PART 2

"Tunggu."

Key pun langsung mengambil dompet di saku celananya, dan mengambil kartu akses masuk ke dalam apartemen. Setelah memberi kartu akses untuk masuk kedalam apartemen ke pada keamanan yang bertugas menjaga apartemen, mereka pun masuk kedalam. Setelah sampai di lif mereka pun segera masuk dan menekan tombol 20. Setelah sampai di lantai 20, mereka pun melanjutkan langkahnya menuju ke apartemen key. Setelah sampai di depan pintu apartemen nya key pun mengambil key card, dan setelah itu mereka pun masuk ke dalam, betapa terkejutnya gadis itu lantaran ruangan apartemen itu begitu megah dan luas. Setelah masuk ke dalam kamar key, key pun langsung di baringkan di ranjang king size nya oleh pak supir yang sedari tadi membopong tubuh nya. Kalo kalian tanya gadis itu ngapain aja? Jangan ditanya gadis itu hanya mengikuti langkah mereka dari belakang. Hehehe.

"Terima kasih," ucap key kepada gadis dan juga pak supir taksi.

"Sama-sama," jawab keduanya

"Kalo begitu, saya permisi dulu. Mari paman."

Sebelum gadis itu melangkah menuju pintu kamar, tiba-tiba key langsung memegang tangan gadis itu begitu kuat dengan posisi dia duduk di atas ranjang dan bersandar.

"Berani nya kamu memegang tangan saya." Bentak gadis itu dengan nada tinggi sambil menepis tangan key dengan kasar.

"Sorry, tapi gua mohon bantu gua, gua udah gak kuat."

"Cih, emang kamu gabisa nahan. Tadi aja bisa nahan di dalam mobil."

"Saya sudah tidak bisa menahannya lagi. Plis bantu saya, saya mohon sama kamu."

"Ogah, memang nya anda pikir saya wanita murahan apa? No, saya gak mau berbuat zina apalagi ini zina besar."

"Yasudah kalo begitu ayo kita menikah."

"Hah, apa maksud anda?" ucap gadis itu dengan wajah terkejut nya.

"Ya menikah, kamu bilang kamu gak mau berbuat zina, yasudah kalo begitu kita menikah, dan kamu bisa menolong ku," kata Key dengan entengnya.

"Kamu kayanya sudah gila, lantaran obat pe****ng itu, sampai-sampai kamu bisa bicara seperti itu dengan entengnya, kamu pikir pernikahan itu permainan hah!!" bentak gadis itu, karena sudah tidak tau lagi jalan pikiran Key. Sampai-sampai ia melupakan bahasa formal yang sedari tadi ia ucapkan.

"Plis saya mohon."

Baru saja key hendak turun dari ranjangnya dan ingin melangkah ke gadis itu tapi gadis itu mencegahnya.

"E-eh, mau apa kamu. Jangan coba-coba mendekat atau gak saya laporkan kamu ke polisi, diam disitu dan tetap duduk di atas kasur mu!" bentak gadis itu dan langsung menyembunyikan badannya ke belakang pak supir taksi tadi.

Mau tidak mau, Key akhirnya menuruti perintah gadis itu untuk tetap duduk di kasur nya. Lain halnya dengan supir taksi tadi, beliau hanya diam dan melihat perdebatan antara key dan gadis itu lantaran beliau tidak tau mereka membicarakan apa. Bagaimana tidak key dan gadis itu berbicara menggunakan b. Indonesia sehingga mengakibatkan beliau tidak tau, tapi setelah memahami situasi lantaran gadis itu bersembunyi di balik tubuhnya, supir taksi pun segera membentangkan tangannya untuk melindungi gadis itu dan berbicara pada gadis itu.

"Nona apakah anda tidak apa-apa? Sebaiknya kita segera pergi dari apartemen ini."

"Tidak apa-apa paman aku baik-baik saja, tunggu dulu paman."

"Kamu, siapa nama kamu?" tanya gadis itu pada key yang sedang duduk di atas kasurnya.

"Key."

"Baiklah, kunci. Apa kamu yakin ingin saya membantu kamu?"

Key dia tidak menjawab pertanyaan yang gadis itu tanyakan dan dia tidak mempersalahkan gadis itu memanggilnya dengan sebutan kunci, karena di pikir-pikir lagi memang benar namanya itu kunci jika di artikan dalam b. Indonesia. Dia hanya mengangguk kan kepalanya. Karena dia benar-benar tidak tahan dengan efek dari obat pe***ng yang di berikan gadis gila itu.

"Baiklah, Key. Saya akan membantu kamu agar kamu tidak terus terbebani oleh efek dari obat sialan itu. Tapi kamu jangan senang dulu, saya membantu kamu bukan dengan cara saya harus memuaskan nafsu kamu, saya tidak sudi dan saya tidak mau. Jadi kamu tidak boleh banyak bertanya kalo kamu mau di bantu, mengerti."

Sekali lagi key hanya mengangguk kan kepalanya, untuk menjawab pertanyaan gadis itu.

"Baik, sekarang kamu tidur di kasur kamu dan kepalkan kedua tangan kamu di depan."

Lagi-lagi key hanya melakukan apa yang gadis itu katakan, dia tidak banyak tanya karena dia benar-benar tidak tahan atas penderitaan ini.

"Paman, bisakah kamu membantu ku? Untuk mengikat tangannya dengan menggunakan ini."

Gadis itu meminta bantuan kepada supir taksi tadi untuk membantu nya mengikat kembali tangan key dengan hijab pasmina nya yang tadi iya gunakan sebelumnya untuk mengikat tangan key. Tanpa banyak tanya supir taksi itu pun langsung mengikat tangan key. Setelah tangan key sudah di ikat, baru lah gadis itu maju mendekati key yang sedang terbaring di atas kasur dengan tangan terikat di depan, key pun menatap gadis itu yang sedang berjalan mendekatinya dengan tatapan penuh gairah, yang seakan-akan dia ingin melahap gadis itu secara rakus.

Setelah gadis itu sampai di depan key, gadis itu langsung mengambil suntikan yang ada di dalam tas yang iya gunakan. Dan tanpa banyak tanya gadis itu langsung menyuntikkan suntikan tadi ke lengan key. Setelah gadis itu menyuntikkan suntikan tadi, tiba-tiba penglihatan key mulai tampak remang-remang, dia menatap wajah gadis itu dan menatap bibir gadis itu yang seperti sedang mengucapkan kata 'maaf'.

"Maaf," itulah kata yang di ucapkan oleh gadis itu kepada key, sebelum key memejamkan matanya.

Setelah key sudah tidak sadarkan diri gadis dan supir tadi pun bergegas pergi dari apartemen itu. Sebelum mereka pergi, gadis itu terlebih dahulu membuka ikatan yang mengikat tangan key. Setelah itu gadis itu segera keluar ke apartemen dan segera menuju hotel yang iya tempati.

Setelah di dalam mobil gadis itu hanya diam saja sambil melirik keluar jendela mobil.

"Nona, maaf sebelumnya. Apakah saya boleh tau, yang nona suntikan ke pria tadi apa ya?"

"Paman tidak perlu khawatir, saya hanya menyuntikkan obat bius ke pria tadi, nanati besok juga dia bangun karena efek bius yang saya berikan akan habis di pagi hari," kata gadis itu sambil melihat sang supir taksi yang sedang meliriknya melalui kaca spion di depan.

"Ohh, syukurlah kalo begitu. Tapi saya heran sama nona, apakah nona selalu bawa obat bius kemana pun nona pergi."

"Tidak juga, sebenarnya saya tidak berniat membawa obat bius berserta suntikan, tapi waktu kemarin malam saya hampir di lecehkan oleh seseorang. Mau tidak mau saya menyuntikkan obat bius kepada orang yang ingin melecehkan saya, untungnya waktu itu saya membawa obat bius sisa dari rumah sakit yang mengadakan seminar yang saya ikuti, jika tidak saya tidak tau apa yang terjadi pada saya kemarin malam," kata gadis itu sambil melihat dan tersenyum ramah kepada supir taksi melalui kaca spion yang didepan.

"Astaga benarkah nona? Tapi untung lah nona tidak apa-apa. Tapi, memang nona harus hati-ha pada malam hari apalagi nona seorang wanita dan berjalan seorang diri."

"Terima kasih paman sudah menghawatirkan saya, saya usahakan saya akan menjaga diri saya sendiri," jawab gadis itu sambil tersenyum ramah.

Tak butuh waktu lama, karena jarak antara apartemen key dengan hotel yang di tempati gadis itu cukup dekat dengan hanya memakai waktu kurang lebih 6 menit. Sesampainya di depan lobby hotel, gadis itu pun langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke hotel setelah membayar tagihan termasuk memberikan uang tambahan kepada supir taksi itu, kerena sang supir taksi tadi telah membantu nya untuk membawa key ke apartemen milik key. Setelah masuk kedalam kamarnya, ia langsung di todong banyak pertanyaan oleh teman sekamarnya.

"Eh lan, kamu darimana aja jam segini baru pulang. Kamu tau jam berapa sekarang?"

"Liat lan, sekarang udah jam setengah 12 malam bulan, kamu darimana aja sih? Kenapa jam segini baru pulang?"

Setelah mendapatkan pertanyaan yg bertubi-, bulan pun hanya mendengarkan nya tanpa menjawab dia langsung pergi ke kamar mandi, dikarenakan dia ingin sekali membersihkan badannya yang sudah lengket karena keringat.

"Dasar rembulan. Bukannya menjawab malah menyelonong gitu aja masuk ke kamar mandi, dasar teman gak ada akhlak."

Ya gadis itu bernama rembulan, teman-temannya bisa memanggilnya dengan bulan atau lan.

Satu setengah jam kemudian.

Rembulan pun akhirnya keluar dari kamar mandi, dia sudah rapi dengan baju tidur panjangnya dengan memakai kerudung instan yang panjang sampai dadanya. Dan ia langsung menaiki kasurnya yang bersebelahan dengan kasur temannya, ya mereka tidur satu kamar hanya saja mereka tidur di kasur yang terpisah, karena di kamar itu terdapat 2 kasur yang ukurannya sedang.

"Eh lan, kamu belum jawab pertanyaan aku yah. Dari mana aja kamu?"

"Sabar kenapa sih tar, biarkan aku minum dulu napa, aku nih haus tau dari tadi."

"Yaudah buruan minum, habis itu kamu cerita sama aku yah."

"Hmmm."

Akhirnya setelah minum rembulan pun menceritakan semua kejadian yang tadi ia alami kepada temen satu profesi nya bernama tari, jika tidak maka ia akan terus di todong dengan pertanyaan yang sama. Karena teman satu ini ialah teman yang sangat cerewet dan kepo.

Di lain tempat, di sebuah kamar hotel bintang lima. Wanita seksi itu tengah marah dan berteriak sampai melemparkan bantal dan selimut kamar tersebut. Bagaimana tidak, rencana yang iya buat hancur sudah ketika ia tidak menemukan sosok orang yang iya cari tidak berada di kamarnya, melainkan iya hanya menemukan sahabat dari pria yang iya cintai.

"Akhhhh. Dimana kamu key? Kenapa kamu tidak berada di kamar kamu? Kenapa hanya ada sahabat sialan kamu yang berada di kamar kamu!" teriak Sarah dengan melemparkan bantal kasur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!