Suara benturan sendok dan piring terdengar kuat. Itu adalah ulahnya Ibrahim. Ia bangkit dari duduknya cepat. Seminggu terakhir ini rasa sabarnya habis sudah karena ulah sang istri.
"Hafidz, salim mama!" ujar Ibrahim, sambil mengambil kunci motor di gantungan yang ada di ruang makan itu. Ia abaikan sang istri yang merajuk, Karena ia tak buatkan teh manis untuk sang istri.
Dengan muka masam, Sarifah tatap kepergian sang suami dengan putranya. Ya, Ibrahim akan mengantarkan Hafidz ke sekolah dengan naik motor.
"Ledy... Sudah siap makan nya sayang?" tanya Sarifa, kepada sang putri dengan muka sedihnya.
"Sudah mak." Sahut Ledy, menyusun piring kotor mereka setelah selesai makan, dan meletakkannya di dalam wastafel. Ibrahim telah mengajari anak-anaknya menempatkan piring kotor pada tempatnya setelah selesai makan.
"Ayo kita berangkat Nak!" ujar Sarifah lemah.
Sarifah mengunci pintu, setelah itu ia menggandeng putrinya, mereka pun menyeret kakinya menuju sekolah. Tempat Sarifah dan Ibrahim cari rezeki.
"Kita nggak tunggu ayah pulang antarkan Abang Mak?" tanya Ledy dengan herannya menatap sang ibu. Untuk lebih cepat sampai ke sekolahan, mereka mencari jalan pintas, dengan melewati kebun sawit warga. Ya, sekolah tempat mereka kerja terletak di perkebunan warga. Sekolah itu dulu dibangun dengan tanah yang di wakafkan.
"Gak sayang!" Sahut Sarifah lemah.
Biasanya, setelah Ibrahim mengantar anaknya Hafidz ke sekolah. Sarifah dan Anaknya Ledy menunggu Ibrahim di depan rumah. Kemudian mereka sama-sama akan berangkat ke sekolah. Rumah barunya Ibrahim sangat dekat ke sekolah hanya berjarak 100 meter. Jalan kaki sebenarnya dekat, makanya kali ini Syarifah mengajak anaknya jalan kaki saja. Ia males dibonceng sang suami, karena dia masih kesal pada suaminya itu.
Sesampainya di sekolah. Ibrahim sudah telat. Teman piketnya sudah menyiapkan semua peralatan untuk senam. Seperti speaker yang akan dihubungkan ke bloetoot untuk musik saat mereka senam.
"Maya...!" sapa Ibrahim lembut.
Bu guru yang disapa Ibrahim, tak melirik. Ia fokus ke hapenya. Ia sedang memilih lagu baru yang energik untuk menemani senam bugar hari ini.
Maya, tepatnya nama lengkapnya Ira Maya. Tapi, Ia lebih suka di panggil Maya. Maya adalah guru PNS, penempatan baru. Ia baru 4 bulan di tempatkan di sekolah itu. Maya, masih gadis. Tapi, sudah berumur. Ia sudah berumur 33 tahun.
"Maaf ya May, aku telat lagi." Ujar Ibrahim dengan muka merasa bersalahnya. Minggu lalu dia juga telat. Dan kali ini, saat mereka piket ia juga telat.
Maya tersenyum tipis. "Oh, iya pak. Gak apa-apa, aku ngerti koq." Sahut Maya ramah. "Oh ya, gimana kalau kali ini, kita ganti musik senamnya pak, pakai lagu ini!" Maya memperlihatkan daftar lagu di hapenya kepada Ibrahim. Ibrahim yang ingin melihat lebih jelas, mendekatkan kepalanya.
Bruuggkk..
"Ayah..!"
Braabb...
Ledy tak sengaja mengejutkan ayahnya dari belakang. Hingga tubuh Ibrahim terdorong ke Maya. Sehingga mereka hampir jatuh ke lantai. Syukur di belakang Maya ada meja. Jadilah Maya bersandar dengan tubuh melengkung ke atas meja, dan di atas tubuhnya mendarat indah tubuh atletisnya Ibrahim. Adegan romantis pun seperti terjadi, jika dilihat dari kejauhan. Apalagi Ibrahim dan Maya yang sama-sama terkejut akan hal yang menimpa mereka, malah beradu pandang.
Angin sepoi di pagi hari berembus syahdu. Yang membuat parfumnya Maya melesat masuk dari indera penciuman dan bersemayam di otaknya Ibrahim. Hal itu cukup membuatnya terhanyut.
"Pak..!" Maya mendorong dadanya Ibrahim, agar menjauh dari atas tubuhnya. Walau tubuh mereka gak menempel, karena kini Ibrahim menopang tubuhnya dengan tangannya di atas meja, tapi kejadian ini tak pantas. Apalagi di depan mereka para siswa dan guru-guru sudah berbaris, siap untuk senam pagi.
"Ooouuww... Maaf Ya Maya." Wajah tampannya Ibrahim memerah, karena malu. Ia pun menoleh ke arah sang putri Ledy. "Sayang... Ngagetin saja ddh!" protesya pada putri centilnya itu.
Ledy tak mengacuhkan ucapan sang ayah. Ia ambil barisan di sebelah Maya. Anak centil itu, akan ikut senam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Puja Kesuma
kyknya bakal ada cinta lain di hati ibrahim nih tuk maya..... 😁😁gpp lah drpd punya istri menghargai suami
2023-03-03
1