Air mata kian berjatuhan di kedua wajah Laras dan Dimas. Rutinitas setiap hari yang selalu mereka lewati di pagi hari, menelpon mencari kabar sang anak lalu kemudian saling berpelukan menangis.
“Kita harus kuat, Ayah. Feli sudah tenang di sana. Mungkin ini waktunya kita mengikhlaskan anak kita. Ibu kasihan dengan Feli, Ayah. Sudah begitu lama kita membuatnya sedih. Sudah waktunya dia tenang di sana.” Laras menangis memeluk sang suami yang menangis terduduk di kursi roda.
Mereka begitu merasa kehilangan sang anak. Hal yang paling menyakitkan bagi mereka karena tidak bisa melihat keadaan sang anak untuk terakhir kalinya.
“Iya, Bu. Iya, kita harus mengikhlaskan Feli. Meski ayah benar-benar sulit melakukannya. Semoga ini bisa membuat anak kita tenang di sana.” Keduanya pun menenangkan pikiran lalu kemudian bergegas untuk menjenguk cucu mereka.
Beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sampai di rumah milik Bagas. Namun, kedua wajah mereka tampak mengernyit heran kala melihat mobil yang selalu terparkir rapi di garasi mobil untuk pertama kalinya tak ada di tempat.
“Mobil Bagas kok nggak ada, Ayah?” tanya Laras menatap sang suami.
“Mungkin di service, Bu. Ayo kita masuk.” Laras mengangguk mendorong kursi roda sang suami.
Melangkah masuk ke rumah megah sang menantu, namun keadaan begitu sunyi. Bahkan sang besan yang biasa berada di sana saat Bagas kerja dari rumah, kini juga tak terlihat.
Rumah sangat sunyi hanya ada beberapa pelayan yang sedang mondar-mandir membersihkan rumah.
“Nyonya, anda mencari Tuan dan Nona-nona?” tanya salah satu pelayan.
“Iya, kemana mereka, Bi?” tanya Laras.
“Tuan kerja ke kantor membawa Nona Cia dan Nona Fia, Nyonya.” jawab pelayan.
Melihat wajah Laras yang mengerut heran keningnya, pelayan kembali menjelaskan.
“Tuan Bagas sudah mulai bekerja di kantor, Nyonya. Nona juga di bawa ke sana. Beliau ingin bekerja di perusahaan sembari menjaga Nona kecil.” mendengar penuturan dari sang pelayan, Laras menatap sendu sang suami.
Tak terbayangkan bagaimana pilunya kehidupan sang menantu yang berbulan-bulan larut dalam kesedihan hingga saat ini ia bahkan berusaha bekerja di kantor dengan membawa kedua anaknya.
Di sini, hal yang paling mencengangkan kala melihat sosok pria nampak mendorong baby stroller dua bergandengan. Para karyawan tercengang tanpa bisa bergerak dari aktifitasnya.
Sosok pria tampan yang begitu berwibawa nampak gagah berjalan mendorong baby stroller dua bayi yang sangat menggemaskan.
Seluruh fokus karyawan seolah meleleh di buat oleh Bagas. Ia terus melangkah menuju lift tanpa perduli pada semua mata yang terpesona olehnya.
“Ya Tuhan…ini tampannya lumer.”
“Hot Daddy,”
“Pak Bagas benar-benar semakin menawan.”
“Wah…duda semakin di depan.”
Begitu banyaknya gumaman dari semua karyawan yang melihat pesona Bagas untuk pertama kalinya usai kepergian sang istri tercinta.
Tak ada yang sadar jika dari arah lain nampak kedua alis yang menukik ke atas menatap penuh damba pada sosok duda tampan itu.
“Akhirnya waktu yang ku nantikan tiba juga, Bagas. Aku yakin hari ini akan segera tiba. Terimakasih, Gas.” ujarnya melenggang penuh percaya diri mendekati sosok Bagas yang sudah hendak menutup pintu lift.
“Pak Bagas, tunggu.” teriakan seorang wanita membuat Bagas pun sontak menahan pintu lift.
Ia pun masuk ke dalam lift usai menunduk hormat pada sang atasan. Sosok wanita cantik dengan tubuh yang tinggi sangat serasi dengan Bagas.
“Alisia, keluarlah. Ikuti lift berikutnya.” Suara lirih namun tegas sukses membuat nyali Alisia kikuk.
Mengira jika perlakuan Bagas sebelumnya karena menerima kehadirannya di dalam lift, tapi siapa sangka jika ternyata Bagas memilih menegur dengan suara pelan sebab tak ingin membuat wanita ini malu menjadi fokus pandangan banyak orang.
“Tapi saya ingin ikut, Pak.” Senyum lebar ia tampilkan begitu saja sembari tangannya bergerak menekan tombol lantai teratas tanpa perduli bagaimana Bagas begitu geram lantaran perintahnya tidak di hiraukan.
Saat di dalam lift yang tertutup, keduanya tampak diam tak ada perbincangan sama sekali. Tanpa mereka tahu jika di luar ruangan semua heboh histeris membayangkan sosok Alisia yang menjadi menager pemasaran bisa satu lift dengan duda tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments