Chapter 3

...CHAPTER 3...

...DANIEL EVAN SMITH...

Setelah lama berada di pesawat, Rosaline dan Reagan akhirnya sampai di bandara internasional Birmingham. Usai memberi kabar kepada Julian, mereka berdua langsung menaiki taksi menuju alamat yang diberikan oleh Julian waktu itu.

Jadi, di sinilah mereka sekarang. Berdiri di depan sebuah rumah yang berdampingan dengan sebuah kafe di sebelahnya. Reagan. Dia melihat sekeliling sebelum beralih ke kertas berisi alamat di tangannya lalu memandang rumah di depan mereka lagi.

"Yep, ini tempatnya. Kita sudah sampai" Ucap Reagan, melihat nomor rumah yang sama persis seperti di kertas di tangannya.

Membiarkan Rosaline menekan tombol bel rumah sementara ia mengintip dari kaca kafe, memeriksa apakah ada orang di dalam sana. Tak lama kemudian, setelah tiga kali bel ditekan, terdengar suara derap langkah kaki seseorang dari dalam.

Kriettt.

Saat pintu terbuka seorang pria berambut cokelat terang mengenakan piyama tidur berdiri di depan mereka. Dengan mata yang masih sayup-sayup dia memandangi dua orang yang berdiri di depannya sambil sesekali menguap.

"Torres atau Vreaa?" Tanyanya memastikan. Kini matanya terbuka sepenuhnya.

Rosaline dan Reagan sepandangan terlebih dahulu sebelum menjawab. Karena orang ini adalah kenalan Julian, sepertinya bukan masalah besar kalau menyebutkan nama keluarga mereka.

"Vreaa."

Pria itu mengangguk lemah kemudian bergeser ke kiri hingga berhimpitan dengan pintu, mempersilahkan mereka berdua masuk ke dalam. "Tea or coffee?" Dia bertanya seiring kedua tamunya mendudukkan diri mereka dengan nyaman di sofa rumahnya.

"Mungkin teh lebih baik," Jawab Reagan dan diselingi anggukan kepala oleh Rosaline.

Selagi pria itu menyiapkan teh mereka, Rosaline dan Reagan mengedarkan pandangan mereka memperhatikan rumah pria yang mereka duga sebagai Daniel Evan Smith yang didominasi oleh warna monokrom.

"Don't want to judge him, tapi apa-apaan dengan hitam putih ini?" Tanya Rosaline.

"Entah. Lihat saja sarung bantal sofa ini dan semua barangnya di sini. Semuanya berwarna hitam dan putih," Reagan menunjuk seluruh barang di sekitar mereka yang berwarna hitam dan putih dengan matanya.

Tak lama kemudian saat mereka berdua masih asyik memperhatikan sekeliling, si pemilik rumah akhirnya datang sambil membawa nampan dengan dua cangkir teh di atasnya. Pria itu sudah berganti pakaian, bukan piyama lagi, melainkan pakaian casual.

"Mengingat ini adalah Julian, aku yakin dia pasti belum memberi tahu kalian nama ku. Aku Daniel Evan Smith. Kalian boleh memanggil ku Daniel," ucapnya.

"Aku Reagan Julius Vreaa dan ini kembaran ku, Rosaline Mary Vreaa. Kau bisa memanggil kami Reggie dan Rosie kalau kau mau," jelas Reagan, memperkenalkan dirinya terlebih dahulu baru setelah itu Rosaline.

Pria itu mengangguk. "I see. Jadi dia benar-benar mengasuh kalian selama sepuluh tahun terakhir?" Dia memandang saudara kembar itu secara bergantian, "sangat mengejutkan," tambahnya dan diakhiri dengan suara tawa renyah.

"Ngomong-ngomong selamat karena berhasil masuk ke universitas Westminster. Dia sudah menjelaskan semuanya pada ku. Asal kalian tahu saja, awalnya aku menolak menampung dua anak burung yang dia asuh selama ini tapi si brengsek itu mengancam ku."

Rosaline dan Reagan tetap diam mendengarkan. Bahkan saat kata 'mengancam' keluar dari mulut pria itu, mereka sama sekali tak tergerak untuk bertanya apa yang Julian katakan padanya, sampai-sampai dia akhirnya setuju menampung mereka berdua di rumahnya.

"Aku tidak akan minta kalian membayar uang sewa selama di sini, tapi sebagai gantinya kalian harus bekerja di kafe ku. Keberatan soal ini?" Tanyanya.

Alih-alih mendapat respon penolakan, Daniel hanya tersenyum simpul saat melihat dua saudara itu menggeleng pelan. "Baiklah. Kalau begitu akan ku tunjukkan seluruh isi rumah ku pada kalian sekarang."

Dengan dua saudara kembar yang mengikutinya dari belakang, mereka menaiki anak tangga hingga sampai ke lantai dua. Di sana. Lagi-lagi mata Rosaline dan Reagan disambut dengan warna hitam dan putih.

"Kau sangat suka hitam dan putih ya, Daniel?" Komen Reagan.

"Ya. Aku suka sesuatu yang monokrom. Jadi aku pilih hitam dan putih, mereka terlihat sangat elegan, bukan?"

Elegan memang tapi lama-lama menyebalkan juga. Sepertinya mulai hari ini Rosaline dan Reagan harus membiasakan diri dengan warna hitam dan putih di sekitar mereka.

"Kamar kalian terpisah tapi berdampingan. Di sana kamar mandi dan di sebelahnya lagi ruang untuk bersantai. Kalian boleh menonton televisi sebanyak yang kalian mau. Jika ingin merokok bisa di balkon dan jangan lupa tutup pintunya. Aku tidak mau asapnya menginvasi rumah ku seperti bakteri."

"Kalau buku-buku itu, apa aku boleh membacanya?" Rosaline bertanya. Dia menunjuk ke arah rak buku yang bersebelahan dengan televisi di ruang bersantai.

Ia menganggukkan kepalanya, "sure, dear. Kalian boleh melakukan apa saja di sini, anggap saja seperti rumah kalian sendiri. Asalkan rumah ini tetap rapi, aku tak masalah. Jujur saja, aku paling benci kalau rumah ku berantakan," paparnya sambil memandangi mereka berdua secara bergantian.

Rosaline dan Reagan mengangguk tanda mengerti, "terima kasih, Daniel," seru mereka berbarengan.

Daniel tersenyum lebar, "bagus. Kalau begitu masuk lah ke kamar kalian dan rapikan barang-barang kalian di sana. Setelah selesai, turunlah. Makan siang akan tiba dalam dua puluh menit."

...•—— ⁠✿ —— •...

"Need some hand?"

Daniel terlonjak dan berbalik ke arah pintu dapur. Di sana. Dia mendapati Rosaline dengan baju tidur berwarna biru laut berjalan mendekatinya. Dengan senyuman lebar dia menggeleng, menolak maksud baik gadis itu.

"Tidak perlu. Sebentar lagi ini selesai," ujarnya sambil menunjuk ke arah beberapa roti yang berjejer rapi di meja makan.

"Kau membuat roti ini sendiri?" Tanya Rosaline. Ia menoleh ke arah wastafel di mana banyak peralatan makan kotor menumpuk di sana. Inisiatif, ia pun melipat lengan pakaiannya dan bersiap untuk mencuci piring.

"Tidak apa. Aku juga sering membantu Julian mencuci piring," lontarnya sedikit terkikik melihat wajah Daniel yang panik ketika ia tiba-tiba mulai mencuci piring.

"Begitu, ya? Entah kenapa sedikit aneh membayangkan Julian melakukan pekerjaan rumahan."

Ngomong-ngomong tentang Julian, sebenarnya Rosaline ingin menanyakan beberapa hal kepada Daniel, mengingat dia adalah kenalan Julian dan sepertinya mereka cukup dekat dan mengenal satu sama lain. Namun niat itu ia urungkan. Mana mungkin dia langsung to the point sedangkan mereka saja baru beberapa jam bertemu.

Saat mereka berdua tenggelam dengan aktivitasnya masing-masing, telinga mereka menangkap suara langkah kaki berjalan menuruni anak tangga dengan cepat. Seperti tengah berlari. Selang beberapa detik kemudian muncul lah Reagan dengan ponsel di tangannya.

"Aku dapat email dari universitas Westminster, mereka bilang kelas akan di mulai minggu ini. Jadi mereka meminta kita untuk secepatnya melakukan daftar ulang ke sana."

"Bagaimana kalau besok? Sekalian menghapal rute bis," Tawar Rosaline dan Reagan mengangguk.

Ia mengalihkan atensinya ke arah Daniel, memperhatikan air wajah pria itu yang terlihat sangat tertekan. "Apa yang kau pikirkan, Daniel?" Tanya Reagan.

"Oh— setelah makan siang tadi, Julian menelpon ku. Dia bilang kalian akan menggunakan nama keluarga ku selama di sini."

Tangan Rosaline terhenti saat dia membilas piring dengan air bersih. Dia perlahan menolehkan kepalanya ke arah Reagan yang ternyata sudah menatapnya duluan.

Dari tatapan kembarannya itu seolah mengatakan, 'lihat? Dia bahkan menyuruh kita menggunakan nama keluarga Daniel. Apa yang sebenarnya dia sembunyikan?'

"Kenapa?" Tanya Rosaline langsung.

"Dia takut kalian dicap buruk oleh mahasiswa di sana sebagai anak pencuri. Karena itu dia memutuskan kalian menggunakan nama keluarga ku, setidaknya sampai kalian lulus. Tenang saja, aku punya teman yang bisa mengatasi hal ini."

Daniel memandang wajah si kembar dengan seksama. Dia menghela napasnya dan kemudian melanjutkan, "jangan terlalu berpikir negatif. Percayalah, Julian melakukan ini demi melindungi kalian. Wajahnya memang sangar tapi sebenarnya dia orang yang peduli."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!