saya jalan sama dia, bagai anak sama Ayah nya."
"Pokok nya kamu, harus menikah sama Tomi. Papah tidak mau tahu, dan kamu putus kan Axel."
"Tidak Pah, saya tidak akan putus kan Axel. Dan tolong, jangan kekang hidup saya. Ada waktu nya, saya ingin bersama mereka. Dan tolong, kasih saya waktu untuk bersenang - senang. Saya sudah dewasa bukan anak kecil lagi, saya bisa memilih mana yang baik dan mana yang salah." ucap Maudy langsung pergi meninggalkan Papah Hadi.
"Maudy...!! " panggil Papah Hadi.
"Maudy...!! panggil kembali Papah Hadi, tapi Maudy membanting pintu kamar nya dengan kasar.
*****
" Maudy..!!! "
Pletak...
Pletak...
"Maudy..!! "
Pletak...
Axel terus melempar batu kerikil, ke arah jendela kamar Maudy, yang berada di lantai 2. Lalu jendela kamar terbuka, Maudy tersenyum saat tahu Axel ada di bawah.
"Kamu ngapain? kenapa tidak telepon saja." ucap pelan Maudy.
"Saya kangen sama kamu." ucap Axel.
"Saya turun." ucap Maudy.
Dengan menoleh ke kanan dan kiri, mengecek keadaan aman dari Papah nya. Langsung berjalan keluar, dan langsung membuka pintu gerbang.
"Kamu kenapa tidak telepon saja, nanti Papah lihat gimana?"
"Tidak apa - apa, saya ini berniat serius sama kamu. Saya tidak takut sama Om Hadi, ini buat saya adalah sebuah tantangan."
"Ini yang semakin saya cinta, kamu itu benar -benar serius sama saya."
"Maudy, bagaimana kalau kita ini kawin lari saja?"
"Kawin lari!!
" Iya, mungkin dengan begini kita bisa dapat restu dari Papah kamu."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
kenapa panggilan di setiap novelnya SAYA,,SAYA,Formal banget,aku kamu aja,Bukannya gak sopan,Cuman lebih terasa kedekatannya setiap hubungan..
2024-07-11
0
Yuliakaureen
bahasa ny terlalu formal min,, masa ngomong sm ayh nya pake SAYA,, jd ngebaca nya kyak obrolan dg orang asing gak sprt ayh dan anak,, setiap kata nya agak perbarui lg min sdikit masukan aja🙏🙏🙏
2023-07-25
2
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
sekarang bilang gk suka..entr km bucin lho maudy ...🤭🤭
2023-03-02
2