...Ada kalanya hidup seperti tetesan embun....
...Terkadang menjadi butiran indah di pagi yang dingin....
...Terkadang menjadi uap yang melayang di udara. Itulah aku di matamu, hanya tetesan embun yang berusaha menjadi air menyegarkan dahagamu....
Giovani
William masih mengusap wajahnya kasar. Berjalan ke kamar mandi dengan cepat, mencari bekas cakaran wanita atau semacamnya. Pemudanya yang benar-benar bingung saat ini.
Menyiram dirinya dibawah derasnya guyuran air shower. Tubuh atletis pemuda itu terlihat dengan air mengalir di setiap lekuk tubuhnya. Menghela napas berkali-kali.
"Apa yang terjadi?" gumamnya tidak mengerti.
Sekitar 30 menit berendam di dalam bathtub dengan aromaterapi. Dirinya benar-benar berusaha menenangkan diri. Matanya menelisik, menyadari ini bukan kamar hotel biasa. Ukuran bathtub yang luas ditambah banyak lilin aromaterapi.
Berjalan meninggalkan kamar mandi pun, pakaian ganti sudah tersedia. Entah disiapkan oleh siapa. Pemuda itu menelan ludahnya berkali-kali. Menghela napas kasar, ini benar-benar mirip dengan novel romance komedi yang pernah dibacanya.
Seorang wanita mabuk tidak berdaya hampir dilecehkan. Kemudian pahlawan pria datang dengan gagah, mendobrak pintu, menyelamatkannya, membawanya ke dalam kamar hotel. Lalu sang wanita mabuk menggoda sang pria untuk berhubungan dengannya. Pada akhirnya terjadi one night stand.
Tapi, tunggu dulu, kenapa situasinya jadi terbalik? Siapa wanita k*parat yang sudah menyelamatkannya. Apa wanita si*lan itu melecehkannya? Entahlah, dirinya tidak mengingat apapun.
Perlahan William duduk di atas tempat tidur foto Yesy masih menjadi wallpaper handphonenya. Satu-satunya wanita yang dicintainya dengan tulus. Air matanya mengalir jika Yesy mengetahui ini, wanita itu pasti akan kecewa padanya. Apa dirinya benar-benar sudah tidak perjaka lagi?
Hingga tiba-tiba, sebuah panggilan masuk mengejutkannya. Seseorang yang bernama Co menghubunginya. Bingung harus bagaimana lagi, Wiliam menenangkan diri kemudian mengangkat panggilan.
"Halo..." Baru saja mengatakan halo omelan terdengar dari seberang sana.
"Apa yang kamu lakukan!? Aku sudah menduga kamu memiliki penyimpangan! Tapi jangan terang-terangan melakukannya! Kamu dapat melakukannya diam-diam kan!? Sekarang foto-foto itu sudah beredar di internet! Dasar---" kata-kata sang manager terhenti.
"Siapa yang menggajimu?" pertanyaan Wiliam dengan nada dingin.
"Kamu, maaf bos," pemuda di seberang sana terkekeh.
"Sudah! Sekarang datang ke Royal Garden Hotel. Cari kamar nomor 607." Ucap William, menatap ke arah fruit basket yang berisikan kartu ucapan selamat datang dari Royal Garden Hotel dan nomor kamar.
*
Gerakan yang cepat pemuda itu memarkirkan mobilnya menatap cemas. Berjalan menuju resepsionis, kemudian menuju kamar 607. Apa yang dicemaskannya? Dirinya memerlukan beras dan sebongkah berlian untuk bertahan hidup. Jika karier William tamat, maka dirinya juga akan tamat.
Menghela napas berkali-kali menetralkan emosinya. Corrie adalah namanya, biasa dipanggil Co (Ko) membawa keripik singkong kesukaannya, memakannya dengan cepat. Memakai penampilan santai, pemuda materialistis itu segera mengetuk pintu di hadapannya, lengkap memakai kacamata menambah kesan elegannya.
Mengetuk pintu berkali-kali, bagaikan kerusuhan terjadi, hingga pintu tersebut dibuka oleh William.
"Hai... bagaimana mengatasi masalah ini?" pertanyaan lugu dari Co yang seharusnya memberi arahan pada artisnya.
"Kenapa bertanya padaku?" tanya Wiliam.
Seperti biasanya Corrie bertingkah ajaib lagi, masuk tanpa permisi kemudian menyalakan TV, memakan keripik singkong tanpa peduli apapun.
Wiliam menutup pintu dengan kasar menatap tajam ke arah managernya."Ini perbuatan Dewa. Bisa kamu membalasnya?"
Corrie menggeleng."Jika kamu memberiku tugas, aku akan melakukannya dengan baik."
"Bisa kamu menghancurkan karir Dewa?" tanyanya penasaran.
"Tidak..." jawaban dari sang manager.
"200 juta. Hancurkan kariernya!" tawaran Wiliam.
Senyuman terlihat di wajah Corrie. Temannya yang satu ini benar-benar royal."Deal! Beri aku waktu tiga bulan,"
William hanya dapat menghela napas kasar masih mengenakan jubah mandinya. Benar-benar tenang kala kariernya mungkin sedang ada di ujung tanduk. Pemuda yang saat duduk di samping managernya sambil memakan kripik singkong.
"Beberapa perusahaan meminta pengembalian pembayaran. Karena denda kontrakmu sebagai brand ambassador." Ucap Corrie.
"Nanti aku transfer." Kata-kata santai dari Wiliam. Hanya dapat mengunyah sambil menonton TV dengan sang manager.
"Bagaimana dengan Yesy?" tanya Corrie.
"Sudah ada Dominic (pacar Yesy) yang menemaninya. Sebagai seorang teman aku tidak dapat berbuat apapun," gumamnya menyandarkan diri di sofa.
"Dia bukan manusia! Dia itu ular! Bukan ular lintah! Kamu masih mengirim uang bulanan padanya?" tanya Corrie, dengan cepat Wiliam mengangguk.
"Namanya juga cinta, tidak berbalas tidak mengapa, hanya memberi tanpa menerima." Senyuman tulus di wajah Wiliam. Membuat Corrie ingin muntah rasanya.
"Sudahlah! Walaupun hujan badai menerpa aku harus tetap tegar!" kata-kata mutiara darinya.
Tapi apa benar? Selebriti yang memiliki skandal, kini memakai topi dan masker, berjalan melewati para wartawan. Saling dorong dan teriakan pun terdengar.
"Aku kecewa pada Wiliam!" teriak salah satu fansnya melempar telur padanya.
Pria itu hanya tertunduk sampai pada akhirnya memasuki mobil hitam. Tubuhnya berlumuran telur, menghela napas berkali-kali, sambil mengelap tubuhnya menggunakan tissue.
Pemuda itu terdiam memikirkan bagaimana sebaiknya untuk balas dendam pada Dewa. Tapi apa bisa?
*
Dalam sebuah gudang kosong yang cukup besar seorang wanita duduk di kursi dengan ukiran naga bagaikan seorang kaisar. Dua orang bodyguard ada di sampingnya. Sedangkan pengawal-pengawal lain ada di sekitar gedung terbengkalai itu.
"Kenapa membawaku kemari!?" teriak Dewa murka, diseret oleh dua orang bersenjata.
Bug!
Dirinya dipaksa duduk, kepalanya ditodongkan senjata. Begitu juga dengan tiga orang lainnya. Ada kekasih Dewa yang merupakan putri sulung pemilik perusahaan minuman, serta dua orang pria kekar dengan penyimpangan selera. Lebih memilih bermain pedang-pedangan. Padahal ini masa perdamaian.
"Kamu siapa!?" bentak Dewa menatap ke arah Giovani.
"Aku? Sudah aku bilang, aku adalah ratu iblis," jawabnya gadis berparas menawan itu. Memakai dress hitam yang berbeda dari kemarin, terlihat angkuh memainkan senjata api memutar-mutarnya iseng.
"A...apa maumu?" tanya Dewa geram.
"Wiliam, kalian yang berani menantang ku dengan membuatnya menjadi tidak normal! Lalu bagaimana aku punya anak nanti jika suamiku tidak normal!" bentak Giovani tiba-tiba, membuat Dewa mengenyitkan keningnya.
"Su...suami?" tanya Dewa memastikan.
"Iya! Aku adalah calon istri masa depan Wiliam! Kenapa!? Mau protes!?" tanya Giovani mengarahkan senjatanya pada kepala Dewa.
"Ti... tidak..." jawabnya terbata-bata.
"Budak cinta..." batin Shine, menatap jenuh pada majikannya. Semua jadwal yang sudah disusunnya untuk Giovani hancur sudah hanya karena ingin membalas yang dilakukan Dewa.
CEO, sekaligus pemilik Sandayu Group itulah Giovani. Semua serba sempurna, cantik, pintar di bidang bisnis maupun seni, yang paling mengagumkan kemapuan bela diri dan berbakat sebagai penembak jitu.
Tapi apa yang kurang darinya? Setiap manusia pasti punya kelemahan bukan? Prilaku anehnya pada seorang selebriti bernama Wiliam. Tidak dekat tapi mengawasinya diam-diam dari jauh. Mengetahui pemuda itu menyukai seorang wanita bernama Yesy. Segalanya sudah diketahui olehnya termasuk Yesy yang sebulan lalu menjalin hubungan dengan pengusaha muda.
Karena itulah ini kesempatannya bukan? Menunjukkan dirinya di hadapan Wiliam? Apa Wiliam akan mencintainya? Entahlah.
Wanita yang memiliki aura keangkuhan tingkat tinggi bagaikan seorang kaisar.
"Apa yang kalian lakukan pada Wiliam, aku akan mengembalikannya. Bagaimana jika kalian berempat berhubungan sampai puas?" tanya Giovani, penuh senyuman.
"Ti... tidak kami. Ayahku akan..." kata-kata kekasih Dewa terhenti. Seorang wanita yang merupakan Putri sulung pemilik perusahaan minuman.
Brak!
Giovani bangkit menendang tubuhnya hingga tersungkur di lantai."Hanya perusahaan kecil, apa yang perlu dibanggakan. Lakukan sekarang, berempat. Pengawalku akan merekamnya."
"Kamu siapa!?" bentak Dewa.
"Giovani, dari Sandayu group. Kenapa? Mau pedangmu aku potong?" tanya wanita itu meraih pisau buah, kemudian memakan buah apel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
nobita
ya ampun aku suka karakter Giovanni.. yg pemberani... lanjutkan
2024-09-12
2
Biyan Narendra
no coment ya Thor
pokoknya.. aku selalu padamu
2023-03-24
1
perbuatan
2023-03-19
1