"Lain kali itu simpan buku dirumah. Nggak perlu banyak-anyak dibawa ke sekolah. Sangat jelas terlihat kalau gadis seperti kamu itu tidak pernah belajar dirumah dan selalu suka nongkrong dimana-mana dan selalu pulangnya malam. Ingat Neng! Ini Medan, bukan Jakarta!"
Deg!
Deg!
Syakira mengepalkan kedua tangannya. "Lantas apa urusannya dengan elu? Apa peduli elu? Mau gue bawa buku kek. Enggak kek. Semua itu bukan urusan elu! Mau gue tinggal di Medan atau Jakarta semua itu bukan urusan elu! Nggak ada hubungannya sama elu!!" tunjuk Syakira pada wajah Syakir yang kini dingin menatapnya.
"Memang itu bukan urusan saya! Tetapi kamu itu merupakan mahasiswa saya. Sudah seharusnya saya mengatakan hal ini. Saya merasa ini sangat wajar bagi seorang dosen untuk menegur seorang mahasiswanya. Apalagi kamu itu seorang wanita. Seorang wanita berhijab yang taat akan agama. Nggak salah dong jika saya menasehati kamu??"
"Jangan sok menegur saya tuan Dosen! Anda tidak tau sepenuhnya seperti apa kehidupan saya diluar sana. Baru sekali bertemu anda sudash sok sokan mengatur saya! Siapa anda di hidup saya? Abang bukan. Saudara juga tidak. Suami apalagi? Jangan selalu menilai orang dari kulit luarnya. Bisa saja yang anda lihat sekarang bukanlah yang sebenarnya. Penampilan bisa menipu. Tetapi tidak dengan saya. Inilah hidup saya! Saya melakukan apapun yang saya mau! Semua tidak ada urusannya dengan Anda. Jangan sok untuk mengatur saya. Anda tidak sedekat itu dengan saya!" tukasnya berapi-api karemna Syakir tidak mau kalah dalam berdebat dengannya.
"Ssaya tau, saya tidak ada hubungan apapun dengan anda Nona Syakira. Tapi saya wajib menegur Anda karena bicara anda yang tidak pernah sopan bila bertemu dengan saya. Saya tidak punya salah dengan anda. Tetapi Anda selalu membuat masalah dengan saya! Sudah sewajarnyasaya menegur anda demi kebaikan anda. Ddan jika Anda tersinggung itu bukan urusan saya. Jika anda merasa, itu bagus! Karena apa yang telah anda lakukan pada saya itu memang benar adanya! Permisi!" balasnya tak kalah sarkas dari Syakira.
Syakira mematung di depan pintu di ruangan kelasnya. Sementara Syakir terus berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi.
Perdebatan keduanya terpantau oleh tiga orang di sududt sana yang kini menganga dan juga terkekeh-kekeh karena tingkah Syakira yang kalah telak dari Asdos yang terkenal dingin di kampus itu.
"Kalau mereka berdua menyatu pastilah kampus ini akan heboh nantinya!" celutuk Aldo yang kini sedang melihat Syakir semakin dingin saja berbeda dari biasa nya.
"Hooh betul itu! Mereka berdua sangat serasi jika sudah berkumpul seperti itu. Keduanya terlihat seperti paangan yang sedang bertengkar tetapi saling membutuhkan. Bapak menjodohkan mereka berdua nanti. Lihat saja. Mereka berdua pasti tidak akan menolak." Imbuhnya dengan senyum penuh arti membuat kedua anak muda itu saling lirik dang mengangkat bahu secara bersamaan karena tidak mengerti dengan tujuan Pak Dekan yang terkenal humoris itu.
"Terserah bapak lah. Kami mah nurut aja. Yang penting kedua orang itu tidak bermusuhan lagi."
"Betul!" timpal gadis yang merupakan teman Syakira itu.
"Tentu saja! Tunggu saja tanggal mainnya! Sekarang bisa seperti tikus dan kucing. Tetapi jika sudah bersatu pastilah bucin!" selorohnya yang membuat kedua orang itu tertawa bersama.
Sementara ketiga orang itu sedang merencanakan sesutu, kedua orang yang sama itu kini saling bermusuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
manda_
lanjut
2023-03-09
1