bangkit

Hari ini Silvi benar-benar sibuk, lima orang yang membantunya bahkan harus pulang bergiliran karena pesanan yang terlalu banyak.

"Mbak jika lima hari saja begini, bisa tumbang kita semua," kata Bu Ulfah.

"Ya Bu maaf, nanti kita tambah pegawai, tapi saya boleh minta tolong Carikan karena tak mudah mencari orang yang amanah," kata Silvi.

"Yey... Bu Ulfah mau jika gajinya lebih sedikit kalau cari orang lagi, aku mah ogah, belum lagi kalau tuh orang gak tau diri, beh bisa bikin hati sakit tau bu," kata Ela.

"Ya gak gitu dek, gaji kalian tetap, mungkin bisa naik jika pesanan makin banyak tau," kata Silvi.

"Dari pada wanita mending cari tim kerja cowok deh mbak, lumayan buat angkat-angkat barang, kan tau sendiri kalau barang datang barangnya sangat banyak," kata Uci.

"Baiklah, kalian bisa cari tiga pria ya, pastikan jangan yang jelalatan, karena aku tak suka itu," kata Silvi.

"Siap mbak," jawab semua pegawai.

Bahkan Silvi kuat tetap segar meski belum tidur sedikit pun, bahkan wanita itu hanya makan sekali dari pagi.

Bagaimana tidak, dia selalu seperti ini, tapi dia lebih minum susu sari kedelai saja.

Pukul sebelas malam semua sedang beristirahat, sedang Silvi memilih menempelkan koyo sendiri, karena dia harus kuat demi masa depannya.

Dia tidak bisa tidur, dan memilih membaca surat waqiah, setelah tadi mandi dan bersih-bersih.

Dan tak sengaja sebuah pesan masuk kedalam ponselnya, dan ternyata itu adalah pesan dari adiknya.

Melihat pesan yang sedikit membingungkan itu, akhirnya dia memutuskan untuk menelpon adik laki-lakinya itu.

Karena dia ingin memastikan apa yang terjadi di rumah, "assalamualaikum dek, ada apa kamu menelpon mbak?"

"Mbak... bapak masuk rumah sakit dan sekarang kondisinya buruk, dan dia ada di ICU, ibu sangat sedih... dan .. dan mbak Sofi gak tau dimana karena dia tak bisa di hubungi," tangis pria itu.

"Memang wanita itu kemana, bukankah kamu punya nomor suaminya coba telpon, mbak tidak bisa datang sekarang karena pekerjaan mbak sangat banyak," kata Silvi yang merasa sedih.

"Aku tau mbak, tapi sebenarnya aku tak sengaja dengar jika mbak Sofi memaksa bapak untuk menjual sawah," kata adiknya itu.

"Dek mbak mohon, bagaimana pun caranya, jangan sampai hal itu terjadi besok siang mbak kesana untuk menemui kalian, mengerti," kata Silvi.

"Iya mbak, kami tunggu," jawab pemuda itu.

Silvi pun mengecek saldo rekening tabungannya, sebenarnya uangnya sangat cukup karena uang itu akan di gunakan untuk membeli ruko yang dia sewa untuk berjualan Frozen food.

Tapi jika harus dia gunakan untuk kebaikan orang tuanya itu juga tak apa-apa.

Jadi dia memutuskan untuk menunda membeli ruko itu, dan dia pun bangkit dan bersiap untuk mulai melakukan tugasnya.

Sebenarnya rumah itu memang di gunakan untuk tempat katering, tapi ada satu ruangan yang di gunakan untuk dirinya istirahat dan semua pegawainya.

Di dalam kamar itu bahkan ada kamar mandi, dan kasur busa yang tertata rapi.

Dan juga ada kipas angin dan juga hanya ada satu lemari yang cukup besar di sana.

Silvi merasakan kepalanya berputar dan berkunang-kunang, tapi untungnya dia minum obat darah rendah miliknya dan setelah berhenti sesaat.

Dia kemudian bangkit dan langsung mulai memasak nasi, karena yang di pesan adalah nasi kuning.

Jadi agak sedikit riweh jika tidak di mulai memasaknya secara tetap teratur dan tanak.

Karena jika memasaknya tidak di masak dengan benar, itu akan basi, tapi tidak boleh karena Silvi bukan catering yang kecil.

Dia menyalakan hampir sepuluh kompor, bersamaan untuk memasak semua lauknya.

Dia mulai memasak sambel goreng tempe kering, sebanyak dua wajan berukuran besar.

Pukul tiga pagi, semua pegawainya bangun dan heran melihat semua nasi sudah di masak.

Semua masakan hampir selesai tinggal mie dan mengemas semuanya.

"Semuanya ayo di mulai untuk mengenal ya," kata Silvi.

Karena jam delapan pagi semuanya harus selesai, meski dari beberapa pesanan yang berbeda.

Saat membantu untuk mengemas pesanan, tiba-tiba Silvi mimisan, melihat itu semua panik tapi Silvi meyakinkan jika dia baik-baik saja

"Mbak seharusnya istirahat dulu, kenapa sampai seperti ini," kata Uci.

"Benar tumbal, mbak tidur sebentar, nanti kami bangunin ya," kata Ela.

Silvi pun mengangguk, dan tidur sebentar, dan ternyata bablas sampai jam enam pagi.

Dia bergegas sholat subuh dulu dan segera membantu yang lain, dan tepat jam delapan pagi.

Semuanya orang yang memesan katering datang, tak lupa Silvi memberikan sepiring untuk di cicipi para pelanggan.

Dan mereka memberikan jempol karena nasi pesanan mereka itu sangat enak.

"Saya tak pernah menyesal karena pesan di sini," kata salah satu langganannya.

dan tinggal satu pelanggan yang belum datang mengambil pesanannya.

"ya Tuhan, ini yang pelanggan satu lagi mana, padahal mereka yang memesan paling banyak," kesal Ela.

"mungkin mobilnya mogok," kata Silvi tertawa.

seorang pemuda turun dari mobil dan terpesona oleh kecantikan dari Silvi yang begitu polos tanpa make-up.

"maaf permisi para nona, bisa saya mengambil pesanan atas universitas," tanya pemuda itu.

"hei Satrio,kita datang mengambil makanan untuk anak-anak, bukan untuk menggoda para gadis cantik ini," kata pria yang lain.

"hei sebelum mengatakan hal bodoh cepat bantu menaikan pesanan ini ke atas mobil, heh," kata Uci

Terpopuler

Comments

Fenny

Fenny

masukan buat othornya...typo nya dikurangi ya ...semangadh

2023-03-17

0

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!