Beberapa bulan setelah ajakan dari Ling untuk tinggal bersama dengan keluarga Fu, Arya akhirnya bisa menjalankan bisnis miliknya sendiri dan karena itu misi di sistem terpenuhi memberikan, Arya reward yaitu bisa melihat identitas dan skill yang dimiliki orang lain tentu saja ini membuat Arya senang karena dia bisa menjalin hubungan dengan banyak orang yang mungkin akan menjadi partner bisnisnya nanti.
"Selamat, atas pembukaannya," ucap kedua bersaudara dengan kompak di meja makan
"Terima kasih, tuan Chen dan Ling," ucap Arya dengan senyuman lembut
"Arya, kamu mau sampai kapan memanggilku dengan kata tuan? kamu boleh memanggilku dengan sebutan kakak," ucap Chen dengan seringainya
"Tidak sopan bagi orang seperti aku memanggil seperti itu dan juga kalian banyak membantuku sampai saat ini," ucap Arya dengan gelengan pelan dan perasaan bersalah, karena banyak membebankan orang lain mengingat di kehidupan sebelumnya semua yang dia lakukan dan setiap ucapannya di anggap oleh orang-orang sebagai sebuah orang yang bodoh atau tidak berguna bahkan sampai membuat orang-orang menganggapnya pembawa sial karena selalu ada ada saja orang yang mengalami celaka itulah yang membuat Arya menanamkan di dalam pikirannya bahwa dirinya adalah pembawa bencana.
Tapi orang-orang didepannya di dunia ini memperlakukan Arya sangat baik bahkan sampai diberikan tempat tinggal dan dibantu dalam melakukan bisnis.
"Tidak apa-apa, tanpa kamu yang menolong kakakku pada saat dia berada di dalam bahaya mungkin sekarang kakakku sudah berada di peti mati,"
"Dan akan merepotkan atau sulit bagiku untuk menjadi kepala keluarga dan mengurus perdagangan di saat bersamaan,'
"Oleh karena itu kami menganggap bahwa dirimu adalah orang yang baik," ucap Ling dengan tatapan percaya ke arah Arya membuat Arya merasa tercekik dan tidak bernafas tidak pernah dia mengalami hal seperti ini sebelumnya apalagi sikap orang-orang seperti itu kepada dirinya.
Air mata mulai mengalir dari wajahnya walaupun dia berusaha kuat dengan situasi yang sedang di hadapinya tapi air mata itu terus mengalir tanpa henti membuat kedua saudara itu kebingungan dan berpikir apakah ada yang salah di dalam ucapan mereka.
"Hiks..."
"Terima kasih," ucap Arya membuat keduanya tersenyum tipis merasakan kalau ketulusan mereka berdua tersampaikan kepada Arya, setelah semua air mata Arya mengering akhirnya mereka kembali berbicara bertiga.
"Bagaimana kalau aku menolong keluargamu dengan niat jahat? Bukankah seharusnya kamu waspada?" ucap Arya yang penasaran karena dia mengingat betapa banyak orang yang bermuka dua hanya karena menginginkan atau memanfaatkan kelemahan orang di kehidupannya sebelumnya
Akan tetapi sebuah tawa terdengar dari keduanya menganggap seolah-olah pertanyaan yang di lontarkan oleh Arya adalah hal yang lucu dan tentu ini membuat Arya kebingungan dengan perilaku kedua laki-laki yang menertawakannya.
"Apakah ada yang lucu?" gumam Arya yang tiba-tiba memunculkan layar tipis sistem, membuat dia terkejut karena kedatangan layar tipis ini tidak pernah bisa di prediksi olehnya
Di layar tipis itu menunjukkan sihir dan bakat yang dimiliki kedua saudara itu membuat Arya yang tadinya kebingungan menjadi mengerti alasan kepercayaan kedua saudara itu kepadanya. Tapi karena layar tipis ini tidak bisa dilihat oleh kedua anak laki-laki di depannya, maka salah satu dari mereka setelah selesai tertawa.
"Arya, kami pikir kamu ingin membuat lelucon untuk kami berdua,"
"Tapi aku baru ingat kalau kamu belum mengetahui bakat yang diturunkan oleh keluarga kami secara berturut-turut,"
"Bakat kami adalah penilai atau pembaca isi hati, tapi itu hanya akan aktif jika kami ingin melihatnya saja,"
"Oleh karena itu pada saat pertama kali kita bertemu sampai dengan hari ini, kamu berdua sudah cukup yakin dengan keputusan yang kami buat,"
"Dan ceritakan apa pun kalau kamu merasa ada yang mengganjal kami berdua akan membantu sebaik mungkin," ucap Chen dengan senyuman ramah ke arah Arya yang hanya mengangguk mengerti, walaupun telah diberi tau oleh sistem terlebih dulu.
Keesokan harinya Arya datang ke toko artefak sihir miliknya dengan kedua saudara Fu, sebuah toko bertingkat dengan interior yang mewah dan barang-barang yang asing terlihat di depan Arya. Arya tidak menyangka kalau interior yang diinginkan olehnya bisa dibuat dengan menggunakan sihir hanya dengan pemikiran saja dan semuanya persis yang dia inginkan sedangkan untuk barang-barang yang asing di matanya itu semua di pesan oleh Chen untuk membuat artefak sihir.
Hari ini Arya diminta untuk memilih karyawan yang akan bekerja kepadanya, Arya yakin kalau sebenarnya Chen bisa memilihkan karyawan yang baik untuknya tapi sepertinya dia ingin menguji seberapa tajam dan hebatnya kemampuan orang yang tidak memiliki bakat dari lahir dalam menilai kemampuan orang lain.
'Aku rasa memang tidak boleh berharap kepada perhatian orang yang baik, bagaimana pun keluarga Fu adalah keluarga pedagang mereka tentu tidak ingin orang yang dibantunya adalah orang yang abal-abal dalam menjalankan bisnis,'
'Oleh karena itu dia sedang mengujiku dengan puluhan orang yang mengantri di depan pintu untuk mendapatkan pekerjaan ini,'
'Aku telah hidup bertahun-tahun di dunia pekerjaan jadi aku tentunya bisa melihat sifat dan karakter orang,' ucap Arya di dalam hatinya dengan yakin dan tentu saja dalam mewawancarai puluhan orang Arya tidak akan sendirian, dia di temani oleh kedua bersaudara itu. Supaya bisa membantu jika ada masalah yang terjadi saat sedang dalam wawancara, tapi baru calon karyawan pertama yang masuk sudah terlihat jelas dia orang yang sangat angkuh dan merendahkan, semuanya terlihat begitu jelas dari ekspresi yang di tunjukkan oleh calon karyawan itu saat memasuki ruangan.
"Jadi, apa yang membuat dirimu tertarik untuk bekerja di sini? Dan bagaimana cara orang seperti dirimu melayani para pelanggan?" tanya Arya dengan tatapan dingin dan tajam tentu membuat kedua saudara itu terkejut, karena baru kali ini dia mendengar pertanyaan semacam itu ditanyakan.
Karena di dunia ini sama sekali tidak ada yang namanya wawancara seperti yang dilakukan oleh Arya dan juga biasanya para pedagang mengambil orang-orang berbakat atau terlatih dengan mengambil di tempat perbudakan atau panti asuhan yang diperkhususkan untuk melatih orang-orang seperti itu.
Arya mengetahuinya langsung dari keluarga Fu karena menurut mereka hal semacam ini adalah hal yang biasa tapi karena Arya sedang di uji maka dia diberikan kesempatan untuk memilih cara apa yang dia inginkan untuk merekrut karyawan baru.
Namun, terlihat bagaimana sulitnya dia akan melakukan wawancara dengan orang yang telah memasang muka yang merendahkan dirinya sejak awal masuk ke dalam ruangan tersebut. Akan tetapi karena tidak ingin menilai dari sampul maka dia akan melakukan wawancara dengan adil.
"Pertanyaan macam apa itu? Bukankah sudah jelas kalau aku memiliki kualitas dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan yang tertulis di lembaran pendaftaran itu,"
Kaya Dengan Sistem Reputasi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments