PART 3

Keesokan paginya, terdengar suara lenguhan yang keluar dari bibir seseorang.

Seseorang itu pun perlahan mengerjapkan matanya.

"Euhh," lenguh nya.

"Sttt..." Ucapnya seraya memegang kepalanya yang sedikit agak pusing.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya pada diri sendiri.

"S***t, semuanya gara-gara wanita sialan itu, tapi siapa nama yang sudah menolong ku ya? Ah ya, Rembulan. Namanya Rembulan ... " Monolog Key.

Ya, pria itu adalah Key.

Setelah cukup lama sibuk dengan pikirannya sendiri, Key pun beranjak ke kamar mandi, untuk menyegarkan tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Key pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar, dengan menggunakan baju mandi, dan rambut yang masih basah sehingga menjadi nilai plus ketampanannya.

Ia pun menuju walk in closet, setelah itu ia pun keluar dari walk in closet. Dengan memakai pakaian cesual seperti anak muda lainnya.

Dengan memakai baju lengan panjang, warna hitam dengan lengan baju yang di tarik sampai siku, dipadukan dengan celana jeans dengan warna senada dengan bajunya, ditambah sepatu sneaker berwarna putih.

Setelah siap, ia pun mengambil handphone nya di atas nakas, dan melakukan panggilan pada seseorang.

"Halo bro, lu ada dimana?" tanya key, pada seseorang yang di sebrang sana.

"Gua masih di hotel, kenapa memangnya? Oh ya, lu semalam kemana, kenapa gak balik ke kamar lu?"

"Panjang cerita. Oh ya, lu mendingan jemput gua ke apartemen gua, dan sekalian ambil mobil gua di Club xxx. Gua gak sempat ngambil," ucap Key.

"Ck menyusahkan, oke. Gua akan ambilkan, tapi ngomong-ngomong ngambilnya gimana! Kan kunci mobilnya ada di lu."

"Oh iya, udah mending lu kesini dulu. Masalah ambil mobil gampang, lu ambil dulu kesini, terus habis itu lu baru ambil mobil gua. Buruan," ujar Key.

"Astaga nyebelin banget sih, kenapa gak ambil sendiri aja. Kenapa harus nyuruh gua ngambil, kan bolak balik jadinya," batin sahabat key.

"Woy, lu denger gua gak?!"

"Iya, iya. Gua denger, berisik banget si lu."

"Yaudah buruan sini."

Tanpa jawaban, Key pun langsung mematikan teleponnya.

Diseberang sana, seseorang tengah memaki orang. Pasalnya, orang itu mematikan teleponnya secara sepihak.

"Dasar key. Kalau bukan sahabat, ogah gua ngebantu lu, main nyuruh se'enaknya saja," ujarnya. Yang tak lain adalah sahabat sekaligus manager key, yang bernama Felix.

Felix pun segera mengambil dompetnya, dan keluar dari kamar hotel. Untuk menuju ke apartemen key, menggunakan MRT, karena ia dipinta untuk mengambil mobil sang bos sekaligus sahabatnya itu.

Tak butuh waktu lama, Felix pun sampai di apartemen milik sahabatnya itu. Ia pun langsung menaiki lift dan menekan tombol angka 20.

Setelah sampai, ia pun memencet bel apartemen, setelah memencet bel untuk ketiga kalinya, pintu pun dibuka, dan menampilkan sosok laki-laki yang berbadan tinggi dan atletis itu, siapa lagi kalau bukan key.

"Cih, lama. Ya udah nih kunci mobilnya, buruan lu ambil mobil gua, habis itu jemput gua lagi kemari," ucap Key, setelah membuka pintu apartemennya.

"Lah, malah bengong. Buruan, gua tunggu disini, gak pake lama," ucapnya lagi, setelah melihat sahabat sekaligus manager nya itu bengong.

Setelah mendengar ucapan Key barusan, Felix pun tersadar dari lamunannya.

"Lu gak salah, nyuruh gua langsung ngambil mobil lu?" Tanya Felix pada sahabatnya itu.

"Apa lu budeg? Gak dengar apa yang gua bilang tadi?"

"Gila lu Key, gua baru Dateng. Harusnya lu biarin gua istirahat dulu apa, kasih minum dulu ke, lah, ini mah malah langsung disuruh ngambil mobil. Emang teman gak ada akhlak lu," cerocos Felix.

"Udah nyerocos nya? Udah sana buruan."

"Yaya, gini amat nasib punya temen sekaligus bos. Gak ada akhlaknya," gumam Felix, seraya berjalan ke arah lift, menuju lobby apartemen.

Setelah menunggu beberapa jam, Felix pun telah kembali ke apartemen milik Key, saat sampai di depan pintu ia pun segera memencet bel.

Tak lama pintu pun terbuka, Felix pun langsung masuk kedalam, tak seperti sebelumnya ia tak ingin hanya berdiam diri di luar.

"Ck, gak ada sopan santunnya ya lu! Main nyelonong masuk aja," ujar key.

"Masa bodoh, lu juga tadi gak ada sopan nya, ngebiar-in gua diluar tanpa disuruh masuk, dan lebih parahnya gua baru sampe lu langsung nyuruh gua ngambil mobil lu, tanpa ngebiar-in gua istirahat terlebih dahulu, dan nawarin gua minum ke," balas Felix.

"Yasudah mana sini kunci mobil gua," pintanya, dan Felix pun memberikan kunci mobil ke Key.

"Lu mau kemana?" tanya Felix.

"Kemana aja, bukan urusan lu," jawabnya.

"Gua ikut, gua gak mau terjadi apa-apa. Bisa-bisa nanti gua disalahin lagi sama fans lu."

"Kalau mau ikut buruan, jangan rebahan mulu," sindir Key, dan Felix pun beranjak dari posisi.

Mereka pun keluar dari unit apartemen Key, dan masuk kedalam lift.

Setelah berada di basement apartemen, keduanya masuk kedalam mobil.

Mobil pun melaju membelah jalanan, keduanya memang memiliki surat izin mengemudi Korea. (Maaf aku gk tau namanya apa klo di Korea tuh hehehe).

"Emangnya lu mau kemana, sih?" tanya Felix.

Sementara Key ia tak menjawab, ia lebih memilih fokus berkemudi dibanding menjawab pertanyaan dari manager sekaligus sahabatnya itu.

"Cih." Felix pun memilih melihat pemandangan di balik jendela mobil.

Pada saat ia melihat, tiba-tiba Felix dikejutkan lantaran Key mengerem dengan mendadak, sehingga ia terpental ke depan, dan untung nya ia memakai sabuk pengaman. Jika tidak, keningnya pasti sudah membentur di dashboard mobil.

"Ck. Lu itu kenapa sih Key, kalau kepala gua benjol gimana."

"Udah lu gak usah berisik! Lebih baik, lu bawa mobil gua dulu," ujar Key.

"Emangnya lu mau kemana?" tanya Felix.

"Gua ada urusan bentar."

"Ya apa?"

"Dilarang kepo."

"Yaelah, gua kan manager lu. Otomatis gua harus tau dong, apa yang mau lu lakuin, nanti kalau lu kenapa-kenapa gua juga yang repot," jelasnya panjang lebar.

"Gua bilang jangan kepo, ini urusan gua. Udahlah, berisik dengerin lu yang nyerocos Mulu. Dah kaya emak-emak yang belum dapat uang bulanan."

Setelah mengucapkan itu, Key pun keluar dari mobilnya dan meninggalkan sahabat sekaligus manager nya itu.

"Emang dasar kagak ada akhlak," gumam Felix melihat sahabat nya itu keluar dari mobil.

Felix pun berpindah tempat, kemudian ia menjalankan mobil itu entah kemana. Biarlah si Key itu uring-uringan mencari dirinya, salah sendiri dia di tinggal sendiri tanpa bilang mau kemana.

Sementara itu Key pergi entah kemana.

Yang ternyata ia pergi ke tempat museum, yang terletak di 152 sejongdaero, jongno-gu.

Setelah itu, ia pun masuk kedalam museum. Di sana ia pun seperti mencari seseorang, Key pun tersenyum saat ia melihat seseorang yang ia cari.

Key pun langsung menuju orang yang ia cari, ternyata orang tersebut berada di dalam kedai kopi yang berada di lantai satu itu.

"Hay, boleh duduk disini?" tanyanya dengan pelan.

Orang itu pun mendongkang melihat ke arah Key.

"Kamu," ucap orang itu, yang tak lain ialah Rembulan.

"Hay, iya ini aku, kamu masih ingat?" tanyanya dengan senyum yang manis.

"Hm." Rembulan pun hanya berdehem.

"Boleh aku duduk?" tanyanya lagi.

"Silahkan," jawab Rembulan, dan Key pun langsung duduk di depan rembulan, yang hanya terhalang sebuah meja.

"Terima kasih," ucap Key, setelah ia duduk di kursi.

Rembulan pun tak menanggapi, ia hanya menanggapi dengan deheman.

"Pelayan," panggil Key, pelayan yang di panggil pun datang.

"Mau pesan apa tuan?" tanyanya.

"Ice coffe capuccino latte."

"Baik, tunggu sebentar."

Setelah mencatat pesanan Key, pelayan itu pun pergi dari sana.

"Ngomong-ngomong, nama kamu siapa? Aku lupa," tanyanya.

"Rembulan," jawab Rembulan dengan pelan.

"Ah ya, Rembulan. Nama yang indah, sesuai orangnya," puji Key.

Sementara Rembulan, ia tak menanggapi gombalan dari Key.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!